CM Corner
Beranda » Berita » Meneladani Kasih Isa

Meneladani Kasih Isa

Meneladani Kasih Isa

Oleh: Masykurudin Hafidz, Peneliti Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M), Jakarta

SURAU.CO Peringatan hari kenaikan Isa al-Masih selalu membawa pesan mulia. Di saat masyarakat putus asa berada dalam ancaman, Isa tampil sebagai penyelamat. Ia menjadi wujud campur tangan Tuhan untuk mewujudkan keadilan dan kedamaian. Semangatnya adalah inti dari upaya meneladani kasih Isa.

Isa adalah tokoh yang menciptakan gerakan kemanusiaan yang luar biasa pengaruhnya. Sepertiga anak manusia kini menyatakan diri sebagai penganutnya. Umatnya membangun ribuan gereja, sekian mazhab bermunculan, dan jutaan lembaga pendidikan serta sosial mereka dirikan. Semua itu semata-mata berdasarkan dorongan kuat untuk menerapkan ajaran-ajarannya. Sebagai pribadi pengembara (al-masih), Isa menghabiskan waktunya untuk berkeliling demi memberikan khotbah kepada siapa pun yang ia jumpai. Perjalanannya yang penuh kecintaan ini berujung pada sikap saling menyayangi, bahkan kepada musuhnya sekalipun.

Perkataan dan perilaku Isa memiliki daya pikat yang sangat besar. Ia mampu mengubah jalan pikiran manusia dari masa ke masa. Ia juga menggugah kesadaran batin manusia yang paling dalam. Ia mengajarkan, “Cintailah sesama manusia seperti kamu mencintai diri sendiri.” Ia juga berpesan, “Lakukanlah terhadap orang lain apa yang kamu ingin orang lain lakukan padamu.” Ketegasannya dalam menghargai sesama serta sikap egaliternya tercermin dalam kalimat bijak; berikanlah pipi kirimu ketika orang menampar pipi kananmu.

Isa selalu memberikan perhatian besar kepada kaum miskin, tertindas, sakit, cacat, bahkan pelacur. Kebersamaannya dengan kalangan kecil dan terbuang ini adalah sikap pembelaan dari kebijakan penguasa saat itu. Ia mengajarkan bahwa kejahatan tidak boleh kita lawan dengan kejahatan serupa, karena dengan demikian tetaplah kejahatan yang menang. Kekerasan hanya akan melahirkan dendam, duka, dan luka. Jalan mengakhiri kekerasan merupakan pilihan Isa untuk menciptakan hubungan manusia yang saling menghargai.

Resiko Bagi Kemanusiaan Global

Empat Pesan Kasih Isa untuk Kehidupan Modern

Dalam era modern ini, kerenggangan antar umat manusia semakin menganga. Seperti saat menjelang kedatangan Isa, persoalan sosial seperti kriminalitas, konflik politik, dan kekerasan agama makin merebak. Semangat kasih Isa memberikan peringatan kepada kita semua bahwa hidup adalah relasi. Oleh karena itu, kita harus memberikan arti bagi sesama. Meneladani kasih Isa berarti mengimplementasikan keselamatan bagi manusia seluruhnya. Di antara pesan-pesan cinta-kasihnya, ada empat teladan utama bagi kita.

Pertama, menjadi sahabat bagi sesama.
Isa mengajarkan kepada kita bahwa hadir ke dunia berarti siap menjadi sahabat. Konsekuensinya adalah kita harus menghargai kemajemukan, menolong sesama yang membutuhkan, serta mendukung setiap gagasan yang mewujudkan kerukunan dan kedamaian.

Kedua, hidup sederhana dan penuh syukur.
Isa menganjurkan kita untuk bersikap sederhana dan selalu mengucap syukur atas apa yang kita terima. Mengucap syukur adalah cara hidup yang mengimani bahwa di dalam segala peristiwa, Tuhan selalu menyertai kita. Sikap ini membuat kita tidak pernah kecewa saat kesulitan dan tidak pernah lupa diri saat kesenangan.

Ketiga, bersabar dan memiliki pengharapan.
Isa menganjurkan kita untuk bersikap sabar, merenungkan perbuatan, dan mempunyai pengharapan yang besar. Hidup dalam pengharapan adalah sikap yang terus-menerus memandang ke depan, memperjuangkan keadilan, dan memberantas segala macam penyakit serta kebodohan.

Keempat, memandang dunia bukan tujuan akhir.
Isa mengajarkan kepada kita bahwa dunia seisinya bukanlah satu-satunya tujuan. Seringkali, kita memahami bahwa tolok ukur kebahagiaan adalah keberhasilan duniawi. Bukankah ini menunjukkan bahwa hidup kita telah terpikat pada hal-hal yang fana? Dengan perjuangannya, Isa menjadi contoh bagi kita bahwa ada yang lebih tinggi dan mulia dari sekadar dunia seisinya.

Menyikap Sikapi Perbedaan Tafsir Al-Qur’an Menurut Prof. Dr. Quraish Shihab

Pada akhirnya, Isa adalah teladan bagi kita semua. Pengabdian totalnya kepada kemanusiaan dengan menebarkan cinta-kasih sungguh menjadi panutan. Perubahan sosial yang ia lakukan menjadi amat bermakna dalam menciptakan kehidupan yang harmonis, toleran, dan damai.


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement