SURAU.CO – Tarbiyah, atau pendidikan ruhani, memegang peranan sentral dalam ajaran tasawuf. Ia merupakan suatu proses holistik yang bertujuan membentuk insan kamil, yaitu manusia yang mencapai kesempurnaan lahir dan batin. Melalui tarbiyah, seorang sufi berusaha membersihkan hati dari segala bentuk penyakit ruhani, menghiasi diri dengan akhlak mulia, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Konsep ini bukan sekadar transfer ilmu, melainkan transformasi diri secara mendalam.
Fondasi Tarbiyah Sufi
Dalam tasawuf, tarbiyah memiliki fondasi yang kokoh. Pertama, ia didasarkan pada pemahaman mendalam tentang fitrah manusia. Manusia diciptakan dengan potensi kebaikan dan kecenderungan untuk mengenal Tuhannya. Namun, potensi ini seringkali tertutup oleh nafsu dan godaan dunia. Oleh karena itu, tarbiyah hadir untuk membangkitkan kembali fitrah tersebut.
Kedua, tarbiyah sufi berakar pada syariat Islam. Tidak ada tarbiyah yang menyimpang dari ajaran Al-Qur’an dan As-Sunnah. Syariat menjadi rambu-rambu yang membimbing perjalanan ruhani seorang salik (penempuh jalan tasawuf). Melalui syariat, seseorang belajar tentang kewajiban-kewajiban agama, etika, dan nilai-nilai luhur yang menjadi pondasi akhlak.
Ketiga, tarbiyah menekankan pentingnya bimbingan seorang mursyid (guru spiritual). Mursyid adalah sosok yang telah menempuh perjalanan ruhani dan mencapai derajat tertentu dalam makrifatullah (mengenal Allah). Ia berperan sebagai pembimbing, penasihat, dan teladan bagi murid-muridnya. “Guru adalah jantung dari tarbiyah,” demikian sering diungkapkan dalam tradisi sufi. Tanpa bimbingan yang tepat, seorang salik dapat tersesat dalam perjalanannya.
Prinsip-Prinsip Utama Tarbiyah
Ada beberapa prinsip utama yang mendasari tarbiyah dalam tasawuf. Pertama, tazkiyatun nafs (pembersihan jiwa). Ini adalah langkah awal dan terpenting dalam tarbiyah. Tazkiyatun nafs meliputi upaya membersihkan hati dari sifat-sifat tercela seperti sombong, dengki, riya, tamak, dan lain-lain. Proses ini membutuhkan mujahadah (perjuangan keras) dan riyadhah (latihan spiritual) yang konsisten.
Kedua, tahliyatun nafs (penghiasan jiwa). Setelah jiwa dibersihkan, langkah selanjutnya adalah menghiasinya dengan sifat-sifat terpuji atau akhlak mahmudah. Sifat-sifat ini antara lain sabar, syukur, tawakal, ikhlas, jujur, rendah hati, dan kasih sayang. Tahliyah menjadikan seseorang memiliki karakter yang mulia dan terpuji di hadapan Allah maupun sesama manusia.
Ketiga, tajalliyatun nafs (penyingkapan hakikat). Prinsip ini merujuk pada terbukanya hijab-hijab yang selama ini menutupi pandangan ruhani seseorang. Dengan terbukanya hijab, seorang salik dapat merasakan kedekatan dengan Allah, memahami hakikat penciptaan, dan memperoleh ilmu ladunni (ilmu yang diberikan langsung oleh Allah). Ini adalah puncak dari tarbiyah ruhani.
Metode Tarbiyah dalam Tasawuf
Untuk mencapai tujuan tarbiyah, para sufi menggunakan berbagai metode yang telah teruji. Pertama, dzikrullah (mengingat Allah). Dzikir merupakan inti dari semua amalan tasawuf. Melalui dzikir, hati senantiasa terhubung dengan Allah, sehingga dapat menenangkan jiwa dan membersihkan kotoran hati. Ada dzikir lisan, dzikir hati, dan dzikir sirr (rahasia).
Kedua, muhasabah (introspeksi diri). Muhasabah adalah proses evaluasi diri secara berkala untuk meninjau amal perbuatan, niat, dan akhlak. Dengan muhasabah, seorang salik dapat mengenali kekurangan-kekurangannya dan berusaha memperbaikinya. Ini adalah cermin yang memantulkan kondisi batin.
Ketiga, muraqabah (merasa diawasi Allah). Muraqabah adalah kesadaran bahwa Allah senantiasa mengawasi setiap gerak-gerik dan pikiran kita. Kesadaran ini mendorong seseorang untuk selalu berhati-hati dalam bertindak dan berbicara, serta menjauhkan diri dari perbuatan dosa. “Muraqabah adalah kunci ketakwaan,” kata para ulama.
Keempat, riyadhah (latihan spiritual). Riyadhah meliputi berbagai bentuk latihan seperti puasa sunah, qiyamul lail (salat malam), mengurangi tidur, mengurangi makan, dan mengurangi berbicara yang tidak perlu. Tujuan riyadhah adalah melatih nafsu agar tunduk pada akal dan ruhani.
Kelima, khidmah (pelayanan). Berkhidmat kepada sesama, terutama kepada guru dan masyarakat, juga merupakan bagian penting dari tarbiyah. Melalui khidmah, seorang salik belajar tentang kerendahan hati, pengorbanan, dan kasih sayang. Ini merupakan wujud nyata dari akhlak mulia.
Manfaat Tarbiyah Ruhani
Tarbiyah ruhani memberikan banyak manfaat bagi seorang individu dan masyarakat. Secara individu, ia membentuk pribadi yang berintegritas, berakhlak mulia, dan memiliki kedekatan dengan Tuhan. Individu yang telah melalui tarbiyah cenderung lebih tenang, sabar, dan bersyukur. Mereka mampu menghadapi tantangan hidup dengan keteguhan hati.
Secara sosial, individu yang tercerahkan melalui tarbiyah dapat menjadi agen perubahan positif. Mereka menyebarkan nilai-nilai kebaikan, kedamaian, dan toleransi di lingkungan sekitarnya. “Tarbiyah menjadikan seseorang bermanfaat bagi alam semesta,” demikian sebuah ungkapan bijak. Mereka menjadi teladan dalam masyarakat.
Tarbiyah di Era Modern
Di era modern yang serba cepat dan materialistis ini, konsep tarbiyah menjadi semakin relevan. Banyak orang merasa kekosongan spiritual meskipun memiliki kelimpahan materi. Tarbiyah menawarkan solusi untuk mengisi kekosongan tersebut, yaitu dengan kembali kepada fitrah ilahiyah dan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.
Tarbiyah juga dapat menjadi benteng dari berbagai pengaruh negatif globalisasi. Dengan fondasi spiritual yang kuat, seseorang tidak mudah terombang-ambing oleh arus budaya yang bertentangan dengan nilai-nilai luhur. Mereka memiliki pegangan hidup yang kokoh. Oleh karena itu, tarbiyah perlu terus digalakkan.
Tarbiyah dalam tasawuf adalah suatu perjalanan panjang dan penuh perjuangan. Ia melibatkan pembersihan hati, penghiasan diri, dan penyingkapan hakikat. Dengan bimbingan seorang mursyid, melalui metode-metode seperti dzikir, muhasabah, dan riyadhah, seorang salik berupaya mencapai derajat insan kamil. Konsep ini bukan hanya relevan di masa lalu, tetapi juga sangat dibutuhkan di masa kini untuk menciptakan individu yang berkualitas dan masyarakat yang harmonis. Tarbiyah adalah jembatan menuju kebahagiaan sejati.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
