KHUTBAH JUM’AT, Nikmat Kemerdekaan: Antara Syukur dan Tanggung Jawab.
Khutbah Pertama الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، ولله الحمد.
الحمد لله، نحمده ونستعينه ونستغفره، ونعوذ بالله من شرور أنفسنا وسيئات أعمالنا،
من يهده الله فلا مضل له ومن يضلل فلا هادي له،
أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمداً عبده ورسوله،
اللهم صلِّ وسلم وبارك على سيدنا محمد، وعلى آله وصحبه أجمعين.
Amma ba’du,
Jama’ah Jum’at rahimakumullah…
Marilah kita tingkatkan ketakwaan kita kepada Allah ﷻ, dengan sebenar-benar takwa. Takwa yang tidak hanya diucapkan di lisan, tetapi juga terwujud dalam amal dan perilaku sehari-hari.
Hari ini, kita berkumpul di rumah Allah, bersimpuh dalam shalat Jum’at, seraya merenungkan satu nikmat agung yang Allah karuniakan kepada bangsa ini: Nikmat Kemerdekaan.
Saudaraku… Kemerdekaan bukan sekadar terbebas dari penjajahan fisik. Ia adalah anugerah Allah yang wajib disyukuri, dijaga, dan diisi dengan amal shalih. Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an:
> وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu. Tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrahim: 7)
Maka wajib bagi kita — sebagai umat Islam dan warga negara Indonesia — untuk mensyukuri kemerdekaan ini, bukan hanya dengan upacara, tetapi dengan menegakkan nilai-nilai Islam: keadilan, amanah, ukhuwah, dan keberpihakan kepada kaum dhuafa.
Jama’ah rahimakumullah… Ingatlah, para pejuang dahulu mengorbankan nyawa dan harta, demi kita bisa hidup tanpa penjajahan. Mereka berjuang dengan pedang dan darah, sedangkan kita kini berjuang dengan pena, ilmu, moral, dan akhlak.
Jangan sampai generasi hari ini menjadi generasi yang menikmati hasil perjuangan, tapi melupakan nilai perjuangan. Jangan sampai kita menjadi bangsa yang merdeka secara fisik, namun terjajah oleh nafsu, oleh korupsi, oleh kemalasan, oleh kebodohan, dan oleh permusuhan antarsesama.
> Nabi ﷺ bersabda:
“Barangsiapa bangun di pagi hari dan hanya memikirkan dunia, maka Allah tidak akan memperdulikan dirinya.”
(HR. Thabrani)
Kemerdekaan hakiki adalah saat kita mampu memerdekakan diri dari cinta dunia dan takut mati, dari syirik, dari maksiat, dan dari segala bentuk penjajahan batin.
اللهم اجعلنا من الشاكرين لنعمتك، الحافظين لأمانتك، العاملين بطاعتك.
Khutbah Kedua
الحمد لله حمدًا كثيرًا طيبًا مباركًا فيه، كما يحب ربنا ويرضى.
أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمدًا عبده ورسوله.
اللهم صل وسلم وبارك على نبينا محمد، وعلى آله وصحبه أجمعين.
Jama’ah Jum’at yang dimuliakan Allah…
Mari kita jadikan momen peringatan kemerdekaan ini sebagai sarana taubat dan muhasabah nasional.
Kita introspeksi
Apakah kita telah mengisi kemerdekaan dengan amal shalih?
Apakah kita sudah adil dalam memimpin keluarga dan masyarakat?
Apakah kita turut melawan bentuk penjajahan gaya baru seperti korupsi, kemiskinan struktural, dan perpecahan umat?
Kita harus kembali pada nilai-nilai Islam dalam membangun negeri. Islam tidak bertentangan dengan semangat nasionalisme, selama nasionalisme itu dilandasi iman, keadilan, dan cinta tanah air karena Allah.
> Rasulullah ﷺ bersabda:
“Hubbul Wathan minal Iman” – Cinta Tanah Air adalah bagian dari Iman. (Hadits ini dha’if sanadnya, namun maknanya diterima dalam konteks umum)
Mari kita jaga negeri ini dengan doa, amal, dan dakwah. Jangan biarkan generasi muda kehilangan jati diri Islamnya. Jangan biarkan bangsa ini retak oleh konflik sesama anak bangsa.
اللهم احفظ بلادنا إندونيسيا، واجعلها بلادًا آمنةً مطمئنةً، سخاءً رخاءً، وسائر بلاد المسلمين.
Penutup
إن الله يأمر بالعدل والإحسان وإيتاء ذي القربى، وينهى عن الفحشاء والمنكر والبغي، يعظكم لعلكم تذكرو
“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan serta memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.”
(QS. An-Nahl: 90)
فاذكروا الله يذكركم، واشكروه على نعمه يزدكم، ولذكر الله أكبر، والله يعلم ما تصنعون. (Tengku Iskandar, M. Pd)
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
