Nasional
Beranda » Berita » Saham Antam Merosot Tajam, Investor Beralih ke Investasi Ini

Saham Antam Merosot Tajam, Investor Beralih ke Investasi Ini

saham-antam-turun-drastis
saham-antam-turun-drastis

Surau.co – Perdagangan saham pada Rabu pagi (14 Mei 2025) dibuka dengan kejutan tak menyenangkan bagi para pemegang saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM). Saham perusahaan tambang pelat merah ini mengalami tekanan hebat sejak awal sesi pertama.

Hingga pukul 09.26 WIB, harga saham Antam terperosok hingga 6,34 persen dan berada di posisi Rp 2.510 per lembar. Volume transaksi pun cukup tinggi, dengan lebih dari 147 juta saham berpindah tangan dalam 18 ribu transaksi. Total nilai perdagangan saham Antam pagi itu mencapai sekitar Rp 374 miliar.

Data dari aplikasi Stockbit Sekuritas menunjukkan adanya tekanan jual yang signifikan terhadap saham ini. Tercatat, investor melakukan aksi jual bersih atau net sell sebesar Rp 69 miliar. Kondisi ini menandakan bahwa pelaku pasar cukup agresif melepas saham Antam, kemungkinan besar karena sentimen negatif dari pergerakan harga emas global.

Emas Melemah, Saham Antam Kena Imbas

Harga emas dunia yang biasanya menjadi indikator utama bagi saham-saham tambang logam mulia tampaknya sedang tidak bersahabat. Saat artikel ini ditulis, harga emas dunia tercatat turun 0,57 persen ke level US$ 3.234 per troy ounce. Pelemahan ini secara langsung berdampak pada emiten seperti Antam, yang bisnis utamanya sangat tergantung pada performa harga emas.

Kondisi ini membuat investor berpikir dua kali untuk menahan saham tambang dalam portofolionya. Ketika harga emas menunjukkan tren menurun, prospek keuntungan dari perusahaan tambang emas juga ikut suram. Tak heran jika banyak investor lebih memilih keluar lebih awal sebelum kerugian makin dalam.

Kemenag Rancang Pedoman Perpustakaan Masjid, Wujudkan Literasi Inklusif untuk Umat

Ketegangan Global Mereda, Uang Mengalir ke Saham Perbankan

Namun tidak semua saham bernasib serupa. Di tengah tekanan yang dialami sektor tambang, justru saham-saham perbankan besar mencatatkan kenaikan yang signifikan. Hal ini tidak lepas dari kabar positif terkait hubungan dagang antara Amerika Serikat dan China yang mulai menunjukkan tanda-tanda membaik.

Pertemuan penting antara dua negara ekonomi terbesar dunia tersebut digelar menjelang berakhirnya masa tenggang tarif selama 90 hari. Pertemuan ini membawa angin segar ke pasar finansial, karena memberikan harapan bahwa tensi dagang yang selama ini menjadi momok ketidakpastian bisa segera mereda.

Nafan Aji Gusta, Senior Investment Information dari Mirae Asset Sekuritas, menyampaikan bahwa berkurangnya kekhawatiran global telah membuat investor mulai mengalihkan dana mereka dari aset aman seperti emas ke instrumen yang lebih berisiko namun potensial, seperti saham. Perubahan arah investasi ini dikenal sebagai rotasi aset, dan saat ini tampaknya sedang berlangsung di pasar Indonesia.

Saham Bank-Bank Besar Menguat Tajam

Rotasi dana dari emas ke saham terlihat jelas dari lonjakan harga saham bank-bank besar. Beberapa nama besar mencatatkan kenaikan cukup mencolok. Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) misalnya, naik 4,69 persen. Lalu Bank Central Asia (BBCA) melonjak 2,22 persen, Bank Mandiri (BMRI) menguat 3,98 persen, dan Bank Negara Indonesia (BBNI) turut naik 2,68 persen.

Khusus BBRI, minat beli investor terlihat sangat tinggi. Nilai transaksi saham BBRI di pagi hari itu sudah mencapai Rp 768 miliar — angka yang jauh melampaui transaksi saham Antam. Hal ini mencerminkan betapa kuatnya kepercayaan pasar terhadap sektor perbankan saat ini, terlebih di tengah sentimen positif global.

Kemendagri Larang Ormas Pakai Seragam Mirip TNI/Polri, Pemuda Pancasila: Kami Semi Militer!

Apa yang Harus Dilakukan Investor?

Dengan kondisi yang bergejolak seperti sekarang, investor perlu bersikap cermat dalam mengambil keputusan. Penurunan harga saham tambang seperti Antam memang menyakitkan, namun bukan berarti peluang investasi tertutup. Sebaliknya, saat harga sedang rendah, ada potensi rebound jika situasi membaik.

Namun, bagi investor jangka pendek atau yang menghindari risiko tinggi, sektor perbankan tampaknya menjadi pilihan yang lebih menjanjikan dalam waktu dekat. Fundamental kuat, kinerja yang konsisten, dan sentimen global yang mendukung menjadikan saham-saham bank sebagai magnet baru bagi para pelaku pasar.


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement