Opinion
Beranda » Berita » Motivasi Islami: Jiwa Pejuang

Motivasi Islami: Jiwa Pejuang

Motivasi Islami: Jiwa Pejuang
Motivasi Islami: Jiwa Pejuang

 

SURAU.CO – “Hidup ini mengalir seperti air, tidak pernah mundur, tidak pernah berhenti, tidak pernah kembali.
Dan engkau, wahai jiwa beriman, telah dipilih Allah untuk menjadi pengendali arus, bukan pecundang yang tenggelam oleh gelombangnya.”

Dunia bisa menggulung siapa pun yang rapuh, tapi tidak akan menjatuhkan hati yang ditopang ayat-ayat Tuhan.

HIDUP MENGALIR  TAPI MUKMIN BER-ARAH

Allah Subhanahu Wa Ta’ala tidak menciptakan hidup ini untuk berjalan acak.
Tidak. Hidup ini bukan kebetulan.

Allah Ta’ala berfirman dengan sangat tegas:

Hidup Lambat (Slow Living) ala Rasulullah: Menemukan Ketenangan di Kitab Nawawi

“Apakah kalian mengira Kami menciptakan kalian sia-sia?”
(QS. Al-Mu’minun:115)

Ayat ini bukan sekadar teguran, ini deklarasi bahwa hidup punya arah,
Dan arah itu harus kita tentukan dengan iman yang kuat dan tekad yang bulat.

Bukan media.
>Bukan opini.
>Bukan hawa nafsu.
Tapi wahyu.

Karena itulah Allah menyuruh kita menempuh jalan lurus secara sadar:

“Maka tetaplah engkau pada jalan yang benar sebagaimana diperintahkan.”
(QS. Hud:112)

Riyadus Shalihin dan Fenomena FOMO: Mengapa Kita Takut Tertinggal?

Perintah ini bukan halus, ini keras, langsung, dan menghantam.
Karena manusia mudah goyah jika tidak diingatkan.

HIDUP ADALAH LADANG UJIAN — DAN MUKMIN HARUS MENANG

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

“Sungguh Kami akan menguji kalian dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah kabar gembira bagi orang-orang yang sabar.”
(QS. Al-Baqarah:155)

Perhatikan: Allah tidak berkata “mungkin”, tetapi “sungguh Kami akan menguji”.
Artinya: ujian bukan aib, tetapi mekanisme Allah menguatkan kita.

Ujian bukan tanda Allah membenci, tetapi tanda bahwa Allah sedang meninggikan derajat kita.

Urgensi Riyadhus Shalihin sebagai Pondasi Utama Pendidikan Karakter Bangsa

Barangsiapa ingin naik tingkat, maka harus menghadapi ujian tingkat tinggi.

Bukankah Nabi ﷺ bersabda:

“Manusia yang paling berat ujiannya adalah para nabi, kemudian yang paling serupa dengan mereka.”
(HR. Tirmidzi)

Jika para nabi diuji hebat, lalu mengapa kita mengeluh dengan masalah kecil?

MUKMIN TIDAK BOLEH HIDUP KECIL

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

“Sesungguhnya Kami telah memuliakan anak Adam.”
(QS. Al-Isra:70)

Jika Allah telah memuliakanmu,
mengapa engkau merendahkan dirimu sendiri?

Jika Allah telah mengangkatmu,
mengapa engkau memilih pasrah pada keadaan?

Mukmin tidak diciptakan untuk hidup kecil.
Mukmin diciptakan untuk menjadi saksi kebenaran di bumi.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

“Kalian adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia.”
(QS. Ali-Imran:110)

Umat terbaik bukan hidup dengan mental lemah.
Umat terbaik menjadi mercusuar, bukan bayang-bayang.
Menjadi penggerak, bukan pengikut.

JALAN MUKMIN TEGAK, MESKI DUNIA MEMBENGKOK

Ada saatnya dunia mengajakmu menyerah.
Ada saatnya bisikan setan berkata:
“Sudahlah, cukup sampai sini.”

Tapi ketika hati berpegang pada Allah, tak ada badai yang bisa mematahkanmu.

Rasulullah ﷺ bersabda:

“Ketahuilah, pertolongan Allah datang bersama kesabaran.”
(HR. Tirmidzi)

Jika engkau sabar, Allah turun tangan.
>Jika engkau istiqamah, Allah membuka jalan.
>Jika engkau tetap maju walau selangkah, Allah mengganti kekhawatiran dengan kemuliaan.

ARUS HIDUP MENGUJI KESUNGGUHANMU

Jangan mengira keberhasilan itu murah.
Jangan mengira pertolongan itu datang tanpa daya.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

“Apakah manusia mengira mereka akan dibiarkan berkata ‘Kami beriman’ lalu tidak diuji?”
(QS. Al-Ankabut:2)

Ayat ini adalah tamparan keras bagi hati yang malas.
Iman bukan ucapan—iman adalah perjuangan.

Dan perjuangan selalu menghasilkan perubahan.
Seperti air yang mengikis gunung secara perlahan, usaha kecil yang istiqamah mengikis kemustahilan.

TIDAK ADA JALAN MUNDUR BAGI MUKMIN YANG ALLAH BIMBING

Jika engkau pernah jatuh—>bangunlah.
>Jika engkau pernah salah—>bertaubatlah.
>Jika engkau pernah lemah—>kuatkan kembali.

Karena Allah Ta’ala berkata:

“Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah.”
(QS. Az-Zumar:53)

Ini bukan ayat biasa—
ini ayat paling penuh harapan dalam Al-Qur’an.

Ayat ini seakan berkata:

“Selama ada napas, ada kesempatan.
>Selama ada kesempatan, ada arah.
>Selama ada arah, hidupmu bisa kembali bercahaya.”

Tidak ada alasan untuk menyerah.
Tidak ada ruang untuk putus asa.

JIWA MUKMIN ADALAH JIWA PEJUANG

Rasulullah ﷺ bersabda:

“Mukmin yang kuat lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah.”
(HR. Muslim)

DICINTAI ALLAH! Apa ada motivasi yang lebih besar dari itu?

Mukmin kuat bukan yang paling berotot,
tapi yang paling kuat tekadnya, yang paling jujur hatinya, yang paling teguh prinsipnya.

Mukmin kuat berkata:
“Aku melangkah bukan karena mudah, tetapi karena Allah memerintahkan.”

HIDUP BUKAN SEKADAR MENGALIR, TAPI MENUJU ALLAH

Yang membuat langkah seorang mukmin kokoh
bukan dunia, bukan pujian, bukan keuntungan, tetapi tujuan akhir: Allah dan ridha-Nya.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

“Dan kepada Tuhanmulah segala sesuatu bermuara.”
(QS. An-Najm:42)

Air bermuara ke laut.
Mukmin bermuara kepada Rabb-nya.

Selama itu tujuanmu,
tak ada satu pun rintangan yang bisa menghentikanmu.

PENUTUP

“Hidup mengalir, dan engkau harus mengalir ke arah yang Allah ridai.
>Jangan berhenti. Jangan menyerah. Jangan goyah.
Karena arus hidup ini keras,
tapi lebih keras lagi jiwa yang dibesarkan oleh iman.

Jika iman yang memimpin langkahmu,
engkau akan sampai.
>Jika Allah tujuanmu,
engkau takkan pernah tersesat.
>Jika syariat arahmu,
engkau akan hidup sebagai pemenang dunia dan akhirat.” (Rahmat Daily)


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement