Pendidikan
Beranda » Berita » Duduk yang Mulia Jiwa yang Terjaga Kitab Akhlaq lil Banin Juz 3 Karya Umar Baraja (Pelajaran Klasik untuk Hari Ini)

Duduk yang Mulia Jiwa yang Terjaga Kitab Akhlaq lil Banin Juz 3 Karya Umar Baraja (Pelajaran Klasik untuk Hari Ini)

Duduk
Sekelompok santri laki-laki mengenakan baju dan peci hitam duduk bersila di dalam madrasah tradisional

SURAU.CO- Umar bin Ahmad Baraja, ulama asal Hadramaut yang hidup di abad ke-20, menulis kitab Akhlaq lil Banin sebagai pedoman akhlak bagi santri dan siswa madrasah. Kitab ini sangat dikenal di dunia pendidikan Islam, terutama karena gaya penyampaiannya yang mudah dipahami namun sarat makna. Juz 3 dari kitab ini berisi pedoman praktis tentang adab-adab keseharian, seperti berjalan, duduk, dan berinteraksi sosial.

Baraja meyakini bahwa pendidikan karakter harus dimulai dari hal-hal kecil. Melalui penanaman akhlak sejak dini, generasi Muslim akan tumbuh dengan kesadaran bahwa setiap gerak-gerik mereka mencerminkan nilai iman.

1. Duduk yang Tenang, Jangan Asal Gerak

Baraja menyampaikan dengan tegas:

“Seorang anak bisa diketahui apakah ia beradab atau tidak dengan gerak dan diamnya.”

Beliau menasihatkan agar duduk dengan cara yang tenang dan sopan tidak membungkuk, tidak mengayunkan kaki, tidak membunyikan jari, dan tidak memainkan tangan. Duduk juga harus menghindari gaya menyilangkan betis atau bertingkah gelisah yang tidak perlu. Jika ingin memanggil seseorang, gunakan suara pelan—bukan dengan menunjuk atau mengganggu orang lain.

Birrul Walidain: Membangun Peradaban dari Meja Makan untuk Generasi Mulia

Baraja melarang tertawa tanpa sebab, bercanda berlebihan, dan mengangkat suara tanpa adab. Ia mengutip firman Allah:

﴿أَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِينَ آمَنُوا أَنْ تَخْشَعَ قُلُوبُهُمْ لِذِكْرِ اللَّهِ﴾
“Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman untuk tunduk hati mereka mengingat Allah…” (QS. Al-Hadid: 16)

Sikap saat duduk mencerminkan hati yang bersih dan jiwa yang tertata. Maka, jaga postur tubuh, kendalikan emosi, dan hormati ruang sosial di sekitarmu.

 2. Adab Majelis dan Hormat pada Orang Tua

Umar Baraja memberikan bimbingan lengkap: jangan mengangkat suara, jangan menggunjing, jangan berdusta agar orang tertawa. Beliau menyampaikan hadis Rasulullah:

“Celakalah orang yang berbicara dusta agar orang-orang tertawa. Celakalah dia, celakalah dia.”

Menerapkan Parenting Nabawi: Panduan Mendidik Karakter Anak Lewat Riyadus Shalihin

Jika suasana majelis penuh kegembiraan, ikutlah gembira. Namun jika suasana duka, tampakkan empati. Jangan menyimpang dari rasa hormat dan keselarasan suasana.

﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا فِي الْمَجَالِسِ فَافْسَحُوا﴾
“Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: ‘Berlapang-lapanglah dalam majelis’, maka lapangkanlah…” (QS. Al-Mujadilah: 11)

Hormati orang yang lebih tua dengan berdiri dan mempersilakan mereka duduk di tempat terhormat. Berilah salam saat masuk dan keluar dari majelis. Jangan menyuruh orang lain berdiri dari tempat duduknya.

“Barangsiapa masuk ke suatu majelis dan dilapangkan tempat baginya, duduklah. Jika tidak, carilah ruang yang tidak mengganggu orang lain.”

Baraja juga melarang duduk di tengah-tengah lingkaran majelis karena dapat mengganggu orang di sekeliling.

Sebab Kerusakan Anak Wanita

3. Menjaga Kebersihan dan Etika Saat Duduk

Adab duduk tidak berhenti pada postur tubuh. Ia juga mencakup adab bersin, menguap, bersendawa, dan menjaga kebersihan diri:

“Apabila engkau bersin, ucapkan Alhamdulillah. Jika temanmu menjawab Yarhamukallah, balaslah dengan Yahdikumullah wa yushlihu baalakum.”

“Apabila engkau menguap, tahan semampumu dan tutup mulut dengan tangan kiri.”

Baraja melarang mengeluarkan ingus sembarangan, mengorek mulut atau hidung, serta membuat suara keras yang mengganggu. Jika duduk di masjid, niatkan untuk iktikaf. Jangan bicara soal duniawi atau mengganggu orang yang sedang beribadah.

“Akan datang kaum yang menjadikan masjid tempat obrolan duniawi. Allah tidak butuh pada mereka.”

Jika tak menemukan teman duduk yang baik, duduk sendirian lebih mulia daripada bersama orang yang buruk akhlaknya.

Adab Duduk, Cermin Keagungan Jiwa

Sahabat Surau, cara duduk bukan hanya soal posisi tubuh. Ia mencerminkan adab hati, kesopanan sosial, dan keluhuran akhlak. Umar Baraja telah menunjukkan bahwa adab bukan aksesori, melainkan bagian dari jalan hidup seorang Muslim.

Duduk yang tenang mencerminkan hati yang lapang. Duduk yang penuh hormat mencerminkan jiwa yang matang. Mari jaga adab dalam majelis, di rumah, di masjid, bahkan di jalan. Jika tubuh kita bisa duduk baik, semoga hati kita juga mampu bersujud dengan baik.

Ya Allah, ajarkan kami adab dalam setiap gerak dan diam kami. Jadikan tempat duduk kami tempat malaikat hadir, bukan syaitan menari. Limpahkan rahmat kepada kami dalam setiap majelis kebaikan.


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement