Kisah
Beranda » Berita » Kisah Barsisa: Ahli Ibadah yang Tergoda Tipu Daya Iblis

Kisah Barsisa: Ahli Ibadah yang Tergoda Tipu Daya Iblis

SURAU.CO – Dahulu kala, hiduplah seorang abid bernama Barsisa. Ia sangat terkenal karena kesalehan dan ketaatannya yang luar biasa. Hampir seluruh umurnya ia habiskan untuk melakukan berbagai bentuk ibadah. Oleh karena itu, semua orang mengagumi dan menjadikannya teladan. Kisah kesalehannya menjadi buah bibir di kalangan manusia pada zaman itu. Namun, tingkat ketaatan Barsisa yang begitu tinggi justru menarik perhatian syaithan. Iblis pun bertekad untuk menggelincirkan dan menyesatkannya dari jalan yang lurus. Ia tidak ingin ada manusia yang begitu taat kepada Tuhan.

Penyamaran Iblis dan Jebakan Kesalehan

Untuk melancarkan rencananya, syaithan mendatangi tempat ibadah Barsisa. Ia menyamar menjadi seorang manusia yang sudah sangat tua dan renta. Kemudian, iblis dalam wujud manusia itu mulai melaksanakan shalat serta ibadah lainnya. Ia meniru semua amalan yang biasa dilakukan oleh Barsisa sang abid yang shalih. Sejak awal kedatangannya, Barsisa secara diam-diam terus memperhatikannya.

Setelah beberapa hari berlalu, Barsisa merasakan ada sesuatu yang aneh. Bahkan, ia merasa sangat kagum dengan ibadah orang tua tersebut. Sejak pertama kali datang, pria tua itu tidak pernah meninggalkan tempat ibadahnya sedetik pun. Ia terlihat begitu khusyuk hingga melupakan kebutuhan manusiawi. Dia tidak makan, tidak minum, dan tidak tidur sama sekali. Barsisa mulai berpikir dan berkata dalam hatinya, “Ternyata ibadah saya tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan orang ini. Saya yang dianggap orang lain paling shalih, namun seringkali meninggalkan tempat ibadah untuk makan disaat lapar, minum ketika haus, dan tidur waktu mengantuk. Sedangkan dia melupakan segalanya”. Akhirnya, muncullah keinginan kuat dari Barsisa untuk belajar rahasia di balik ibadah tersebut.

Bisikan Sesat dan Pilihan Dosa Terkecil

Setelah menyelesaikan shalatnya, Barsisa segera menghampiri orang tua itu. Ia mengucapkan salam dan memperkenalkan dirinya. Kemudian, Barsisa bertanya kepadanya, “Tuan! Saya perhatikan semenjak awal kedatangan anda ke tempat ini beberapa hari yang lalu, tidak sekalipun anda keluar meninggalkan ibadah untuk makan, minum, tidur atau memenuhi kebutuhan laianya. Saya melihat anda begitu khusu’nya beribadah hingga melupakan semua itu. Jika tuan tidak keberatan tunjukanlah kepadaku, bagaimana rahasianya agar saya bisa pula beribah seperti yang anda lakukan”.

Syaithan yang sedang menyamar itu pun menjawab dengan tipu dayanya. “Rahasianya adalah, engkau harus berbuat dosa terlebih dahulu. Sebab, bila manusia berdosa dia akan beribadah dengan penuh rasa takut sehingga menimbulkan kekhusu’an, dan dia akan lupa segalanya, yang ada hanya rasa takut dan penyesalan”.

Kisah Sebuah Bungkusan dan Sufi Yang Kelaparan di Mekkah

Anehnya, sang abid justru membenarkan teori sesat dari iblis tersebut di dalam hatinya. Ia sangat berkeinginan untuk segera mencobanya. Maka, iapun bertanya tentang dosa apa yang sebaiknya dia lakukan. Iblis menjawab, “Engkau bisa membunuh seseorang”. Sang abid segera menolak dan berkata, “Itu adalah dosa besar”. Syaithan kemudian memberikan saran kedua agar dia berzina. Sang abid juga menolaknya, “Itu juga dosa besar”. Akhirnya, untuk saran yang ketiga, syaithan menyarankan agar ia meminum tuak (khamar). Ternyata, sang abid menerima usulan ini. Ia merasa bahwa meminum khamar hanyalah dosa kecil dibandingkan dua dosa sebelumnya.

Satu Dosa Membuka Pintu Kehancuran Total

Barsisa pun keluar dari tempat pertapaannya untuk mencari segelas tuak. Ia berhasil mendapatkannya dari seorang wanita yang berjualan tuak keliling. Setelah meminumnya, ia merasakan kenikmatan yang membuatnya terus minum hingga mabuk. Akal sehatnya pun hilang seketika. Dalam kondisi mabuk berat, sang abid akhirnya memperkosa wanita penjual tuak itu.

Berita perkosaan tersebut ternyata sampai ke telinga suami wanita itu. Tentu saja, suaminya menjadi sangat marah dan berniat untuk membunuh sang abid. Akhirnya, terjadilah perkelahian hebat antara keduanya. Perkelahian itu berujung pada terbunuhnya suami dari wanita penjual tuak tersebut. Kini, Barsisa telah melakukan tiga dosa besar sekaligus.

Berita mengenai sang abid yang mabuk, memperkosa, dan membunuh manusia menyebar ke seluruh negeri. Akhirnya, pihak berwenang menangkap Barsisa dan menjatuhinya hukuman salib di tiang gantungan. Di saat sakaratul mautnya, datanglah syaithan yang dulu menyamar. Ia menawarkan bantuan penyelamatan. Namun, syaratnya sangat berat: Barsisa harus menanggalkan tauhidnya. Dalam keputusasaan, sang abid menyanggupi syarat itu. Tepat saat itulah malaikat datang mencabut nyawanya, sehingga sang abid mati dalam keadaan kafir.

Pelajaran Berharga dari Kejatuhan Barsisa

Dari kisah di atas, dapat diambil beberapa pelajaran penting. Pertama, betapa hebatnya ibadah dan ketaatan seseorang, hal itu tidak serta merta menjadi jaminan bahwa ia akan menjadi penghuni surga. Ketaatan yang tinggi bukan jaminan seseorang akan selamat dari bujuk rayu syaithan. Hal ini mengajarkan agar manusia tidak merasa angkuh atau sombong dengan ibadahnya.

Syaikh Abdul Qadir al-Jilani dan Isterinya yang Tidak Pernah Mengeluh

Selanjutnya, setiap orang harus tetap waspada terhadap godaan iblis. Syaithan sangat licik dalam menyesatkan manusia. Bagi ahli ibadah, syaithan tidak menggoda dengan kejahatan secara langsung. Justru, ia datang melalui celah kebaikan dan pahala. Namun, kebaikan yang dibisikkan itu secara perlahan diseret ke jalan kesesatan, misalnya dengan menyusupkan perasaan ria di dalam hati.


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.