Khazanah
Beranda » Berita » Bersyukur dari Hal Kecil, Karena Nggak Semua Bahagia Datangnya dari Hal Besar

Bersyukur dari Hal Kecil, Karena Nggak Semua Bahagia Datangnya dari Hal Besar

Pemuda tersenyum menikmati teh hangat di pagi hari, simbol rasa syukur dan kebahagiaan sederhana.
Ilustrasi realistik-nyeni dengan tone warna hangat (emas, cokelat muda, dan biru lembut), menggambarkan keindahan sederhana dari rasa syukur

Surau.co. Setiap pagi, dunia berlomba menampilkan kesuksesan. Media sosial penuh dengan pencapaian besar: promosi kerja, rumah baru, liburan mahal, hingga pasangan ideal. Tanpa sadar, kita sering merasa bahagia harus sebesar itu — padahal kebahagiaan sejati justru tumbuh dari hal-hal kecil yang sering kita abaikan.

Bahagia bukan soal seberapa banyak yang kita punya, tapi seberapa dalam kita mampu bersyukur atas yang kecil. Segelas teh hangat, tawa ringan teman, atau nafas yang masih lancar — semua itu tanda kasih sayang Allah yang sering lewat begitu saja.

Allah berfirman:

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ
“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan: Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu.”
(QS. Ibrahim [14]: 7)

Ayat ini mengajarkan bahwa syukur bukan hanya bentuk ucapan, tapi cara hidup. Dan siapa pun yang pandai mensyukuri hal kecil, hidupnya akan terus dilimpahi kebaikan — bahkan dari arah yang tak disangka.

Pendidikan Adab Sebelum Ilmu: Menggali Pesan Tersirat Imam Nawawi

Melatih Hati untuk Peka: Menemukan Nikmat dalam Hal Sederhana

Kita sering sibuk menghitung apa yang belum dimiliki, sampai lupa menghargai apa yang sudah ada. Padahal, rasa syukur dimulai dari kesadaran kecil: mata yang bisa melihat, langkah yang bisa berjalan, dan hati yang masih bisa mencintai.

Syaikh Abu Bakar bin Muhammad Syathā ad-Dimyāthī dalam Kifāyatul Atqiyā’ wa Minhājul Ashfiyā’ menjelaskan:

الشُّكْرُ هُوَ صَرْفُ النِّعْمَةِ فِيمَا خُلِقَتْ لَهُ
“Syukur adalah menggunakan nikmat sesuai tujuan ia diciptakan.”

Artinya, bersyukur tidak berhenti pada ucapan alhamdulillah, tapi pada tindakan: memakai nikmat dengan cara yang benar.
Ketika kita tersenyum meski lelah, menolong meski sedang sempit, atau tetap berbuat baik meski tak dihargai — itulah bentuk syukur sejati.

Bersyukur dari hal kecil membuat kita sadar bahwa hidup bukan tentang menunggu hal besar datang, tapi menikmati kehadiran hal kecil yang Allah titipkan setiap hari.

Tips Bisnis Berkah: Cara Efektif Menghindari Syubhat dalam Transaksi Modern

Nikmat yang Tak Terlihat: Rezeki yang Sering Kita Lupakan

Rezeki tidak selalu berupa uang atau barang. Kadang ia berupa hal-hal yang tak bisa diukur: tenangnya hati, sehatnya tubuh, atau kesempatan memperbaiki diri.

Coba renungkan — berapa banyak orang bisa makan, tapi tidak bisa menikmati rasa? Bisa tidur, tapi tidak bisa nyenyak? Maka, nikmat kecil seperti “tenang” dan “lega” sejatinya jauh lebih berharga daripada apa pun yang tampak besar di luar.

Rasulullah ﷺ bersabda:

مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ آمِنًا فِي سِرْبِهِ، مُعَافًى فِي جَسَدِهِ، عِنْدَهُ قُوتُ يَوْمِهِ، فَكَأَنَّمَا حِيزَتْ لَهُ الدُّنْيَا
“Siapa di antara kalian yang pagi harinya merasa aman di tempat tinggalnya, sehat badannya, dan memiliki makanan untuk hari itu, maka seolah-olah dunia telah dikumpulkan untuknya.”
(HR. Tirmidzi)

Hadis ini menampar kesadaran kita: kebahagiaan sejati bukan tentang banyaknya kepemilikan, tapi cukupnya hati. Kadang, nikmat yang kecil justru jadi pondasi kokoh bagi hidup yang damai.

Romantisme Rumah Tangga Rosululloh SAW

Syukur Bukan Sekadar Kata: Ia Harus Dihidupkan

Banyak orang pandai berkata “alhamdulillah”, tapi belum tentu benar-benar bersyukur. Karena syukur sejati tidak hanya di lisan, tapi di sikap. Ketika kita berhenti membandingkan hidup dengan orang lain, ketika kita menerima takdir dengan ikhlas, saat itulah syukur tumbuh jadi cahaya.

