Kitab Al Imrithi

SURAU.CO. Kitab al-Imrithi berfokus pada ilmu nahwu.  Kitab ini menyajikan ilmu tata bahasa Arab dalam bentuk syair (nadhom).  Syekh Syarafuddin Yahya al-Imrithi adalah penyusun kitab ini. Selanjutnya, Kitab ini merupakan ringkasan dan pengembangan dari kitab Jurumiyah yang bertujuan memudahkan santri menghafal dan memahami tata bahasa Arab.  Mereka menulis kitab ini dalam bentuk nazam (syair). Penulis membuat bentuk nazam (syair) untuk memudahkan penghafalan. Kitab ini menjadi jembatan antara Kitab Jurumiyah yang lebih sederhana dan Kitab Alfiyah Ibnu Malik yang lebih kompleks. Pembaca menggunakan kitab ini sebagai penghubung antara Kitab Jurumiyah dan Kitab Alfiyah Ibnu Malik.

Isi utama menjelaskan pengertian kalam dan pembagian i’rab beserta tandanya, yaitu rafa’, nashab, jar, dan jazam. Menjelaskan tiga jenis fi’il (madhi, mudhari’, dan amar) serta tanda-tanda yang menjadi penentunya. Menguraikan isim-isim yang berkedudukan rafa’ (marfu’atul asma), nashab (manshubatul asma), dan jar (makhfudhzatul asma). Banyak santri menggunakan kitab ini untuk mendalami tata bahasa Arab. Oleh karena itu, mereka menganggap kitab ini populer karena bentuknya yang ringkas dan mudah dihafalkan. Syekh Al-Imrithi berharap ilmu yang terkandung di dalamnya bermanfaat dan menjadi berkah bagi pembacanya.

Pengarang: Syekh Syarafuddin Yahya bin Nuruddin bin Musa bin Ramadhan bin Umairah al-Imrithi. Secara fundamental, kitab ini bertujuan untuk mempermudah pembelajaran ilmu nahwu, sebab pendekatan yang digunakan lebih ringkas dan mudah dihafal. Kami menggunakan bentuk nadhom (sajak) untuk mencapai tujuan tersebut. Isi: Kitab ini mencakup materi-materi dasar ilmu nahwu yang ada dalam Jurumiyah, seperti tentang kalam, i’rab (rafa’, nashab, jar, jazm), dan tanda-tanda i’rab. Popularitas: Sangat populer di kalangan pesantren sebagai kitab lanjutan setelah mempelajari Jurumiyah.

Filosofi

Filosofi Kitab Al-Imrithi memudahkan pemahaman ilmu nahwu bagi pemula. Kitab ini menggunakan metode nazam (syair) yang sistematis. Metode nazam membuat ilmu nahwu yang kompleks menjadi lebih mudah dihafal. Pengarang menekankan pentingnya semangat belajar yang tinggi. Kitab tersebut mengajarkan pembacanya untuk menunjukkan kesungguhan dalam mencari ilmu. Filosofi ini memasukkan unsur doa agar ilmu yang dipelajari menjadi bermanfaat. Doa berfungsi agar ilmu yang didapat membawa berkah. Selain itu, para perancang kitab merancang materi agar mudah dipahami oleh pembaca. Para perancang kitab menyusun materi tersebut agar pembaca mudah memahaminya. Mereka memasukkan unsur doa agar ilmu yang diperoleh memberikan manfaat dan berkah.

Kitab Al-Imrithi memberikan motivasi yang kuat bagi para pembacanya. Oleh karena itu, kami mendorong pembaca untuk terus belajar tanpa mengenal lelah atau putus asa.

Inti filosofi Kitab Al-Imrithi

• Memudahkan pembelajaran: Untuk mempermudah hafalan, metode yang digunakan adalah dengan mengubah materi ilmu nahwu yang sulit menjadi bentuk syair (nazham); dengan demikian, materi pelajaran akan lebih mudah diingat.
• Motivasi dan semangat belajar: Mendorong pembaca untuk memiliki semangat dan kebulatan tekad dalam belajar, bahkan di tengah berbagai kendala seperti biaya atau kesulitan pemahaman.
• Ilmu yang bermanfaat: Mengajarkan bahwa ilmu, khususnya nahwu, adalah jalan untuk memahami Al-Qur’an dan hadis, dan penulis berharap ilmu tersebut menjadi berkah bagi yang mempelajarinya.
• Sistematis dan terstruktur: Mengikuti urutan dan materi dari kitab Matn al-Ajurumiyyah, tetapi dengan format yang lebih ringkas dan padat.

Penjelasan filosofi

• Bentuk nazam (syair): Dengan bentuk puisi, nazam meringkas materi prosa yang kompleks. Bentuk puisi memudahkan santri menghafal materi yang kompleks. Santri dapat menghafal nazam di mana saja.
• Sistematisasi materi: Kitab ini menyusun kaidah-kaidah nahwu secara sistematis, mulai dari kalam (kalimat sempurna), i’rab (perubahan akhir kalimat), hingga tanda-tanda i’rab yang berbeda (rafa’, nashab, jar, dan jazm).
• Mendorong ketekunan: Filosofi ini tidak hanya berfokus pada materi, tetapi juga pada nilai-nilai spiritual. Imam Al-Imrithi berdoa agar ilmu yang disampaikannya menjadi ilmu yang bermanfaat dan berkah. Ini menggarisbawahi pentingnya niat tulus dalam belajar.

Tujuan

Tujuan utama Kitab Al Imrithi adalah untuk membantu mempelajari ilmu nahwu (tata bahasa Arab) secara lebih mudah, terutama bagi santri yang telah menyelesaikan Matan Jurumiyah. Kitab ini menyajikan kaidah-kaidah nahwu dalam bentuk syair atau nazam untuk memudahkan hafalan, serta bertujuan agar pembaca dapat memahami Al-Qur’an dan hadis dengan lebih akurat. Tujuan utama Kitab Al Imrithi :

• Mempermudah mempelajari ilmu nahwu: Penyusun kitab ini mengadaptasi materi Jurumiyah menjadi syair untuk memudahkan hafalan. Penyusunan dalam bentuk syair menjadikan kitab ini metode pembelajaran yang efektif. Pesantren banyak menggunakan metode ini.
• Membantu memahami teks Arab: Dengan menguasai nahwu, pembaca dapat memahami tata bahasa Arab dengan benar, yang sangat penting untuk memahami teks-teks keagamaan seperti Al-Qur’an dan hadis secara akurat dan menghindari kesalahpahaman.
• Pengembangan dari kitab dasar: Kitab ini merupakan pengembangan dari kitab dasar ilmu nahwu, yaitu Matan Jurumiyah. Penyusun/Pengarang mengembangkan materi dalam Imrithi dari prosa menjadi syair untuk memudahkan studi lanjutan setelah penguasaan dasar.

Kesimpulan dari Kitab Al Imrithi adalah kitab yang menyajikan kaidah-kaidah dasar ilmu nahwu (tata bahasa Arab) dalam bentuk nazam (syair). Kitab ini membantu santri menghafal materi Kitab Jurumiyah dengan lebih mudah melalui pengembangannya. Pembahasan utamanya meliputi pembagian kalam, i’rab (rafa’, nashab, jar, jazam), pembagian fi’il, serta isim-isim yang termasuk dalam kategori marfu’, manshub, dan majrur. (mengutip dari berbagai sumber).