SURAU.CO – بِسْــــــــــــــــــــــمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم . أبو هريرة -رضي الله عنه- “بكى في مرضه، فقيل له: ما يبكيك؟ فقال: “أما إنه لا أبكي على دنياكم هذه، ولكن أبكي على بعد سفري، وقلة زادي، وإني أصبحت في صعود مهبط على جنة أو نار، لا أدري إلى أيهما يؤخذ بي”.
[صفة الصفوة، لابن الجوزي, وجامع العلوم والحكم لابن رجب]
Abu Hurairah radhiyallahu’anhu (seorang Sahabat Nabi) menangis sewaktu sakit (menjelang kematiannya).
Maka ditanyakan kepada beliau, “Hal apakah yang membuatmu menangis?!”.
Maka beliau menjawab, “Aku menangis bukan gara-gara (harta dan kemegahan) dunia kalian (yang akan kutinggalkan) ini.
Namun, aku menangis karena jauhnya perjalanan yang akan aku lalui (ke negeri akhirat), sedangkan bekal amalku sangat sedikit, sementara bisa jadi sebentar lagi aku harus mendaki jalan ke surga atau neraka, dan aku tidak tahu akan ke manakah digiring diriku nanti?”. (Lihat Shifatu Ash-Shafwah karya Ibnul Jauzi rahimahullah, dan Jami’ul ‘Ulum Wal Hikam karya Ibnu Rojab rahimahullah)
PELAJARAN PENTING
Setiap manusia yang hidup di dunia ini pasti akan merasakan kematian,
Bagaimana pun keadaannya, dan di mana pun ia berada, Allah menetapkan waktu dan cara sesuai dengan kehendak-Nya.
Hal ini berdasarkan firman Allah Ta’ala:
كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ الْمَوْتِ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلاَّ مَتَاعُ الْغُرُورِ
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” (QS. Ali Imran: 185).
Dan firman-Nya pula:
أَيْنَمَا تَكُونُوا يُدْرِككُّمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنتُمْ فِي بُرُوجٍ مُشَيَّدَةٍ
“Dimana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh.” (QS. An-Nisa’: 78).
Para sahabat Nabi banyak menangis karena merasa sangat takut Allah tidak menerima amal-amal sholih yang mereka kerjakan, padahal Rasulullah shalallahu alaihi wasallam telah membimbing dan mendidik mereka langsung serta Allah Ta’ala telah memuji dan meridhai mereka.
Lalu bagaimana dengan diri kita yang senantiasa merasa aman dan tenang, padahal hampir setiap saat kita terjatuh dalam kelalaian dan kemaksiatan serta sangat sedikit dan malas dalam beramal sholih?
Kewajiban kita yang beriman kepada Allah dan hari Kiamat (yakni hari perhitungan dan pembalasan amal), adalah senantiasa bersemangat dalam mempersiapkan bekal sebanyak-banyaknya untuk perjalanan kita yang sangat jauh setelah kematian menuju ke negeri akhirat yang kekal abadi. Dan sebaik-baik bekal perjalanan ke negeri akhirat adalah Iman dan Takwa kepada Allah.
Allah Ta’ala berfirman:
وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى
“Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa.” (QS. Al-Baqarah: 197)
Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat. Aamiin
SEBUAH RENUNGAN NASIHAT
Bisa jadi saat kita sedang tertawa ria, yang menenun kain kafan kita sudah siap.
Bisa jadi saat kita merasa masih muda, tapi ajal kita sudah di depan mata.
Dan Bisa jadi saat kita sibuk mengejar dunia, ternyata ajal kita datang tiba-tiba.
Bisa jadi saat kita sedang asyik bermaksiat, ternyata itu akhir dari kehidupan kita,
Maka perbanyaklah mengingat kematian, karena dengan mengingat kematian akan banyak memberi manfaat :
- Mengingat mati menjadikan seseorang bersegera untuk bertaubat,
- Mengingatkan mati menjadikan hidup lebih qanaah,
- Mengingat mati menjadikan seseorang bersemangat melakukan amal shalih.
- Mengingat mati termasuk orang yang cerdas, karena ia akan segera mempersiapkan bekalnya.
- Mengingat mati menjadikan seseorang jarang bersuka ria berfoya-foya.
- Mengingat mati menjadikan seseorang segera melunasi hutangnya.
- Mengingat mati menjadikan seseorang memperbaiki hubungannya dengan saudara, tetangga dan temannya.
- Mengingat mati menjadikan seseorang lebih khusyu’ dalam menjalan ibadah.
- Mengingat mati menjadikan seseorang semakin mempersiapkan diri untuk berjumpa dengan Allah.
- Mengingat mati menjadikan seseorang akan segera memperbaiki agamanya.
- Mengingat mati dapat menjadikan seseorang meninggalkan yg haram/riba dan berusaha mencari yang halal.
- Mengingat mati menjadikan seseorang takut berlaku dzalim dan melakukan maksiat.
- Mengingat mati menjadikan seseorang zuhud terhadap dunia, tidak pelit dan tamak akan dunia.
Ad-Daqqaq Rahimahullah menjelaskan,
“Barangsiapa yang banyak mengingat kematian, dia akan dimuliakan dengan tiga perkara, yaitu: (1) bersegera dalam bertaubat, (2) hati yang qanaah, (3) bersemangat melakukan ibadah. Barangsiapa yang lupa mengingat kematian, dia akan dihukum dengan tiga perkara, yaitu: (1) menunda-nunda taubat, (2) tidak rida terhadap pemberian (takdir) Allah, (3) malas beribadah” [At-Tadzkirah, 1: 27]
Semoga dengan banyak mengingat kematian dapat melembutkan hati kita, menjadikan kita lebih bersamangat beribadah dan menyiapkan bekal amal shalih, dan semoga Allah ﷻ memberikan akhir kehidupan kita yang Husnul Khotimah. Habibie, ️Oleh: Muhammad Wasitho Abu Fawaz. (Hasyim Daily)
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
