Opinion
Beranda » Berita » Akar yang Kuat di Tanah Kehidupan: Jangan Tumbang Meskipun Tak Berdaun

Akar yang Kuat di Tanah Kehidupan: Jangan Tumbang Meskipun Tak Berdaun

Akar yang Kuat dalam Kehidupan: Refleksi dari Sebatang Pohon Tanpa Daun

Akar yang Kuat di Tanah Kehidupan

 

Ada pohon yang tak memiliki daun yang indah. Ia tak rimbun, tak meneduhkan siapa pun, bahkan tak menarik pandangan. Namun ia tetap berdiri. Mengapa? Karena akarnya mencengkeram bumi dengan kokoh. Ia mungkin tak terlihat indah di permukaan, tapi kekuatannya ada pada hal yang tersembunyi—akar yang menghujam dalam ke bumi.

Begitulah perumpamaan manusia dalam menghadapi kehidupan.

Kita hidup di zaman ketika segala sesuatu dinilai dari tampilan luar. Betapa banyak orang yang terpesona pada ‘daun yang indah’ pakaian mewah, jabatan tinggi, paras rupawan, dan pencapaian materi. Tapi sedikit yang menyadari bahwa kekuatan sejati justru terletak pada hal-hal yang tak kasat mata: kesabaran, keikhlasan, ketekunan, dan keteguhan hati.

𝗧𝗘𝗞𝗡𝗢𝗟𝗢𝗚𝗜 𝗖𝗜𝗣𝗧𝗔𝗔𝗡 𝗞𝗔𝗙𝗜𝗥, 𝗜𝗟𝗠𝗨𝗡𝗬𝗔 𝗗𝗜𝗖𝗨𝗥𝗜 𝗗𝗔𝗥𝗜 𝗠𝗨𝗦𝗟𝗜𝗠: SADAR 𝗧𝗜𝗣𝗨 𝗗𝗔𝗬𝗔 𝗦𝗘𝗞𝗨𝗟𝗘𝗥

Ketika Hidup Tak Indah di Permukaan

Tak semua orang ditakdirkan hidup dengan mudah. Ada yang diuji dengan kemiskinan sejak kecil, ada yang tumbuh dalam keluarga yang tidak utuh, ada pula yang harus berjuang keras untuk sekadar menyambung pendidikan. Mereka tidak memiliki “daun” yang indah dalam pandangan dunia. Tapi, apakah itu berarti mereka tidak kuat? Tidak berguna? Tidak bisa berhasil?

Sebaliknya. Justru dari ujian dan keterbatasan itulah mereka bisa menumbuhkan akar yang kuat.

Akar itu adalah ketabahan yang terbentuk dari luka. Akar itu adalah tawakal yang tumbuh dari ketidakpastian. Akar itu adalah rasa syukur yang tumbuh dari kekurangan.

Mereka tidak tumbang karena mereka belajar bertahan. Mereka tidak menyerah karena mereka tahu: hidup ini bukan tentang keindahan luar, melainkan kekuatan dalam.

Perjalanan yang Harus Diteruskan

Dalam hidup, kita tidak selalu punya pilihan untuk memulai dari tempat yang nyaman. Tapi kita selalu punya pilihan untuk melanjutkan perjalanan dengan semangat dan tekad.

KEHEBATAN SEBUAH DOA

Kita mungkin merasa seperti pohon kering—sendirian, terasing, dan tak memiliki daya tarik. Namun jika akar kita kuat, maka badai kehidupan sekalipun tak akan mampu merobohkan kita.

Allah tidak menilai manusia dari “daunnya”, melainkan dari akarnya. Dari bagaimana ia bertahan, bersyukur, sabar, dan terus memperbaiki diri meski tak dilihat dan diapresiasi oleh dunia.

> “Sesungguhnya Allah tidak melihat rupa kalian dan harta kalian, tetapi Dia melihat hati dan amal kalian.” (HR. Muslim)

Maka kuatkan akar, bukan pamerkan daun. Tanamkan iman, bukan hanya tampilkan pencitraan.

