SURAU.CO – Al-Qur’an sebagai kitab suci umat Islam mengisahkan peristiwa-peristiwa besar yang sudah dan akan terjadi. Salah satunya adalah kisah Yakjud dan Makjud, dua bangsa misterius yang disebut dalam surah Al-Kahfi dan Al-Anbiya. Kisah mereka sarat dengan hikmah, mengingatkan kita tentang keterbatasan manusia, kekuasaan Allah, dan kepastian datangnya hari kiamat.
Siapakah Yakjud dan Makjud?
Yakjud dan Makjud digambarkan sebagai dua kaum kecil yang jumlahnya sangat banyak, bagaikan gelombang manusia yang keluar dari segala arah. Mereka bukan makhluk gaib, melainkan manusia seperti kita, tetapi memiliki sifat yang merusak, membuat kerusakan di muka bumi, dan sulit dikendalikan.
Al-Qur’an tidak menjelaskan secara detail asal-usul mereka. Namun, dalam surat Al-Kahfi ayat 94, kaum yang hidup di antara dua gunung.
قَالُوْا يٰذَا الْقَرْنَيْنِ اِنَّ يَأْجُوْجَ وَمَأْجُوْجَ مُفْسِدُوْنَ فِى الْاَرْضِ فَهَلْ نَجْعَلُ لَكَ خَرْجًا عَلٰٓى اَنْ تَجْعَلَ بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمْ سَدًّا ٩٤
qâlû yâ dzal-qarnaini inna ya’jûja wa ma’jûja mufsidûna fil-ardli fa hal naj‘alu laka kharjan ‘alâ an taj‘ala bainanâ wa bainahum saddâ
“Mereka berkata, Wahai Zulqarnain, sesungguhnya Ya’juj dan Ma’juj adalah (bangsa) pembuat kerusakan di bumi, bolehkah kami memberimu imbalan agar engkau membuatkan tembok penghalang antara kami dan mereka?”
Dari ayat ini jelas bahwa keberadaan Yakjud dan Makjud sudah membuat resah umat manusia sejak zaman dahulu kala. Mereka dikenal karena pengrusak dandan pembuat kekacauan.
Kisah Dzulkarnain dan Tembok Raksasa
Untuk memahami Yakjud dan Makjud, kita perlu menengok kisah Dzulkarnain, seorang raja adil dan beriman yang dianugerahi kekuasaan besar oleh Allah. Dalam perjalanan ekspedisinya, ia sampai ke suatu tempat di antara dua gunung. Di sanalah ia bertemu dengan suatu kaum yang hampir tidak dapat berkomunikasi dengan baik, namun mereka meminta bantuan untuk melindungi diri dari gangguan Yakjud dan Makjud.
Dzulkarnain bersedia membantu. Kemudian dengan kekuatannya, ia membuat sebuah dinding raksasa dari besi dan tembaga cair . Dinding itu begitu kuat sehingga Yakjud dan Makjud tidak mampu menembus atau menumpulkannya.
Al-Qur’an menggambarkan keberhasilan pembangunan tembok itu dalam Al-Kahfi ayat 97:
“Maka mereka (Yakjud dan Makjud) tidak bisa mendakinya dan tidak bisa (pula) melubanginya.”
Dari sini umat manusia terselamatkan untuk sementara waktu dari kejahatan mereka. Namun Dzulkarnain mengingatkan bahwa dinding itu bukanlah kekuatan abadi. Kelak, ketika Allah menghendaki, tembok itu akan hancur, dan Yakjud dan Makjud akan keluar kembali.
Janji Allah tentang Keluarnya Yakjud dan Makjud
Yakjud dan Makjud tidak akan terkurung selamanya. Dalam surah Al-Anbiya ayat 96-97, Allah berfirman bahwa pada saat mendekati kiamat, penghalang itu akan runtuh:
“Hingga apabila dibukakan (tembok) Yakjud dan Makjud, dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi. Dan telah dekatlah janji yang benar (hari berhenti).”
Ayat ini menggambarkan bagaimana keluarnya Yakjud dan Makjud menjadi tanda besar datangnya kiamat. Mereka akan turun sepert gelombang manusia yang tak terbendung, merusak apa saja yang mereka temui. Setelah itu, peristiwa kiamat akan semakin dekat.
Hadis Nabi Muhammad ﷺ juga menguatkan hal ini. Dalam riwayat sahih, Rasulullah menyebutkan bahwa setelah turunnya Nabi Isa ‘alaihissalam ke bumi, Yakjud dan Makjud akan dikeluarkan, jumlah mereka sangat banyak, dan mereka membuat kerusakan di mana-mana. Umat manusia yang beriman hanya bisa berdoa memohon perlindungan kepada Allah.
Hikmah dari Kisah Yakjud dan Makjud
Kisah Yakjud dan Makjud memang penuh misteri. Kita tidak tahu pasti siapa mereka, di mana lokasi tembok Dzulkarnain, dan kapan tepatnya mereka akan keluar. Namun, yang pasti Al-Qur’an dan hadis Nabi telah menegaskan keberadaan mereka.
Misteri ini justru menggugah kita untuk merenung. Seandainya hari itu tiba, apakah kita sudah siap? Apakah amal kita sudah cukup untuk menghadapi fitnah besar menjelang kiamat?
Sering kali manusia terlena dengan kehidupan dunia. Kita sibuk mengejar harta, jabatan, atau kesenangan sesaat, seakan kiamat masih jauh. Padahal, Allah telah mengingatkan lewat kisah Yakjud dan Makjud bahwa peristiwa itu pasti akan datang.
Semoga kisah ini menggugah hati kita untuk selalu mendekat kepada Allah, menjaga diri dari sifat-sifat perusak, serta mempersiapkan diri menyambut hari yang pasti datang. Sebab, tidak ada benteng yang lebih kuat dari iman dan amal saleh.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
