SURAU.CO – Syekh Abdus Shamad al-Palimbani adalah ulama kharismatik. Beliau lahir di Palembang pada tahun 1704. Kontribusinya sangat besar.,khususnya dalam dakwah di Palembang. Beliau meninggalkan jejak spiritual mendalam. Pemikirannya relevan hingga kini.
Asal-usul dan Pendidikan Awal
Ayah Syekh Abdus Shamad bernama Syekh Abdul Jalil. Beliau adalah keturunan Yaman. Ibunya, Raden Ranti, berasal dari Palembang. Syekh Abdul Jalil juga seorang ulama terkemuka. Beliau adalah guru pertama Syekh Abdus Shamad. Pendidikan agama dasar didapat dari ayahnya.
Setelah itu, Syekh Abdus Shamad melanjutkan studi. Ia pergi ke Pattani, Thailand. Di sana ia menuntut ilmu di sebuah pondok pesantren. Salah satu gurunya adalah Syekh Abdur Rahman bin Abdul Mubin Pauh Bok. Dalam menuntut ilmu di Pattani memberinya fondasi kuat.
Menjelajahi Ilmu di Tanah Suci
Kehausan akan ilmu membawanya lebih jauh. Beliau memutuskan ke Makkah dan Madinah. Di Tanah Suci, beliau bertemu ulama-ulama hebat. Mereka adalah Syekh Abdul Wahhab Bugis, Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari, dan Syekh Abdul Rahman al-Batawi.
Para ulama besar ini menjadi sahabat. Syekh Abdus Shamad berguru pada banyak ahli. Beliau belajar dari Syekh Muhammad bin Sulaiman al-Kurdi. Syekh Muhammad bin Abdul Karim al-Sammani adalah gurunya. Syekh Athaullah al-Mashri juga mengajarinya. Ada pula Syekh Ibrahim al-Rais. Syekh Abdul al-Mun’im al-Damanhuri turut membimbingnya.
Mendalami Tasawuf dan “Empat Serangkai”
Syekh Abdus Shamad sangat tekun. Ia mendalami ilmu tasawuf. Beliau belajar khusus tasawuf. Guru-gurunya adalah Syekh Syamsuddin as-Sumatrani. Ada juga Syekh Abdurrauf as-Singkili. Kedua tokoh ini sangat berpengaruh.
Paham tasawufnya unik. Ia menggabungkan Imam al-Ghazali. Juga pemikiran Ibnu Arabi. Ini adalah jalan tengah. Saat itu terjadi perselisihan. Antara pengikut Syekh Hamzah Fansuri. Juga Syekh Nuruddin ar-Raniri. Pendekatan ini merangkul semua.
Persahabatan erat terjalin antar ulama. Syekh Abdus Shamad bersahabat sangat baik dengan beberapa ulama. Beliau sangat dekat dengan Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari, Syekh Abdul Wahab Bugis dan Syekh Abdurrahman al-Mashri. Karena persahabatannya mereka dikenal sebagai “Empat Serangkai dari Tanah Jawi”. Persahabatan ini sangat legendaris.
Konsep Dakwah yang Revolusioner
Syekh Abdus Shamad memberikan kontribusi besar. Beliau mengembangkan konsep dakwah. Terutama di Indonesia. Konsepnya sangat komprehensif. Ada tujuh poin penting dakwahnya.
Pertama, pentingnya akhlak mulia. Kedua, memperbanyak dzikir kepada Allah. Ketiga, takzim atau hormat kepada guru. Keempat, mengamalkan tarekat yang benar. Kelima, melakukan wirid secara rutin. Keenam, beraktivitas duniawi untuk akhirat. Ketujuh, mempelajari tasawuf secara mendalam. Terakhir, memperhatikan adab dalam bertarekat.
Ketujuh poin ini sangat fundamental. Ini menjadi acuan utama. Prinsip dasar ini diikuti ulama lain. Mereka menggunakannya dalam berdakwah. Konsep ini membentuk corak dakwah Nusantara.
Karya-karya Abadi Syekh Abdus Shamad
Syekh Abdus Shamad meninggalkan warisan literatur. Karya-karyanya sangat penting. Kitab-kitabnya menjadi rujukan. Berikut adalah beberapa karyanya:
Hidayatussalikin fi Suluki Maslakil Muttaqin: Kitab ini populer. Isinya tentang panduan bagi para salik yang mengarahkan menuju jalan orang bertakwa.
Siyarus Salikin ila Ibadati Rabbil ‘Alamin: Sebuah karya besar, berisi perjalanan spiritual yang Mengajak beribadah kepada Tuhan semesta alam.
Zahratul Murid fi Bayani Kalimatit Tauhid: Kitab ini membahas tauhid yang menjelaskan tentang keesaan Allah.
Anisatul Muttaqin: Kitab ini menjadi teman,khususnya bagi orang-orang bertakwa yang mMemberikan petunjuk dan nasihat.
Ar-Risalatu fi Kaifiyatir Ratib Lailatil Jum’ah: Risalah khususyang menjelaskan tata cara ratib untuk malam Jumat yang diberkahi.
Al-Urwatul Wutsqa wa Silsilatu Waliyil Atqa: Kitab ini mengulas tentang tali yang kuat dan silsilah para wali.
Kitab Mi’raj: Kitab ini membahas perjalanan mi’raj, perjalanan Nabi Muhammad SAW ke langit ketujuh.
Zatul Muttaqin fi Tauhidi Rabbil ‘Alamin: Kitab ini juga membahas tauhid. Pokok-pokok ketuhanan.
Karya-karya ini menjadi bukti. Beliau adalah ulama produktif. Pemikirannya sangat mendalam.
Inspirasi Tak Lekang oleh Waktu
Syekh Abdus Shamad al-Palimbani adalah teladan. Beliau adalah seorang ulama sejati. Dedikasinya pada ilmu sangat tinggi. Perannya dalam dakwah sangat krusial.
Peninggalan beliau terus hidup. Karya-karyanya dibaca banyak orang. Konsep dakwahnya relevan. Warisan beliau menginspirasi kita semua. Beliau adalah pahlawan spiritual Nusantara. Semoga kita bisa meneladani beliau.
Sumber :
Lathifah, Ainun, 2022, Warisan Ulama Nusantara : Biografi dan Karya IntelektualMereka,Yogyakarta,Penerbit Laksana
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
