SURAU.CO – Konsumsi gula berlebih semakin menjadi perhatian serius di era modern. Banyak orang tidak sadar bahwa asupan gula harian mereka jauh melebihi batas aman. Dampak gula tidak hanya menyerang tubuh, tetapi juga memengaruhi kesehatan mental. Menurut World Health Organization (WHO) orang dewasa sebaiknya mengonsumsi gula tambahan kurang dari 25 gram per hari. Namun kenyataannya, sebagian besar orang menelan lebih dari dua kali lipat jumlah itu. Gula tersembunyi dalam makanan cepat saji, minuman manis, dan camilan kemasan menjadi penyumbang terbesar.
Efek Gula Berlebih pada Kesehatan Fisik
Tubuh membutuhkan energi dari glukosa tetapi kadar berlebih justru memicu berbagai masalah. Gula tinggi mendorong lonjakan insulin berulang yang mempercepat penumpukan lemak. Akibatnya, berat badan meningkat dan obesitas mengancam. Banyak penelitian menghubungkan konsumsi gula berlebih dengan risiko penyakit jantung. Gula tinggi memicu peradangan kronis, lalu meningkatkan potensi hipertensi, kolesterol, dan serangan jantung. Gula berlebih juga merusak gigi. Bakteri di mulut memakan gula dan menghasilkan asam yang melukai enamel. Jika tidak dikendalikan, kerusakan berkembang menjadi infeksi. Selain itu, konsumsi berlebihan membuka jalan bagi diabetes tipe 2. Tubuh yang terus menerima gula kehilangan sensitivitas terhadap insulin. Akibatnya, kadar gula darah melonjak tanpa kendali.
Dampak Gula terhadap Kesehatan Mental
Gula tidak hanya mengganggu tubuh tetapi juga memengaruhi emosi. Fluktuasi kadar gula membuat suasana hati mudah berubah. Orang yang banyak makan gula sering berenergi sesaat, lalu merasa lelah, mudah marah, dan cemas. Sebuah studi dalam Scientific Reports menemukan kaitan antara gula berlebih dan risiko depresi. Penelitian itu menyebut pria dengan asupan gula tinggi lebih rentan mengalami gangguan suasana hati. Ahli gizi klinis, Kathleen DesMaisons menjelaskan “Gula dapat mengubah kimia otak dengan cara yang mirip seperti zat adiktif lainnya. Otak menjadi terbiasa dengan lonjakan dopamin yang dipicu oleh gula, sehingga memicu kecanduan.” Kondisi tersebut menunjukkan mengapa banyak orang sulit mengurangi makanan manis meski sadar risikonya. Ketergantungan pada gula akhirnya menurunkan kualitas hidup.
Cara Mengendalikan Konsumsi Gula
Mengurangi gula bukan berarti menolak semua makanan manis. Yang terpenting kendalikan jumlahnya. Membaca label nutrisi membantu kita mengenali gula tersembunyi. Gantilah minuman manis dengan air putih, teh tanpa gula, atau jus alami. Konsumsi buah segar, sayuran, dan protein sehat agar energi lebih stabil. Olahraga rutin juga membantu tubuh mengatur gula darah secara alami. Dengan gaya hidup seimbang, kita bisa menekan risiko penyakit akibat gula berlebih.
Rasa manis memang menyenangkan tetapi konsumsi berlebih menghadirkan bahaya bagi tubuh dan pikiran. Kesadaran untuk mengendalikan gula harian menjadi kunci menjaga kesehatan fisik dan mental.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
