SURAU.CO – Abu Bakar Ash-Shiddiq adalah sahabat nabi yang paling mulia. Ia termasuk orang pertama yang menyambut dakwah Nabi Muhammad SAW tanpa ragu sedikit pun. Keimanan Abu Bakar begitu teguh sejak awal, hingga Rasulullah SAW menjulukinya dengan sebutan Ash-Shiddiq, yang berarti orang yang selalu membenarkan.
Nama lengkapnya adalah Abdullah bin Abu Quhafah at-Taimi. Kaum Quraisy mengenalnya dengan panggilan Abu Bakar. Ia lahir dari suku Taim, salah satu kabilah terhormat di Makkah. Sejak muda, Abu Bakar dikenal sebagai sosok yang cerdas, jujur, lembut hati, dan ramah kepada siapa pun. Banyak orang Quraisy yang mempercayakan urusan perdagangan dan pergaulan kepadanya.
Masyarakat Makkah juga menghormatinya, ia tidak pernah menyembah berhala. Abu Bakar memandang bahwa menyembah batu atau patung tidak masuk akal. Ia sering memutarbalikkan fenomena dan mencari jalan hidup yang lurus. Oleh karena itu, hati terbuka ketika Allah menganugerahkan hidayah melalui sahabatnya, Nabi Muhammad SAW.
Pertemuan dengan Rasulullah SAW
Sejarah mencatat, Abu Bakar sangat dekat dengan Nabi Muhammad SAW sejak sebelum kenabian. Keduanya bersahabat akrab dan saling menghormati. Saat Rasulullah SAW menerima wahyu pertama di Gua Hira, beliau masih menyimpan rahasia kenabian itu dari banyak orang. Namun, setelah turun perintah untuk berdakwah, Rasulullah SAW mulai menyampaikan Islam kepada orang-orang terdekatnya.
Abu Bakar termasuk sahabat pertama yang Rasulullah SAW temui. Ketika Nabi menyampaikan risalah Islam kepadanya, Abu Bakar tidak banyak bertanya. Ia mendengar dengan penuh perhatian, lalu hatinya langsung membenarkan apa yang disampaikan Rasulullah SAW.
Dengan wajah teduh, Nabi berkata kepadanya, “Aku adalah utusan Allah. Aku menyerumu untuk menyembah Allah Yang Maha Esa dan meninggalkan sesembahan selain-Nya.”
Abu Bakar yang terkenal dengan kecerdasannya tidak memerlukan bukti panjang lebar. Ia sudah mengenal akhlak Rasulullah SAW sejak lama. Ia tahu bahwa Muhammad adalah orang yang paling jujur, amanah, dan tidak pernah berdusta. Oleh karena itu, ia berkata dengan penuh keyakinan, “Aku meyakini bahwa tiada Tuhan selain Allah dan engkau adalah utusan Allah.”
Keimanan yang Mantap
Abu Bakar masuk Islam tanpa ragu dan tanpa penundaan. Tidak ada yang perdebatan panjang, tidak ada pertanyaan yang diajukan. Ia menerima Islam dengan hati yang lapang. Sejak saat itu, Abu Bakar menjadi orang pertama dari kalangan sahabat Nabi yang memeluk Islam.
Rasulullah SAW merasa gembira dengan keislaman Abu Bakar. Beliau tahu bahwa Abu Bakar akan menjadi penopang besar dalam dakwah Islam. Dan benar saja, sejak hari itu Abu Bakar menyerahkan seluruh jiwa raganya untuk mendukung risalah Nabi.
Keimanan Abu Bakar juga langsung tampak dalam tindakannya. Tidak lama setelah masuk Islam, ia mengajak sahabat-sahabat terdekatnya untuk mengikuti agama baru ini. Melalui ajakan Abu Bakar, beberapa tokoh besar masuk Islam, di antaranya Utsman bin Affan, Zubair bin Awwam, Abdurrahman bin Auf, Sa’ad bin Abi Waqqash, dan Thalhah bin Ubaidillah. Nama-nama itu kelak menjadi sahabat besar yang memperkuat barisan Islam.
Gelar Ash-Shiddiq
Abu Bakar mendapat gelar Ash-Shiddiq karena selalu membenarkan Rasulullah SAW. Gelar itu semakin melekat setelah peristiwa Isra’ Mi’raj. Ketika sebagian orang Quraisy menanyakan Nabi karena mengaku melakukan perjalanan malam ke Masjidil Aqsa lalu naik ke langit, Abu Bakar tidak ragu sedikit pun. Ia langsung berkata, “Jika Muhammad yang mengatakannya, maka aku membenarkannya.”
Sikapnya yang tegas dan penuh keyakinan membuat Rasulullah SAW mengucapkan dengan gelar kehormatan itu. Gelar tersebut terus dikenang sepanjang sejarah Islam.
Peran Besar dalam Dakwah
Kisah masuk Islamnya Abu Bakar hanyalah awal dari perjalanan panjang bersama Rasulullah SAW. Sejak saat itu, ia selalu berada di sisi Nabi dalam setiap suka dan duka. Ia menyumbangkan harta bendanya untuk perjuangan Islam. Ia ikut dalam setiap pengorbanan, bahkan mendampingi Nabi saat hijrah ke Madinah.
Keteguhan imannya menjadi sumber kekuatan bagi umat Islam di masa awal yang penuh tekanan. Ia menenangkan kaum muslimin ketika Nabi wafat dengan perkataan siapanya yang terkenal, “Barang menyembah Muhammad, maka sesungguhnya Muhammad telah wafat. Barang siapa yang menyembah Allah, maka Allah Maha Hidup dan tidak akan pernah mati.”
Keimanannya yang teguh, kesetiaannya yang tulus, dan pengorbanannya yang besar menjadikan namanya selalu harum. Dari awal ia masuk Islam hingga akhir hayatnya, Abu Bakar tetap menjadi penopang dakwah Islam yang tak tergantikan.
(heni: Dikutip dari berbagai sumber)
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