Allah berfirman:

اعْمَلُوا آلَ دَاوُودَ شُكْرًا
“Beramallah, wahai keluarga Dawud, sebagai tanda syukur.”
(QS. Saba’ [34]: 13)

Ayat ini menunjukkan bahwa syukur adalah kerja hati sekaligus amal nyata.
Membantu orang lain dengan rezeki kecil, menahan diri untuk tidak mengeluh, bahkan tersenyum di tengah beban hidup — semua itu bentuk syukur yang berpahala besar.

Dalam setiap kebaikan kecil yang kita lakukan, kita sedang menghidupkan nikmat Allah agar tak sia-sia.

Bahagia dari Hal Kecil: Bukan Tentang Besarnya Nikmat, Tapi Luasnya Hati

Orang yang terbiasa bersyukur dari hal kecil akan menemukan makna bahagia di mana pun. Ketika hujan turun, ia bersyukur bisa mendengar suara air. Ketika matahari terbit, ia merasa diberi kesempatan baru.
Ia tidak menunggu keadaan sempurna untuk bahagia, karena tahu — hidup tidak harus sempurna untuk disyukuri.

Syaikh Syathā juga mengingatkan:

مَنْ لَمْ يَشْكُرِ الْقَلِيلَ لَمْ يَشْكُرِ الْكَثِيرَ
“Barang siapa tidak bersyukur atas yang kecil, ia tidak akan mampu bersyukur atas yang besar.”

Jadi, jika kita tidak bisa bersyukur untuk hal sederhana, maka sebesar apa pun nikmat datang, kita tetap akan merasa kurang. Rasa syukur mengajarkan kita untuk menikmati proses, bukan sekadar menunggu hasil besar.

Ketenangan Hati, Hadiah Terindah dari Rasa Syukur

Ketika hati penuh syukur, dunia terasa lebih damai. Syukur membuat pikiran tenang, menenangkan kecemasan, dan menjauhkan kita dari rasa iri. Seseorang yang mampu bersyukur akan lebih mudah menerima kekurangan, baik dalam diri sendiri maupun orang lain.

Rasulullah ﷺ pernah bersabda:

انْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَلَا تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ، فَهُوَ أَجْدَرُ أَنْ لَا تَزْدَرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ
“Lihatlah orang yang berada di bawah kalian, jangan melihat kepada yang di atas kalian, karena hal itu lebih layak agar kalian tidak meremehkan nikmat Allah.”
(HR. Muslim)

Hadis ini bukan mengajarkan untuk tidak berambisi, tapi menyeimbangkan pandangan.
Melihat ke bawah menumbuhkan syukur, melihat ke atas memacu semangat. Keduanya harus seimbang agar hati tetap tenang dan langkah tetap ringan.

Belajar dari Alam: Segalanya Bekerja dalam Diam, Tapi Penuh Nikmat

Alam mengajarkan banyak hal tentang syukur. Matahari tidak pernah menuntut terima kasih meski setiap hari menerangi. Pohon tetap memberi oksigen tanpa pilih kasih.
Semua berjalan dengan harmoni, karena setiap ciptaan Allah tahu perannya.

Begitu juga dengan hidup. Tidak semua hal harus besar untuk berarti. Kadang, doa ibu yang lirih di malam hari, atau pelukan teman di waktu sedih, menjadi nikmat terbesar tanpa kita sadari.

Bersyukur dari hal kecil mengajarkan kita untuk peka terhadap ritme hidup — bahwa setiap detik mengandung karunia, asal kita mau berhenti sejenak untuk merasakannya.

Syukur sebagai Cara Menyembuhkan Luka

Hidup tak selalu mudah. Ada masa di mana kita merasa kehilangan arah. Namun, di saat seperti itu, syukur bisa menjadi terapi jiwa. Dengan bersyukur, kita berhenti menyalahkan masa lalu dan mulai menghargai apa yang masih tersisa.

Syaikh Syathā berkata:

الشُّكْرُ يُوجِبُ زِيَادَةَ النِّعَمِ وَيَدْفَعُ النِّقَمَ
“Syukur mendatangkan tambahan nikmat dan menolak datangnya musibah.”

Artinya, ketika hati dipenuhi syukur, hidup akan terasa lebih ringan. Luka yang tadinya dalam pun perlahan sembuh, karena syukur mengajarkan kita melihat cahaya bahkan di tengah gelap.

Penutup: Bahagia Itu Sering Datang Diam-Diam

Bahagia itu tidak selalu datang dengan pesta besar atau pencapaian megah. Kadang, bahagia datang diam-diam — lewat secangkir kopi hangat, obrolan singkat dengan orang tua, atau sekadar waktu tenang di sore hari.

Kita tidak perlu menunggu hidup sempurna untuk bersyukur. Justru dengan bersyukur dari hal kecil, hidup menjadi sempurna dalam kesederhanaannya.

فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ
“Ingatlah kepada-Ku, niscaya Aku ingat kepadamu; bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu mengingkari.”
(QS. Al-Baqarah [2]: 152)

Semoga kita menjadi hamba yang tidak buta terhadap nikmat kecil, karena kadang kebahagiaan terbesar bersembunyi di balik hal-hal yang tampak sepele.

*Gerwin Satria N

Pegiat literasi Iqro’ University Blitar


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement