Kisah
Beranda » Berita » Kisah Pemimpin yang Tidur Tenang di Bawah Pohon Kurma

Kisah Pemimpin yang Tidur Tenang di Bawah Pohon Kurma

SURAU.CO – Sosok seorang pemimpin ideal seringkali menjadi dambaan setiap masyarakat. Mereka mendambakan pemimpin yang adil, sederhana, dan berani. Sejarah Islam mencatat satu nama yang memenuhi semua kriteria itu. Dialah Umar bin Khattab, Khalifah kedua dalam Khulafaur Rasyidin. Keadilan Umar bin Khattab menjadi buah bibir, bahkan hingga hari ini. Kisahnya memberikan pelajaran abadi tentang hakikat kekuasaan sejati.

Selama masa kepemimpinannya, wilayah Islam meluas dengan pesat. Kekuasaannya mencakup seluruh Jazirah Arab. Wilayahnya terbentang hingga sebagian Asia Kecil, Afrika Utara, bahkan menyentuh daratan Eropa. Meski memimpin imperium besar, Umar tidak pernah terlena oleh kemegahan duniawi. Ia justru semakin dekat dengan rakyatnya.

Umar sangat dicintai oleh kaum Muslimin. Keadilan dan kesederhanaannya menenangkan hati rakyat. Namun, ia juga sangat disegani oleh kawan maupun lawan. Keberaniannya yang legendaris membuat musuh berpikir dua kali. Ia menggabungkan ketegasan dan kelembutan dalam satu kepribadian yang utuh.

Pemimpin yang Menjaga Rakyatnya di Malam Hari

Umar bin Khattab tidak membiarkan malamnya berlalu tanpa makna. Hampir setiap malam, ia berkeliling kota Madinah seorang diri. Ia melakukannya bukan untuk mencari popularitas. Ia ingin memastikan tidak ada rakyatnya yang kelaparan. Ia ingin mendengar langsung jika ada anak-anak menangis karena tidak punya makanan. Sikap ini menunjukkan betapa besar tanggung jawabnya. Bagi banyak orang, tipe pemimpin sempurna setelah Rasulullah SAW terwujud dalam diri Umar.

Ekspektasi Utusan dari Persia

Suatu hari, seorang utusan dari negeri adidaya datang ke Madinah. Ia adalah Hurmuzan, penasihat utama Kisra Persia. Sebagai bangsawan tinggi, Hurmuzan datang dengan segala kemegahannya. Ia mengenakan mahkota emas bertabur permata. Pakaian sutranya menunjukkan status dan kekayaan negerinya.

Pasca Wafatnya Rasulullah: Sikap Abu Bakar Menghadapi Kemurtadan

Rombongan Hurmuzan memulai perjalanan menuju Madinah. Dalam benaknya, ia membayangkan istana Khalifah Umar. Ia berpikir istana itu pasti sangat megah dan hebat. Mengingat wilayah kekuasaan Umar yang begitu luas, pemasukan pajak tentu sangat besar. Pikiran ini membuatnya merasa sedikit rendah diri. Ia akan bertemu penguasa dua pertiga dunia saat itu.

Kenyataan yang Mengejutkan di Madinah

Setelah menempuh perjalanan berhari-hari, rombongan itu akhirnya tiba. Mereka sampai di gerbang kota Madinah. Hurmuzan segera bertanya kepada penduduk sekitar. “Di manakah letak istana Khalifah?” tanyanya dengan penuh keyakinan.

Jawaban yang ia terima sungguh di luar dugaan. Semua penduduk yang ia temui memberikan jawaban serupa, “Khalifah tidak mempunyai istana.” Utusan Kisra itu sangat terkejut dan heran. Bagaimana mungkin seorang penguasa besar tidak memiliki istana?

Rasa penasarannya semakin besar. Ia kemudian bertanya di mana bisa menemukan Umar bin Khattab. Seorang penduduk memberinya petunjuk sederhana. Ia disarankan mencari Umar di sebuah desa kecil di pinggiran Madinah. Kabarnya, sang Khalifah sedang beristirahat di bawah sebatang pohon kurma.

Pertemuan di Bawah Pohon Kurma

Hurmuzan dan rombongannya segera menuju lokasi yang ditunjukkan. Betapa terkejutnya ia saat tiba di sana. Ia mendapati seorang pria sedang tertidur pulas sendirian. Pria itu hanya beralaskan tanah, di bawah naungan sebatang pohon kurma. Tidak ada pengawal. Tidak ada singgasana. Pria sederhana itu adalah Umar bin Khattab, sang Amirul Mukminin.

Penaklukan Thabaristan (Bagian 2): Kemenangan di Era Umayyah

Pemandangan itu begitu kontras dengan apa yang ia bayangkan. Setelah mengucapkan salam, Hurmuzan menyampaikan sebuah kalimat indah yang kemudian menjadi sangat populer. Kalimat itu merangkum seluruh kekagumannya.

Artinya: “Dikarenakan engkau telah berbuat adil terhadap rakyatmu, maka engkau merasa aman dan tentram, sehingga engkau bisa tidur dengan tenang dan nyenyak tanpa rasa takut”.

Pelajaran Abadi dari Seorang Pemimpin

Kisah ini memberikan pelajaran yang sangat mendalam. Ketika seorang pemimpin berlaku adil, rakyat akan mencintainya. Ia tidak memerlukan pengawalan ketat kemanapun ia pergi. Rasa aman datang dari kepercayaan dan cinta rakyatnya, bukan dari tembok benteng yang tinggi. Keadilan membuatnya bisa tidur nyenyak, bahkan di bawah pohon sekalipun.

Begitu pula dengan kesederhanaan. Pemimpin yang memikirkan nasib rakyatnya tidak akan sibuk membangun istana pribadi. Kebencian rakyat seringkali muncul dari kesenjangan. Mereka melihat para pemimpin hidup mewah, sementara mereka sendiri berjuang dalam kemiskinan. Ketika pemimpin melupakan rakyatnya, kepercayaan pun hilang. Dari sanalah muncul hujatan, bahkan niat untuk menjatuhkan pemimpin yang pernah mereka pilih. Umar bin Khattab menunjukkan bahwa kekuasaan sejati bersumber dari keadilan, bukan kemewahan.

Penaklukan Thabaristan: Merebut Negeri Kapak Persia di Masa Utsmaniyah

Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement