Indonesia dan Beban Berat Impor Energi: US$ 40 Miliar Setiap Tahun
Surau.co – Indonesia saat ini menghadapi beban besar yang meski tak selalu terlihat, sangat menggerogoti keuangan negara. Setiap tahunnya, pemerintah harus mengeluarkan hampir US$ 40 miliar atau sekitar Rp 656 triliun untuk membeli energi dari luar negeri.
Jumlah ini tidak hanya mengejutkan, tetapi juga menghambat pembangunan sektor penting seperti pendidikan, kesehatan, infrastruktur, serta pengentasan kemiskinan. Dana sebesar itu seharusnya dapat dimanfaatkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dari dalam, bukan justru mengalir ke luar negeri.
Menanggapi kondisi tersebut, Presiden Prabowo Subianto baru-baru ini menyampaikan pandangannya dan menyerukan perlunya strategi baru dalam pengelolaan energi nasional. Menurutnya, Indonesia tidak boleh terus bergantung pada impor energi karena akan melemahkan ketahanan ekonomi dan mengganggu stabilitas nasional.
Prabowo Serukan Pengelolaan Energi yang Mandiri dan Berkelanjutan
Presiden Prabowo menegaskan bahwa ketergantungan pada energi impor telah menjadi hambatan serius bagi kemajuan bangsa. Ia menyampaikan bahwa dana US$ 40 miliar yang keluar tiap tahun seharusnya bisa digunakan untuk membangun sektor-sektor yang lebih mendesak, seperti peningkatan kualitas pendidikan, fasilitas kesehatan, dan penciptaan lapangan kerja.
Lebih jauh, Prabowo mengingatkan bahwa ketergantungan ini menjadikan Indonesia sangat rentan terhadap fluktuasi harga energi dunia dan risiko pasokan global. Situasi ini membuat pemerintah harus selalu bersiap menghadapi lonjakan harga yang bisa memukul ekonomi rakyat kecil.
Oleh karena itu, ia mendorong semua pemangku kepentingan baik pemerintah, BUMN, swasta, hingga akademisi untuk mulai serius mengembangkan potensi energi dalam negeri. Menurutnya, hanya dengan cara inilah Indonesia bisa keluar dari jeratan ketergantungan dan membangun kedaulatan energi.
Energi Terbarukan: Potensi Besar yang Masih Terpendam
Faktanya, Indonesia memiliki potensi energi terbarukan yang luar biasa besar, namun belum tergarap maksimal. Mulai dari panas bumi, tenaga air, biomassa, angin, hingga energi gelombang laut—semua tersedia melimpah di tanah air.
Presiden Prabowo menyebutkan bahwa teknologi energi kini semakin canggih dan efisien, sehingga potensi besar ini sangat mungkin dimanfaatkan. Ia juga mengungkapkan bahwa hasil diskusi dengan para pakar dari universitas ternama dunia menunjukkan bahwa laut Indonesia menyimpan energi yang luar biasa besar, khususnya dari gelombang dan arus laut.
Dengan mengembangkan energi terbarukan secara serius, Indonesia tidak hanya bisa memenuhi kebutuhan domestik, tetapi juga mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil yang mahal dan mencemari lingkungan.
Target Swasembada Energi pada 2028–2029: Harapan yang Nyata
Optimisme pemerintah terhadap kemandirian energi bukan tanpa dasar. Penemuan cadangan gas raksasa oleh Mubadala Energy dari Uni Emirat Arab di wilayah Andaman menjadi titik terang. Cadangan gas tersebut diperkirakan mencapai 10 triliun kaki kubik (TCF), menjadikannya yang terbesar di Asia Tenggara.
Penemuan ini membuka jalan bagi Indonesia untuk memenuhi kebutuhan energi dalam negeri secara mandiri. Bahkan, bukan tidak mungkin dalam waktu dekat Indonesia juga bisa menjadi negara pengekspor energi.
Prabowo dengan tegas menyatakan, “Dengan teknologi dan cadangan energi yang kita miliki, Indonesia bisa mencapai swasembada energi pada 2028 atau 2029, dan bahkan jadi penyuplai energi dunia.”
Manfaat Swasembada Energi bagi Rakyat dan Masa Depan Ekonomi
Jika Indonesia berhasil mandiri dalam sektor energi, maka manfaatnya akan dirasakan langsung oleh masyarakat. Pemerintah bisa mengalihkan anggaran impor energi ke sektor-sektor yang lebih produktif, seperti pembangunan sekolah, rumah sakit, infrastruktur desa, dan program pengentasan kemiskinan.
Tak hanya itu, pengembangan energi terbarukan juga akan menciptakan peluang kerja baru di bidang teknologi, riset, manufaktur, dan operasional. Hal ini sekaligus mendorong lahirnya inovasi lokal dan memperkuat industri energi nasional.
Dengan sumber daya alam yang melimpah, dukungan teknologi modern, serta komitmen politik yang kuat, Indonesia memiliki semua syarat untuk menjadi negara energi yang mandiri, tangguh, dan berdaulat.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
