Kisah
Beranda » Berita » Tetesan Air Batu yang Mengubah Ibnu Hajar Al Asqalani

Tetesan Air Batu yang Mengubah Ibnu Hajar Al Asqalani

Ilustrasi kisah Ibnu Hajar Al-Asqalani
Ilustrasi kisah Ibnu Hajar Al-Asqalani

Surau.co – Bagi anda yang pernah mendalami ilmu agama atau nyantri, nama Ibnu Hajar Al Asqalani tentu bukan sosok asing. Ia melahirkan banyak karya, termasuk kitab Bulughul Marom. Salah satu kitab yang banyak digunakan di pesantren dan lembaga pendidikan islam di Indonesia

Di balik citranya sebagai sosok ulama besar dan cerdas, ia pernah menjalani masa kecil suram. Punya otak yang bebal dan bodoh. Sebelum kisah tetesan batu mengubah semangat belajarnya dan menjadi pintar.

Ibnu Hajar Yatim Piatu Sejak Kecil

Nama aslinya adalah Ahmad bin Ali bin Muhammad bin Muhammad bin Ali bin Mahmud bin Ahmad bin Hajar Al-Kannani Al-Qabilah. Namun dunia lebih mengenalnya dengan julukan Ibnu Hajar Al Asqalani. Ibnu Hajar berarti anak batu, sementara Asqalani adalah nisbat kepada ‘Asqalan’, sebuah kota yang masuk dalam wilayah Palestina, dekat Ghuzzah.

Masa kecil Ibnu Hajar cukup memprihatinkan. Lahir di pinggiran sungai Nil di Mesir tahun 773 Hijriyah, dia sudah menjadi seorang anak yatim sejak usia 4 tahun. Kala itu ayahnya meninggal, menyusul ibunya yang sudah lebih dahulu ketika ia masih balita.

Ibnu terpaksa harus hidup di bawah asuhan kakak kandungnya. Dia lalu tumbuh menjadi anak-anak, lalu remaja yang sehat, rajin, pekerja keras dan kelak menjadi ulama besar.

Hati-hatilah Dengan Pujian Karena Bisa Membuatmu Terlena Dan Lupa Diri

Sempat jadi Murid Bodoh

Ibnu Hajar, pada awalnya adalah seorang santri yang bodoh. Bertahun-tahun belajar pada gurunya, namun kemampuannya masih tertinggal dari murid lainnya. Hingga suatu ketika, ia merasa berputus asa dan izin untuk pulang lebih awal.

Sang guru, berusaha memaklumi dan memperbolehkan Ibnu Hajar pulang. Namun dengan pesan yang tegas, jangan berhenti belajar sesampainya di rumah.

Dalam perjalanan menuju rumah, hujan turun dengan lebat. Ia terpaksa berteduh di dalam sebuah gua. Karena hujan tak kunjung reda, ia memutuskan berjalan-jalan dan masuk lebih dalam. Ia lantas terduduk di atas batu.

Air Melubangi Batu Jadi Inspirasi

Dari kejauhan, terdengar suara gemericik. Dengan rasa penasaran yang membuncah, ia lalu mendatangi sumber suara tersebut. Tak disangka, suara itu berasal dari gemericik air yang menetes pada sebongkah batu besar.

Yang membuatnya heran, batu besar itu berlubang hanya karena bertahun-tahun mendapat tetesan air yang relative kecil. Melihat nasib batu berlubang tersebut, Ibnu Hajar pun merenung.

Burnout dan Kelelahan Jiwa: Saatnya Pulang dan Beristirahat di Bab Ibadah

Ia berpikir, batu besar dan keras saja, perlahan bisa berlubang hanya karena tetesan air yang lembut. Fakta itu membuatnya sadar, sebodoh apapun dirinya, akan bisa pintar jika terus belajar. Ia menduga, selama ini kurang lama belajar.

Tanpa berfikir lama, Ibnu Hajar tidak jadi pulang. Ia memutuskan untuk kembali ke pondok usai semangatnya kembali tumbuh. Dalam jangka panjang, ia menjadi murid yang cerdas dan ulama besar.

Siapa yang Sungguh-sungguh Pasti Tercapai

Di sekolah kita, ada mahfudzat yang sangat terkenal. Bahkan pernah viral dalam buku dan film Negeri 5 Menara. Yakni Man jadda wajada yang berarti siapa yang bersungguh-sungguh, dia akan mencapai apa yang dicita-citakan.

Mahfudzat tersebut, sejalan dengan janji Allah dalam Al-Quran Surat Ar-Ra’d ayat 11 :

…إِنَّ اللهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ…

Seni Mengkritik Tanpa Melukai: Memahami Adab Memberi Nasihat yang Elegan

“…Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri…”

Ayat tersebut, digunakan sebagai motivasi dalam banyak usaha termasuk belajar. Allah tidak akan mengubah nasib seseorang menjadi lebih cerdas kecuali dengan usaha dan jerih payahnya sendiri.

Kisah Ibnu Hajar, semoga menjadi inspirasi kita semua untuk senantiasa sungguh-sungguh dalam mendalami samudera keilmuan.

(Dikutip dari berbagai sumber)


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement