Bagi sebagian orang, politik seringkali dianggap sebagai arena yang kotor, penuh intrik, dan jauh dari nilai-nilai agama. Namun, dalam pandangan Islam, politik memiliki kedudukan yang sangat fundamental dan tidak dapat dipisahkan dari upaya mewujudkan kemaslahatan umat. Politik bukan sekadar urusan duniawi semata, melainkan instrumen penting untuk menegakkan ajaran agama, mencapai keadilan, dan membangun peradaban yang beradab.
Islam dan Politik: Sebuah Keterikatan Tak Terpisahkan
Sejarah Islam sejak masa Rasulullah SAW telah menunjukkan betapa eratnya hubungan antara agama dan politik. Nabi Muhammad SAW tidak hanya berperan sebagai pembawa risalah ilahi, tetapi juga sebagai pemimpin negara yang membangun sistem pemerintahan, menegakkan hukum, dan memimpin pasukan. Madinah, sebagai negara Islam pertama, adalah bukti nyata bahwa Islam memiliki visi dan misi yang komprehensif, tidak hanya mengatur ibadah individu, tetapi juga tata kelola masyarakat dan negara.
Al-Qur’an dan Sunnah secara eksplisit maupun implisit memberikan panduan tentang kepemimpinan, keadilan, musyawarah (syura), dan tanggung jawab sosial. Ayat-ayat tentang menegakkan keadilan, amar ma’ruf nahi munkar (menyeru kebaikan dan mencegah kemungkaran), serta tanggung jawab pemimpin, semuanya menggarisbawahi pentingnya keterlibatan umat Islam dalam ranah politik. Politik menjadi sarana untuk memastikan bahwa nilai-nilai ilahi terimplementasi dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Tujuan Politik dalam Islam: Keadilan dan Kemaslahatan Umat
Tujuan utama politik dalam Islam sangat jelas: mewujudkan keadilan sosial (al-‘adalah al-ijtima’iyah) dan kemaslahatan umum (maslahah mursalah). Politik bukanlah ajang perebutan kekuasaan untuk kepentingan pribadi atau kelompok, melainkan amanah besar untuk mengelola negara demi kebaikan seluruh rakyat, tanpa memandang suku, agama, atau golongan.
Imam Al-Ghazali, seorang ulama besar, pernah menyatakan bahwa agama dan kekuasaan adalah dua saudara kembar. Agama adalah fondasi, dan kekuasaan adalah penjaganya. Sebuah fondasi tanpa penjaga akan mudah runtuh, dan penjaga tanpa fondasi tidak akan bertahan lama. Pernyataan ini menegaskan bahwa politik yang berlandaskan nilai-nilai agama akan menjadi pilar kuat bagi tegaknya sebuah peradaban yang makmur dan adil.
Umat Islam memiliki kewajiban moral untuk tidak apatis terhadap politik. Sikap acuh tak acuh hanya akan membuka peluang bagi pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab untuk mengambil alih kekuasaan dan mengabaikan kepentingan umat. Keterlibatan aktif dalam politik, baik sebagai pemilih, aktivis, atau bahkan pemimpin, adalah bentuk pelaksanaan tanggung jawab keagamaan.
Keterlibatan ini harus dilandasi oleh etika Islam: menjunjung tinggi kejujuran, integritas, amanah, dan mengutamakan kepentingan publik di atas kepentingan pribadi. Musyawarah (syura) menjadi prinsip dasar dalam pengambilan keputusan politik, memastikan partisipasi publik dan pencarian solusi terbaik secara kolektif. Umat Islam harus menjadi agen perubahan yang positif, membawa nilai-nilai moral dan etika ke dalam kancah politik, serta mendorong terciptanya sistem yang transparan dan akuntabel.
Tantangan dan Harapan
Tentu, tidak mudah mewujudkan politik yang ideal sesuai ajaran Islam di tengah berbagai dinamika dan tantangan zaman. Godaan kekuasaan, korupsi, dan pragmatisme politik seringkali menjadi penghalang. Namun, umat Islam tidak boleh menyerah. Mereka harus terus berupaya, berdakwah, dan berjuang untuk membentuk sistem politik yang lebih baik.
Dengan memahami pentingnya politik dalam Islam, umat Islam diharapkan dapat berperan aktif dan konstruktif. Mereka dapat memilih pemimpin yang amanah, mengawasi jalannya pemerintahan, serta menyuarakan aspirasi demi terwujudnya masyarakat yang adil, sejahtera, dan diridhai Allah SWT. Politik yang benar adalah politik yang menjadi jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah, bukan justru menjauhkan.
Politik dalam Islam adalah bagian integral dari upaya penegakan agama dan pencapaian kemaslahatan umat. Ia bukan sekadar perebutan kursi kekuasaan, melainkan alat untuk mewujudkan keadilan, kesejahteraan, dan peradaban yang berlandaskan nilai-nilai ilahi. Umat Islam memiliki tanggung jawab besar untuk terlibat secara aktif dan konstruktif dalam politik, membawa perubahan positif, dan memastikan bahwa kepemimpinan dijalankan dengan amanah sesuai syariat. Dengan demikian, politik akan menjadi sarana ibadah yang membawa keberkahan bagi seluruh alam.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
