Madrasah kini menjadi bagian tak terpisahkan dari lanskap pendidikan nasional. Lembaga ini menawarkan kurikulum yang memadukan ilmu agama dan pengetahuan umum. Namun, banyak yang belum mengetahui sejarah panjang di baliknya. Ternyata, awal mula pendidikan madrasah di Indonesia berakar dari sebuah tradisi di Minangkabau, yaitu sistem pendidikan surau.
Gerakan modernisasi surau menjadi fondasi utama lahirnya madrasah yang kita kenal hari ini. Transformasi ini mengubah sistem belajar tradisional menjadi lebih terstruktur, modern, dan relevan dengan tantangan zaman.
Surau: Pusat Kehidupan dan Pendidikan Umat
Jauh sebelum sistem sekolah formal ada, masyarakat Minangkabau memiliki surau. Surau berfungsi sebagai pusat kegiatan keagamaan dan sosial. Tempat ini tidak hanya digunakan untuk salat. Anak-anak dan remaja belajar mengaji di sana. Mereka juga mendalami berbagai ilmu agama Islam dari seorang syekh atau ulama.
Sistem pembelajaran di surau bersifat non-klasikal. Para murid duduk melingkar mengelilingi guru. Sistem ini dikenal dengan sebutan halaqah. Tidak ada jenjang kelas, seragam, atau jadwal pelajaran yang pasti. Materi ajar sepenuhnya bergantung pada keilmuan sang guru. Surau menjadi kawah candradimuka bagi calon-calon ulama dan pemimpin masyarakat.
Gagasan Perubahan dari Tanah Suci
Angin perubahan datang pada awal abad ke-20. Seorang ulama reformis bernama Syekh Abdullah Ahmad menjadi pelopornya. Ia lahir di Padang Panjang pada tahun 1878. Setelah menimba ilmu di berbagai surau, ia melanjutkan pendidikannya ke Mekkah.
Di Mekkah, Syekh Abdullah Ahmad melihat sistem pendidikan yang jauh lebih modern. Sekolah-sekolah di sana sudah menggunakan ruang kelas. Mereka memiliki meja, kursi, dan papan tulis. Kurikulumnya pun terstruktur dengan baik. Pengalaman ini membuka wawasannya. Ia sadar sistem pendidikan surau perlu berbenah agar tidak tertinggal.
Sekembalinya ke Tanah Air, ia membawa semangat pembaruan. Ia bertekad untuk menerapkan model pendidikan modern yang ia lihat di Mekkah. Tujuannya jelas. Ia ingin menciptakan sistem pendidikan Islam yang mampu menjawab kebutuhan zaman.
Adabiyah School: Tonggak Sejarah Modernisasi
Syekh Abdullah Ahmad mewujudkan gagasannya pada tahun 1909. Ia mendirikan sebuah sekolah di Padang. Sekolah itu ia beri nama Adabiyah School. Inilah titik awal revolusi pendidikan Islam di Minangkabau. Sekolah ini menjadi madrasah modern pertama di Indonesia.
Adabiyah School memperkenalkan banyak hal baru. Sistem halaqah diganti dengan ruang-ruang kelas. Murid-murid kini belajar menggunakan bangku dan meja. Guru mengajar di depan kelas dengan bantuan papan tulis. Jam pelajaran diatur secara ketat. Ada pula sistem jenjang kelas yang jelas, dari tingkat dasar hingga lanjutan.
Perubahan ini bukan tanpa tantangan. Banyak kalangan konservatif menentang metode baru ini. Mereka menganggap sistem tersebut meniru gaya pendidikan Belanda. Namun, Syekh Abdullah Ahmad tetap teguh pada pendiriannya.
Kurikulum Terpadu: Agama dan Pengetahuan Umum
Modernisasi tidak hanya berhenti pada fisik bangunan. Syekh Abdullah Ahmad juga merombak kurikulum. Ia memadukan ilmu-ilmu agama dengan mata pelajaran umum seperti berhitung, geografi, dan bahasa Melayu.
Langkah ini diikuti oleh tokoh reformis lainnya. Zainuddin Labay El-Yunusy, misalnya, mendirikan Diniyah School pada tahun 1915. Sekolah ini juga menerapkan sistem modern dengan kurikulum terpadu.
Sejarawan Azyumardi Azra mencatat pentingnya fenomena ini. Ia menyebutnya sebagai momen krusial dalam sejarah pendidikan Islam.
Sejarawan Azyumardi Azra menjelaskan bahwa momen ini menjadi titik krusial. Ia menyoroti bagaimana pengenalan sistem baru ini menjadi penanda utama pembaruan. Dalam tulisannya, ia menyatakan:
“Modernisasi pendidikan Islam di Indonesia ditandai dengan diperkenalkannya sistem pendidikan klasikal. Lengkap dengan berbagai atributnya seperti kelas, meja, kursi, dan kurikulum,” tulis Azyumardi Azra.
Pemerintah kolonial Belanda awalnya menaruh curiga. Namun, mereka akhirnya mengakui keberadaan sekolah-sekolah ini. Mereka bahkan memberikan status yang setara dengan sekolah buatan pemerintah.
Warisan untuk Pendidikan Indonesia
Transformasi surau menjadi madrasah adalah sebuah lompatan besar. Syekh Abdullah Ahmad dan para reformis lainnya meletakkan dasar yang kokoh melalui gerakan pembaruan ini. Inilah awal mula pendidikan madrasah yang sesungguhnya.
Sistem ini terus berkembang hingga menyebar ke seluruh Nusantara. Warisan mereka membentuk sistem madrasah yang kini berdiri sejajar dengan sekolah umum. Madrasah tidak lagi dipandang sebelah mata. Lembaga ini terus melahirkan generasi cerdas yang berakhlak mulia, siap membangun bangsa dan negara.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
