Pendidikan
Beranda » Berita » Nasehat Delegasi Al Azhar Dalam Peringatan Hari Guru Nasional

Nasehat Delegasi Al Azhar Dalam Peringatan Hari Guru Nasional

Nasehat Delegasi Al Azhar Mesir Dalam Peringatan Hari Guru Nasional
Nasehat Delegasi Al Azhar Mesir Dalam Peringatan Hari Guru Nasional

 

SURAU.CO – Kami bertugas sebagai mutarjim (penerjemah) Muhadharah ‘Aammah (kuliah umum) Mab’uts Al Azhar Mesir, Syeikh Ubaid Mabruk Ramadhan,Lc., Dipl., di depan dewan guru dan para murid MI Darunnajah 2 Cipining Bogor.

Peranan Utama Guru Hampir Mendekati Tugas Kenabian

Tepatnya pukul 09.00 -10.30 wib, Selasa, 25 November 2025 bertepatan dengan Hari Guru Nasional. Jadi, kami kenakan kostum batik Persatuan Guru Madrasah (PGM). Maklum, kami sangat jarang memakai batik kecuali ketika kondangan saja.

Akhirnya, syeikh juga banyak sampaikan tentang posisi guru nan mulia serta tupoksi dan peranan utama mereka yg hampir mendekati tugas kenabian.

Alhamdulillah antusiasme terasa sekali. Ada dua murid yg berani bertanya: berbahasa Indonesia dan berbahasa Arab. Setelahnya, anak-anak bersalaman dan cium tangan syeikh secara bergantian cukup lama. Kami sempat khawatir jika beliau akan kurang berkenan dan kecapekan, ternyata tetapa tersenyum bahagia. Dilanjutkan dengan sesi foto bersama.

Membangun Etos Kerja Muslim yang Unggul Berdasarkan Kitab Riyadus Shalihin

Berikut beberapa pointer penyampaian Syeikh Ubaid Mabruk Ramadhan:

  1. Beliau sangat senang tinggal di Indonesia karena warganya yang ramah dan baik hati. Jika Mesir adalah negeri pertamanya maka Indonesia merupakan negeri kedua baginya.

Tiada Kebahagiaan Selain Mengajar

  1. Fase pendidikan anak-anak merupakan fase yang sangat penting karena akan membekas dan mempengaruhi fase-fase kehidupan berikutnya. Guru-guru MI hendaknya memposisikan sebagai pengganti orang tua anak-anak selama mereka di sekolah. Syeikh sudah lebih dari 30 tahun mengajar dan akan tetap terus mengajar sampai ajal menjemputnya karena ia mengajar dengan Cinta. Anggaplah anak-anak murid sebagai anak-anak guru sendiri yang harus dididik dengan sepenuh hati.

  2. Anak-anak ibaratnya kertas putih kosong dan polos maka tulisan guru akan dikenang selamanya. Hendaknya guru bersabar dalam menjalankan profesi mulianya yg merupakan profesi kenabian, meski memang sangat melelahkan.

  3. Para guru akan diganjar oleh Allah SWT di dunia sebelum dibalas kebaikannya dengan kebahagiaan di akherat, yakni anak-anak guru akan dimudahkan oleh Allah SWT dalam berprestasi, meningkatnya kecerdasan serta bertambahnya keberkahan.

  4. Guru harus fokus dalam mengajar karena apa yang diajarkannya akan menjadi pondasi penting bagi kehidupan anak-anak di masa depan. Umur Syeikh 54 tahun dan masih semangat serta bahagia dalam mengajar. Ia merasa betah ketika mengajar di lembaga pendidikan. Tiada kebahagiaan selain mengajar.

    Frugal Living Ala Nabi: Menemukan Kebahagiaan Lewat Pintu Qanaah

Guru Sebagai Islam Mutarrik

  1. Guru adalah suri tauladan utuh bagi anak-anak muridnya karena apa yang mereka lihat dan dengar dari guru mereka akan diikuti dan dipraktikkan. Oleh karenanya diri guru harus mencerminkan ajaran Islam. Syeikh mengistilahkan guru sebagai Islam Mutaharrik, Islam yang bergerak.

  2. Malaikat di langit hingga ikan-ikan di lautan akan mendoakan kebaikan bagi guru. Doa berupa Rahmat (kasih sayang) dan Maghfirah (ampunan) dari Allah SWT kepada para guru mulia.

  3. Semua yang ada di dunia ini terkutuk dan terlaknat kecuali tiga hal: Mengingat Allah SWT (Dzikrullah), saling mencintai karena Allah SWT (Al Muwallah) dan gerakan amar makruf nahi munkar. Guru senantiasa dalam kondisi menjalankan tiga kebaikan tersebut.

  4. Guru akan memperoleh ‘bisnis yang tidak akan pernah merugi’ berupa ridha Allah SWT sehingga akan selamat di dunia hingga Qiyamat (Akherat).

  5. Bagi para murid hendaknya membiasakan bangun pagi untuk Sholat Shubuh berjama’ah karena full dengan berkah. Pagi waktu yang cocok untuk belajar. Hafalkan Al Qur’an dan pelajari Bahasa Arab untuk bekal belajar dengan beasiswa ke Luar Negeri Timur Tengah dan Lainnya. (Oleh: Muhlisin Ibnu Muhtarom)

    Menyelaraskan Minimalisme dan Konsep Zuhud: Relevansi Kitab Riyadhus Shalihin di Era Modern


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement