SURAU.CO – Pendahuluan: Hujan dalam perspektif Islam bukan sekadar gejala meteorologis, melainkan manifestasi rahmat Allah, tanda kekuasaan-Nya, dan salah satu nikmat terbesar yang menopang kehidupan seluruh makhluk. Ia membersihkan bumi, menghidupkan tanah yang mati, menjadi sumber air, dan menjadi waktu mustajab untuk berdoa.
Allah ﷻ berfirman:
﴿ وَنَزَّلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً مُبَارَكًا ﴾
> “Dan Kami turunkan dari langit air yang diberkahi, lalu dengan air itu Kami tumbuhkan kebun-kebun dan biji-bijian yang dapat dipanen.”
(QS. Qaf: 9)
Para ulama menegaskan bahwa “air yang diberkahi” bermakna air yang membawa manfaat, baik untuk jasad, bumi, maupun kehidupan makhluk.
𝗛𝗨𝗝𝗔𝗡 𝗔𝗗𝗔𝗟𝗔𝗛 𝗥𝗔𝗛𝗠𝗔𝗧 𝗗𝗔𝗡 𝗞𝗘𝗕𝗘𝗥𝗞𝗔𝗛𝗔𝗡
Allah ﷻ berfirman:
﴿ وَاللَّهُ أَنزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَحْيَا بِهِ الْأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَةً لِّقَوْمٍ يَسْمَعُونَ ﴾
> “Dan Allah menurunkan hujan dari langit, lalu dengan hujan itu Dia menghidupkan bumi setelah matinya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mau mendengar.”
(QS. An-Nahl: 65)
Penjelasan Ulama
Imam Al-Qurthubi berkata:
“Ayat ini menunjukkan bahwa hujan adalah rahmat yang besar, dan Allah menimpakan rahmat-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki.”
(Tafsir Al-Qurthubi, 10/104)
Ibnu Katsir menegaskan bahwa hujan adalah salah satu tanda kekuasaan Allah yang paling nyata, karena ia menghidupkan bumi yang sebelumnya tandus.
(Tafsir Ibnu Katsir, QS. An-Nahl: 65)
𝗟𝗔𝗥𝗔𝗡𝗚𝗔𝗡 𝗠𝗘𝗡𝗖𝗘𝗟𝗔 𝗛𝗨𝗝𝗔𝗡
Mencela hujan sama dengan mencela rahmat Allah, sebab hujan adalah makhluk Allah yang tunduk kepada perintah-Nya. Dalam hadits sahih, Rasulullah ﷺ bersabda:
> “Janganlah kalian mencela angin”.
(HR. Tirmidzi no. 2252, shahih)
Dan dalam hadits lain:
> “Pada pagi hari ada hamba yang beriman dan ada hamba yang kafir. Yang berkata: ‘Kita diberi hujan karena karunia Allah,’ maka ia seorang mukmin. Adapun yang berkata: ‘Kita diberi hujan karena bintang ini dan itu,’ maka ia telah kafir kepada Allah.”
(HR. Bukhari no. 846; Muslim no. 71)
Makna Kesyirikan dalam Menisbatkan Hujan
Menyandarkan hujan kepada alam, energi, fenomena kosmik, atau ramalan bintang termasuk syirik kecil.
Menyakini hujan mampu turun sendiri tanpa Allah termasuk syirik besar.
𝗗𝗢𝗔 𝗠𝗨𝗦𝗧𝗔𝗝𝗔𝗕 𝗦𝗔𝗔𝗧 𝗧𝗨𝗥𝗨𝗡 𝗛𝗨𝗝𝗔𝗡
Turunnya hujan adalah salah satu waktu di mana doa dikabulkan.
Rasulullah ﷺ bersabda:
> “Ada dua doa yang tidak ditolak: doa ketika adzan dan doa ketika hujan turun.”
(HR. Abu Dawud no. 2540; dishahihkan Al-Albani)
Doa Saat Hujan
Rasulullah ﷺ mengajarkan:
اللَّهُمَّ صَيِّبًا نَافِعًا
“Ya Allah, jadikanlah hujan ini hujan yang membawa manfaat.”
(HR. Bukhari no. 1032)
Doa Setelah Hujan
> مُطِرْنَا بِفَضْلِ اللَّهِ وَرَحْمَتِهِ
“Kita diberi hujan karena karunia dan rahmat Allah.”
(HR. Bukhari no. 1038)
Penjelasan:
Doa ini diajarkan oleh Rasulullah ﷺ kepada para sahabat ketika hujan mulai turun. Lafaz “صَيِّبًا نَافِعًا” berarti curahan hujan yang bermanfaat, bukan yang membawa bencana. (Lihat Fathul Bari 2/518)
Doa Ketika Hujan Lebat atau Terlalu Deras
اللَّهُمَّ حَوَالَيْنَا وَلَا عَلَيْنَا
اللَّهُمَّ عَلَى الْآكَامِ وَالظِّرَابِ وَبُطُونِ الْأَوْدِيَةِ وَمَنَابِتِ الشَّجَرِ
> Allāhumma ḥawālainā wa lā ‘alainā. Allāhumma ‘alal-ākāmi waẓ-ẓirābi wa buṭūnil-awdiyati wa manābiti asy-syajar. “Ya Allah, turunkanlah hujan di sekitar kami, bukan di atas kami. Ya Allah, turunkanlah hujan di bukit-bukit, lereng-lereng gunung, lembah-lembah, dan tempat tumbuhnya pepohonan.”
(HR. Bukhari no. 1014; Muslim no. 897)
Keterangan: Dibaca ketika hujan sangat deras hingga dikhawatirkan mendatangkan bahaya, agar hujan dialihkan ke tempat yang bermanfaat.
𝗔𝗠𝗔𝗟𝗔𝗡 𝗦𝗨𝗡𝗡𝗔𝗛 𝗞𝗘𝗧𝗜𝗞𝗔 𝗧𝗨𝗥𝗨𝗡 𝗛𝗨𝗝𝗔𝗡
a. Membuka Pakaian Agar Terkena Air Hujan
Anas bin Malik berkata:
> “Ketika kami bersama Rasulullah ﷺ turun hujan, beliau menyingkap pakaiannya sampai terkena hujan.” Beliau bersabda: “Karena hujan ini baru saja datang dari Rabb-nya.”
(HR. Muslim no. 898)
Ini menunjukkan kesucian dan keberkahan air hujan.
b. Tidak Mengeluh atau Mengumpat Hujan
Mengeluh terhadap hujan dapat mengandung celaan terhadap takdir Allah.
Rasulullah ﷺ bersabda:
> “Tidaklah seorang hamba mengeluh tentang panas atau dingin, kecuali ia telah mencela takdir Allah.”
(HR. Ahmad no. 23924)
Karenanya, ucapan seperti:
“Duh hujan, bikin repot!”
“Aduh hujan terus, sial!”
Termasuk ucapan yang tidak pantas bagi seorang mukmin.
𝗛𝗨𝗝𝗔𝗡 𝗦𝗘𝗕𝗔𝗚𝗔𝗜 𝗣𝗘𝗡𝗚𝗛𝗔𝗣𝗨𝗦 𝗗𝗢𝗦𝗔 & 𝗨𝗝𝗜𝗔𝗡 𝗞𝗘𝗦𝗔𝗕𝗔𝗥𝗔𝗡
Musibah kecil karena hujan—seperti tertunda aktivitas, becek, atau macet—termasuk bentuk cobaan ringan yang menghapus dosa.
Rasulullah ﷺ bersabda:
> “Tidaklah seorang muslim ditimpa keletihan, penyakit, kesedihan, gangguan, atau kesusahan — bahkan duri yang menusuknya — melainkan Allah menghapus sebagian dosa-dosanya.”
(HR. Bukhari no. 5641; Muslim no. 2573)
Ini adalah bentuk kasih sayang Allah kepada hamba-Nya.
