SURAU.CO. Kitab Mukhtār al-Aḥādīts juga dikenal sebagai Mukhtar al-Ahadis An-Nabawiyyah wa Al-Hikam Al-Muhammadiyah memuat sekitar 1582 hadis yang mencakup berbagai aspek kehidupan seorang Muslim. Tema yang diangkat meliputi ibadah, tauhid, akhlak mulia, dan keutamaan Nabi Muhammad SAW.
Dengan pendekatan yang sistematis, Syekh Ahmad al-Hāsyimī merancang kitab ini untuk membantu para pembaca memahami ajaran Islam secara menyeluruh. Ia tidak hanya menyajikan hadis, tetapi juga mengarahkan pembaca agar mampu meresapi nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari.
Kitab Mukhtār al-Aḥādīts: Berdasarkan Urutan Abjad Hijaiyah
Salah satu keunikan Kitab Mukhtār al-Aḥādīts adalah metode penyusunannya. Berbeda dengan kitab hadis lain yang disusun berdasarkan tema, kitab ini mengurutkan hadis-hadisnya berdasarkan urutan huruf hijaiyah. Dimulai dari huruf alif (ا) hingga ya (ي). Pendekatan ini memudahkan pembaca dalam mencari dan mempelajari hadis-hadis tertentu.
Syekh Ahmad al-Hasyimi membagi kitab Mukhtār al-Aḥādīts ke dalam 28 bab, sesuai dengan jumlah huruf hijaiyah. Ia menyusun setiap bab berdasarkan huruf awal matan hadis, bukan berdasarkan tema. Jumlah hadis dalam tiap bab pun bervariasi. Sebagai contoh, pada bab yang dimulai dengan huruf alif (ا), ia mencantumkan 435 hadis yang mencakup beragam topik keislaman
Kualitas Hadis: Sahih dan Hasan
Syekh Ahmad al-Hasyimi menyusun Kitab Mukhtār al-Aḥādīts sebagai kompilasi hadis-hadis Nabi yang ia pilih secara selektif dari sumber-sumber terpercaya. Ia mencantumkan sebagian besar hadis dengan derajat sahih dan hasan, sebagaimana para ulama hadis riwayatkan dalam kitab-kitab induk seperti Sahih Bukhari, Muslim, Tirmidzi, dan lainnya.
Meski tidak menyertakan analisis sanad secara rinci, Syekh Ahmad al-Hasyimi tetap menunjukkan kepeduliannya terhadap keabsahan dan kekuatan isi hadis. Ia menekankan tema-tema penting seperti akhlak, tauhid, dan motivasi ibadah, yang sangat relevan untuk pembinaan spiritual dan moral.
Para guru dan pengasuh pesantren sering menggunakan kitab ini sebagai sumber pembelajaran di madrasah, pesantren, dan majelis ilmu. Mereka menjadikannya sebagai jembatan bagi para pelajar dalam memahami ajaran Islam melalui sabda-sabda Nabi Muhammad Saw secara sederhana namun berbobot.
Sosok Penulis: Syekh Ahmad al-Hasyimi, Ulama Besar dari Mesir
Penyusun Kitab Mukhtār al-Aḥādīts adalah Syekh Ahmad al-Hasyimi, seorang ulama besar dari Mesir. Beliau adalah guru besar di Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir. Universitas ini merupakan salah satu pusat studi Islam tertua dan paling bergengsi di dunia.
Para pelajar bahasa Arab dan sastra klasik sering mengenal Syekh Ahmad al-Hasyimi karena kontribusinya yang besar dalam dunia pendidikan. Ia menulis Jawāhir al-Adab fī al-Adab wa al-Insyā’, sebuah karya terkenal yang banyak guru gunakan sebagai rujukan utama dalam pelajaran balaghah dan insya di berbagai lembaga pendidikan Islam. Beliau juga menyusun Dīwān al-Ḥikmah, yakni kumpulan syair dan nasihat hikmah dalam bahasa Arab yang sarat nilai moral dan estetika.
Syekh Ahmad al-Hasyimi menghadirkan Kitab Mukhtār al-Aḥādīts sebagai jembatan antara sastra dan sunnah. Kitab ini merupakan ikhtisar hadis-hadis pilihan yang ringkas namun sarat makna. Bahasa di dalamnya terasa indah dan menyentuh serta penuh dengan pesan moral.
Kitab Mukhtār al-Aḥādīts dan Relevansinya di Indonesia
Di lingkungan pendidikan Islam di Indonesia, khususnya di madrasah dan pesantren, kitab Mukhtār al-Aḥādīts karya Syekh Ahmad al-Hasyimi memegang peranan penting sebagai pengantar ilmu hadis sekaligus media pembentukan karakter santri.
Syeikh Ahmad al-Hāsyimī menyusun kitab ini dengan bahasa Arab yang lugas namun indah. Ia mengumpulkan ratusan hadis pilihan yang ringkas dan padat makna. Para pendidik mengajarkan kitab ini dalam pelajaran hadis tingkat dasar dan menengah, terutama di kelas-kelas awal yang baru mulai mengenal teks hadis. Mereka memilih Mukhtār al-Aḥādīts karena isinya mencakup berbagai tema keislaman seperti akhlak, ibadah, etika sosial, dan penguatan spiritual
Yang menjadikan kitab ini sangat relevan di Indonesia adalah kemampuannya menggabungkan dua fungsi sekaligus yaitu sebagai pintu masuk untuk memahami ilmu hadis secara praktis dan bertahap dan sebagai media untuk menanamkan nilai-nilai adab dan akhlak mulia, seperti tawadhu’, amanah, kesabaran, serta kecintaan kepada ilmu dan ulama.
Kurikulum Pendidikan: Dari Pesantren hingga Sekolah Islam
Pesantren-pesantren di Indonesia menjadikan Kitab Mukhtārul Ḥadīts sebagai materi utama pada tahap awal pembelajaran hadis. Hal ini sebelum santri melanjutkan ke kitab-kitab yang lebih mendalam, seperti Riyadhus Shalihin, Bulughul Maram, atau al-Arba’in an-Nawawiyyah. Beberapa sekolah Islam juga menggunakan kitab ini sebagai bahan dasar dalam pelajaran tafsir hadis maupun insya’.
Kitab Mukhtār al-Aḥādīts tetap relevan di era digital. Di tengah maraknya konten media sosial, kitab ini mengajarkan kebijaksanaan dalam berkata dan kesantunan dalam bertindak. Hadis-hadisnya bisa menjadi konten dakwah yang singkat namun menyentuh hati. Hal ini sangat sesuai dengan tuntutan zaman yang serba cepat.
Kitab Mukhtār al-Aḥādīts menunjukkan perpaduan antara keindahan bahasa dan kekuatan iman. Syekh Ahmad al-Hāsyimī merangkai sabda Nabi laksana untaian mutiara yang memikat siapa saja yang membacanya dan memudahkan para pelajar untuk menghafalnya.
Saat banyak orang larut dalam arus kehidupan modern, pembaca bisa menemukan ketenangan dengan meneguk kejernihan dari mata air sunnah Nabi Muhammad Saw. Bacaan ini menyegarkan hati dan menuntun setiap langkah menuju hidup yang lebih bercahaya.(kareemustofa)
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
