SURAU.CO-Suara rakyat, amanah atau ilusi? Pertanyaan ini mengusik kesadaran umat Islam di tengah dominasi sistem demokrasi. Demokrasi sering mengklaim bahwa suara rakyat menjadi dasar kekuasaan. Tapi, benarkah suara rakyat itu amanah atau hanya ilusi kekuasaan yang dibungkus janji manis? Suara rakyat, amanah atau ilusi, menjadi pertanyaan penting saat hukum Allah tergeser oleh keputusan mayoritas.
Demokrasi memang menjanjikan partisipasi. Namun, dalam praktiknya, sistem ini sering menjauhkan umat dari nilai-nilai Islam. Oleh karena itu, perbedaan mendasar antara demokrasi dan pemerintahan Islam perlu kita kaji secara serius.
Kedaulatan Rakyat dan Hukum Ilahi dalam Pandangan Islam
Demokrasi menempatkan rakyat sebagai pemilik kedaulatan tertinggi. Mereka memilih, menetapkan hukum, dan mengganti pemimpin berdasarkan suara mayoritas. Sebaliknya, Islam menegaskan bahwa kedaulatan mutlak milik Allah. Syariat menjadi sumber hukum tetap, bukan produk kompromi manusia.
Karena itu, kebenaran dalam Islam tidak bisa berubah hanya karena dipilih oleh suara terbanyak. Justru sebaliknya, demokrasi mengandalkan konsensus yang mudah tergoyahkan oleh tekanan politik dan kepentingan sesaat.
Musyawarah Islam: Amanah, Bukan Voting Buta
Islam mengajarkan konsep musyawarah. Namun, ini bukan musyawarah dalam arti demokrasi yang bertumpu pada suara terbanyak. Dalam Islam, musyawarah hanya melibatkan orang-orang berilmu, jujur, dan bertakwa. Tujuannya adalah menemukan keputusan terbaik sesuai tuntunan wahyu, bukan mengejar popularitas.
Sebagai contoh, proses pengangkatan Abu Bakar RA sebagai khalifah menunjukkan bahwa kepemimpinan Islam lahir dari kesepakatan orang-orang yang memahami tanggung jawabnya. Tidak ada kampanye, tidak ada transaksi politik. Semuanya berjalan dengan amanah.
Demokrasi: Wadah Aspirasi atau Panggung Kepalsuan?
Di satu sisi, demokrasi digadang-gadang sebagai saluran aspirasi rakyat. Namun di sisi lain, realitanya sering menjadi panggung kepalsuan. Banyak pemimpin naik karena janji, bukan kapasitas. Setelah terpilih, rakyat pun sering merasa dikhianati.
Dalam Islam, pemimpin adalah amanah, bukan alat untuk memperkaya diri atau melayani kelompok. Ia bertanggung jawab di hadapan Allah dan umat. Oleh sebab itu, sistem Islam meletakkan standar tinggi bagi siapa pun yang memegang kekuasaan.
Sistem Islam: Kepemimpinan Berbasis Tauhid
Kepemimpinan dalam Islam berdiri di atas tauhid. Tujuannya tidak hanya mengelola negara, tetapi menegakkan syariat Allah. Seorang pemimpin tidak bebas membuat hukum seenaknya. Ia harus patuh pada Al-Qur’an dan Sunnah.
Selain itu, hubungan antara pemimpin dan rakyat diikat oleh bai’at, yakni janji setia yang dilandasi nilai-nilai keimanan. Maka ketika pemimpin menyimpang dari ajaran Islam, umat bukan hanya berhak tetapi juga wajib menegur.
Evaluasi Demokrasi: Kaca Pembesar bagi Umat Islam
Pertanyaan suara rakyat, amanah atau ilusi? mengajak kita melakukan refleksi mendalam. Demokrasi menawarkan kebebasan, tetapi tidak selalu menghadirkan kebenaran dan keadilan sejati.
Sementara itu, sistem Islam menyatukan spiritualitas dan tata kelola negara. Tujuannya bukan hanya duniawi, tetapi juga ukhrawi. Ini menjadi pembeda mendasar yang harus dipahami oleh setiap muslim yang peduli terhadap masa depan umat.
Kembali kepada Kepemimpinan Islam
Saat dunia terus memuja demokrasi, umat Islam semestinya tidak hanyut dalam euforia. Islam telah menyediakan sistem pemerintahan yang lebih adil, lebih jujur, dan lebih kokoh secara moral.
Kini, saatnya kita bertanya dengan jujur: suara rakyat, amanah atau ilusi? Jawabannya bergantung pada sejauh mana kita bersedia kembali kepada Al-Qur’an dan Sunnah sebagai pedoman utama, bukan semata-mata pada suara mayoritas.
Sebagai umat Islam, kita harus bijak menilai sistem yang ada. Demokrasi mungkin menjanjikan kebebasan, namun Islam menawarkan keadilan sejati. Kembali pada syariat adalah solusi terbaik. Bukan soal suara terbanyak, melainkan ketaatan kepada Allah. Itulah jalan lurus menuju keberkahan dan keselamatan dunia akhirat. (Hen)
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