𝗜𝗦𝗧𝗜𝗦𝗤𝗔’: 𝗠𝗘𝗠𝗢𝗛𝗢𝗡 𝗛𝗨𝗝𝗔𝗡 𝗦𝗔𝗔𝗧 𝗞𝗘𝗞𝗘𝗥𝗜𝗡𝗚𝗔𝗡
Ketika hujan tidak turun dalam waktu lama, Islam memerintahkan shalat istisqa’, yaitu shalat dua rakaat yang disertai doa meminta hujan.
Dari Abdullah bin Zaid:
“Rasulullah ﷺ keluar ke tempat shalat, lalu berdoa meminta hujan, kemudian beliau mengerjakan shalat dua rakaat.”
(HR. Bukhari no. 1013)
Rasulullah ﷺ membalik selendangnya sebagai isyarat perubahan keadaan dari kekeringan ke keberkahan.
(HR. Abu Dawud no. 1169)
𝗞𝗘𝗦𝗜𝗠𝗣𝗨𝗟𝗔𝗡 𝗜𝗟𝗠𝗜𝗔𝗛
- Hujan adalah rahmat, karunia, dan keberkahan dari Allah.
-
Islam melarang mencela hujan dan fenomena alam.
-
Saat turunnya hujan adalah waktu mustajab doa.
-
Sunnah ketika hujan:
𝗠𝗲𝗺𝗯𝗮𝗰𝗮 𝗱𝗼𝗮
𝗠𝗲𝗻𝘆𝗶𝗻𝗴𝗸𝗮𝗽 𝗽𝗮𝗸𝗮𝗶𝗮𝗻 𝗮𝗴𝗮𝗿 𝘁𝗲𝗿𝗸𝗲𝗻𝗮 𝗵𝘂𝗷𝗮𝗻
𝗠𝗲𝗻𝗴𝘂𝗰𝗮𝗽𝗸𝗮𝗻 𝘀𝘆𝘂𝗸𝘂𝗿 𝘀𝗲𝘁𝗲𝗹𝗮𝗵 𝗵𝘂𝗷𝗮𝗻
𝗧𝗶𝗱𝗮𝗸 𝗺𝗲𝗻𝗴𝗲𝗹𝘂𝗵
- Hujan bisa menjadi penghapus dosa dan wujud kasih sayang Allah.
-
Ketika kekeringan terjadi, dianjurkan melaksanakan shalat istisqa’.
𝗦𝗲𝗿𝘂𝗮𝗻 𝗗𝗮𝗸𝘄𝗮𝗵 𝗣𝗲𝗻𝘂𝘁𝘂𝗽
Sambutlah setiap turunnya hujan dengan syukur dan dzikir, bukan keluhan.
Setiap tetes hujan adalah tanda Allah sedang menurunkan rahmat, ampunan, dan kehidupan kepada bumi.
اللَّهُمَّ صَيِّبًا نَافِعًا
“Ya Allah, jadikanlah hujan ini hujan yang membawa manfaat.”
• Tadabburi ayat-ayat Allah
• Amalkan sunnah saat hujan
• Jauhi keluhan dan ucapan buruk
• Sebarkan ilmu ini agar semakin banyak yang mengamalkan sunnah
Daftar Pustaka
- Al-Qur’an Al-Karim
- Shahih Al-Bukhari
- Shahih Muslim
- Sunan Abu Dawud
- Musnad Ahmad
- Tafsir Ibnu Katsir
- Tafsir Al-Qurthubi
- Fathul Bari – Ibn Hajar
- Riyadhus Shalihin – Imam An-Nawawi
- Zadul Ma’ad – Ibnul Qayyim
Menyelami ilmu dari Al-Qur’an & As-Sunnah.
Menerangi akal, meneguhkan iman.
Rasulullah ﷺ Bersabda: “Barang siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, Allah akan mudahkan jalannya menuju surga.” (HR. Muslim)
Follow & raih ilmu setiap hari, insyaAllah bermanfaat. (Rahmat Daily)
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