Saat yang Lain Mulai Rontok

Musim berganti, pohon-pohon besar pun bisa menggugurkan daunnya. Dunia bisa berubah dengan cepat. Popularitas bisa hilang, harta bisa lenyap, wajah bisa menua, jabatan bisa tergantikan. Ketika semua ‘daun’ itu rontok, yang tersisa adalah akar.

𝗚𝗛𝗨𝗥𝗔𝗕𝗔̄’ – 𝗔𝗦𝗜𝗡𝗚 𝗗𝗜 𝗕𝗨𝗠𝗜, 𝗠𝗨𝗟𝗜𝗔 𝗗𝗜 𝗟𝗔𝗡𝗚𝗜𝗧

Pertanyaannya: apakah kita sudah cukup dalam menguatkan akar kita?

Akar kehidupan adalah hubungan kita dengan Allah. Hubungan ini dibangun melalui ibadah, doa, kesabaran, dan ketaatan dalam sunyi. Akar itu tidak terlihat, tapi itulah yang menopang seluruh hidup kita.

Jangan iri pada orang lain yang terlihat hidupnya lebih indah. Kita tak tahu seberapa kuat akarnya. Mungkin kita diuji agar memiliki ketahanan yang mereka tak punya.

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu baik bagimu. Dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu buruk bagimu. Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 216)

Tumbuhlah dalam Takdirmu

Kita tidak bisa memilih takdir awal kita, tapi kita bisa memilih bagaimana kita menjalaninya. Mungkin takdirmu adalah menjadi pohon yang gersang, tapi kuat. Takdirmu bukan untuk menjadi yang paling terlihat, tapi yang paling tahan banting.

Tidak semua pohon harus berdaun rimbun. Ada pohon yang ditakdirkan hidup di tebing curam, di tanah kering, di bawah terik matahari. Tapi justru karena itu ia tumbuh menjadi kuat.

Kamu mungkin bukan orang yang paling sukses, paling dikenal, atau paling dipuji. Tapi kamu bisa jadi orang yang paling sabar, paling istiqamah, paling taat, paling jujur. Dan itu lebih bernilai di sisi Allah.

“Barang siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan menjadikan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.” (QS. Ath-Thalaq: 2-3)

Teruskan Perjalanan

Tulisan dalam gambar itu ditutup dengan kalimat sederhana namun dalam maknanya: “Perjalanan masih perlu diteruskan.”

Ya, kita tidak bisa berhenti hanya karena lelah. Hidup ini seperti jalan panjang yang harus dilalui, meskipun kaki tertatih dan mata berair. Setiap langkah adalah perjuangan. Tapi setiap langkah juga adalah bentuk ibadah.

Dalam Islam, perjuangan itu tidak sia-sia. Bahkan air mata yang jatuh karena kesabaran pun bernilai pahala. Bahkan rasa letih karena menanggung beban hidup bisa menjadi pemberat timbangan kebaikan di akhirat.

Jangan pernah merasa gagal hanya karena belum sampai di tujuan. Selama kamu masih melangkah, kamu sedang menang.

Penutup: Jangan Tumbang, Meski Tak Berdaun

Kehidupan tidak selalu memberikan kita kemewahan atau kenyamanan. Tapi ia selalu memberikan kita kesempatan untuk menjadi kuat.

Jadilah seperti pohon yang meskipun tak berdaun, tapi tetap berdiri tegak karena akarnya yang kuat.

Kuatlah dalam diam. Bertahanlah dalam doa. Berjuanglah dalam kesabaran. Dan teruslah berjalan dalam takdirmu, karena perjalanan belum selesai.

Allah tidak melihat siapa yang paling cepat sampai, tapi siapa yang paling istiqamah berjalan.

“Inna ma’al usri yusra – Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.” (QS. Al-Insyirah: 6)

Semoga kita menjadi insan yang tetap kokoh meskipun angin dunia menghantam dari segala arah. Karena kita punya akar yang menancap: iman, sabar, tawakal, dan harapan kepada Allah. Aamiin. (Iskandar)


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement