Opinion
Beranda » Berita » Nabi sebagai Pelindung Alam dan Ekologi

Nabi sebagai Pelindung Alam dan Ekologi

Nabi Sebagai Pelindung Alam dan Ekologi

SURAU.CO – Ketika kita mendengar nama Nabi Muhammad Saw, kebanyakan orang langsung terbayang tentang ibadah: sholat, puasa, zakat, atau haji. Jarang sekali yang langsung berhubungan dengan alam dan ekologi. Padahal, Nabi tidak hanya menjadi pembawa risalah untuk membimbing manusia, tetapi juga menjadi teladan dalam menjaga kelestarian bumi. Beliau memahami bahwa bumi bukan sekedar tempat tinggal, melainkan amanah dari Allah yang harus dirawat.

Menanam Pohon: Investasi Pahala

Dalam pandangan Islam, alam adalah ciptaan Allah yang penuh dengan tanda-tanda kebesaran-Nya. Gunung, sungai, pohon, hewan, bahkan udara yang kita hirup adalah kenikmatan yang harus disyukuri. Nabi mengajarkan bahwa menjaga alam berarti menjaga amanah. Melalui sabdanya, beliau sudah mengingatkan bahaya yang kini kita kenal sebagai pemanasan global dan deforestasi, jauh sebelum para aktivis lingkungan menyuarakannya.

Pesan Nabi tentang perlindungan alam tidak berhenti pada larangan merusak. Beliau juga mendorong keharmonisan antara manusia dan lingkungan.

Beliau bersabda, “Tidaklah seorang muslim menanam pohon atau menabur benih, lalu sebagian dimakan oleh burung, manusia, atau hewan, melainkan itu menjadi sedekah baginya” (HR. Bukhari dan Muslim).
Pesan ini menunjukkan bahwa menanam pohon bernilai ibadah. Pohon tidak hanya bermanfaat bagi manusia, tetapi juga bagi makhluk lain. Ia memberi oksigen, menahan erosi, menjadi rumah bagi burung, dan menjaga keseimbangan ekosistem.

Bayangkan, di tengah krisis iklim, ajaran Nabi ini menjadi solusi sederhana namun berdampak besar. Menanam pohon bukan sekadar aktivitas fisik, tetapi juga bentuk ibadah yang mengalirkan pahala.

Menggali Peran Pemuda dalam Riyadus Shalihin: Menjadi Agen Perubahan Sejati

Larangan Merusak Alam

Nabi juga mengingatkan umatnya untuk tidak merusak alam, bahkan di masa perang sekalipun. Dalam peperangan, beliau melarang kekuatan untuk menghancurkan pohon, merusak tanaman, atau membunuh hewan tanpa alasan yang benar.
Ajaran ini luar biasa, karena pada masa itu peperangan sering membawa kehancuran total, termasuk terhadap lingkungan. Nabi membangun kesadaran bahwa merusak alam berarti merusak kehidupan.

Selain itu, beliau juga menegur sahabat yang boros udara saat berwudhu. Ketika Sa’ad bin Abi Waqqash menggunakan udara secara berlebihan, Nabi berkata, “Jangan boros!”. Sa’ad bertanya, “Apakah dalam wudhu juga ada pemborosan?” Nabi menjawab, “Ya, meskipun engkau berada di sungai yang mengalir” (HR. Ibnu Majah).
Hadis ini sangat relevan di era modern, ketika krisis air bersih menjadi masalah global. Pesan Nabi jelas: hematlah sumber daya, jangan berlebihan.

Relevansi dengan Prinsip Keberlanjutan Modern

Pesan Nabi tentang menjaga alam seakan menjadi pedoman hidup yang sangat relevan dengan situasi kita hari ini. Krisis iklim, polusi udara, hilangnya hutan, punahnya spesies, dan menurunnya kualitas udara adalah masalah nyata yang dihadapi dunia.
Jika umat Islam benar-benar meneladani ajaran Nabi, kita akan lebih bijak menggunakan sumber daya, tidak membuang-buang makanan, mengurangi sampah plastik, dan aktif melestarikan lingkungan.

Islam menekankan keseimbangan ( mizan ) dalam hidup. Alam memiliki sistem yang teratur, dan tugas manusia adalah menjaga keharmonisan itu. Kerusakan yang terjadi saat ini sebagian besar disebabkan oleh manusia sendiri. Al-Qur’an mengingatkan: “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena ulah tangan manusia…” (QS. Ar-Rum: 41).
Ayat ini adalah peringatan sekaligus ajakan untuk memperbaiki keadaan.

Menjaga Alam Sebagai Bagian dari Iman

Menjaga alam bukan hanya tugas aktivis lingkungan atau pemerintah, tetapi kewajiban setiap umat Islam. Kita bisa mulai dari hal kecil: membuang sampah di tempatnya, menghemat listrik, membawa tas belanja sendiri, menanam tanaman di rumah, atau mengurangi penggunaan kendaraan bermotor.
Langkah kecil yang konsisten akan membentuk kebiasaan yang baik. Dan kebiasaan baik, jika dilakukan banyak orang, akan membawa perubahan besar.

Pendidikan Adab Sebelum Ilmu: Menggali Pesan Tersirat Imam Nawawi

Sebagai umat Nabi Muhammad, kita sudah seharusnya menjadi teladan dalam menjaga lingkungan. Bukan hanya karena alasan ekologis, tetapi karena ini adalah bagian dari iman. Rasulullah Saw telah memberikan contoh nyata: hidup sederhana, tidak berlebihan, menghargai makhluk hidup, dan melestarikan alam.


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement