Kisah
Beranda » Berita » Si Pemilik Surga Karena Seekor Kucing

Si Pemilik Surga Karena Seekor Kucing

Si Pemilik Surga karena Seekor Kucing

Si Pemilik Surga karena Seekor Kucing

Di sebuah kampung yang sepi, hiduplah seorang wanita tua yang hidupnya sangat sederhana. Ia tinggal sendiri di sebuah rumah kayu kecil, ditemani , oleh beberapa ekor kucing liar yang datang dan pergi. Bagi banyak orang, ia dianggap sebagai perempuan yang tak penting, bahkan dipandang sebelah mata karena miskin dan tak memiliki keluarga.

Namun ada satu hal yang istimewa dari perempuan tua itu: cintanya kepada kucing-kucing yang terlantar. Ia selalu menyisihkan makanan, meskipun hanya sepotong nasi dingin atau ikan asin kecil, untuk diberikan kepada kucing-kucing yang datang ke teras rumahnya. Di matanya, kucing-kucing itu adalah tamu dan amanah dari Allah.

Suatu hari, seorang pemuda lewat dan melihat pemandangan yang membuatnya kagum. Ia melihat perempuan tua itu sedang memberi minum seekor kucing kurus dari tutup botol bekas minyak goreng. Dengan penuh kasih, ia mengelus kepala kucing itu sambil berdoa pelan:

“Ya Allah… jika amalanku hanya memberi minum kucing ini, maka terimalah sebagai jalan ampunan-Mu.”

Burnout dan Kelelahan Jiwa: Saatnya Pulang dan Beristirahat di Bab Ibadah

Pemuda itu mendekat dan bertanya, “Mengapa Ibu begitu perhatian pada kucing? Bukankah itu hanya binatang kecil yang tak berguna?”

Perempuan itu tersenyum, lalu menjawab, “Nak, dahulu Rasulullah ﷺ pernah bersabda bahwa seorang wanita pelacur diampuni dosanya oleh Allah hanya karena memberi minum seekor anjing kehausan. Bagiku, jika seekor anjing saja dapat menjadi jalan surga, maka bagaimana dengan kucing, makhluk yang dicintai Nabi?”

Pemuda itu terdiam. Dalam hatinya ia malu, karena selama ini ia merasa amal ibadahnya sudah cukup, tapi tidak pernah ia peduli pada makhluk Allah yang lemah dan membutuhkan.

Beberapa tahun berlalu. Kabar tentang perempuan tua itu menghilang. Konon katanya, ia wafat dalam tidur, dengan beberapa kucing tidur bersandar di tubuhnya. Warga kampung yang sebelumnya acuh tak acuh, mulai sadar bahwa mereka telah kehilangan seseorang yang memiliki hati seindah permata.

Pelajaran dari Kisah Ini

Dalam Islam, kasih sayang terhadap semua makhluk hidup adalah bagian dari iman. Rasulullah ﷺ bersabda:

Seni Mengkritik Tanpa Melukai: Memahami Adab Memberi Nasihat yang Elegan

> “Sayangilah siapa saja yang ada di bumi, niscaya Yang di langit akan menyayangimu.” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi)

Bahkan dalam hadis shahih Bukhari dan Muslim, diceritakan bahwa seorang wanita masuk neraka karena mengurung seekor kucing tanpa diberi makan dan tidak dibiarkan mencari makanan sendiri. Sebaliknya, seorang pelacur diampuni dosanya karena memberi minum seekor anjing kehausan.

Kita tidak tahu amalan mana yang membuat Allah ridha. Bisa jadi bukan karena banyaknya shalat atau panjangnya puasa, tapi karena keikhlasan dalam berbuat baik pada makhluk yang lemah.

Kisah Nyata yang Menginspirasi

Kisah serupa juga nyata terjadi di masa kini. Seorang pria di Turki menjadi viral karena setiap pagi membawa makanan untuk lebih dari 100 ekor kucing jalanan. Ia bukan orang kaya. Tapi ia merasa tenang dan bahagia melihat kucing-kucing itu makan dengan lahap. Ketika ditanya alasannya, ia menjawab: “Karena mereka tak bisa bicara, tapi Allah Maha Tahu siapa yang menolong mereka.”

Di Indonesia pun banyak kisah penyayang kucing, mulai dari santri yang memelihara kucing di pondok pesantren, hingga ibu rumah tangga yang mengobati kucing liar yang terluka. Mereka tak mencari pujian, hanya menjalani rasa kasih yang tumbuh di hati karena iman.

Mengubah Insecure Menjadi Bersyukur: Panduan Terapi Jiwa Ala Imam Nawawi

Akhir Kata: Jangan Remehkan Amal Baik Kecil

Siapapun bisa menjadi kekasih Allah, bahkan lewat amal kecil yang mungkin tidak disadari orang lain: memberi makan, memberi minum, merawat, atau bahkan sekadar tidak menyakiti.

“Janganlah kamu meremehkan sedikit pun kebaikan, walaupun hanya bertemu saudaramu dengan wajah yang ceria.” (HR. Muslim)

Apalagi kebaikan kepada binatang yang tak bisa membela dirinya. Jadilah manusia yang ramah kepada semua makhluk. Karena Allah Maha Penyayang, dan Dia menyukai hamba-Nya yang menebar kasih. (Tengku Iskandar)


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement