Masjid
Beranda » Berita » Masjid Utama Pincuran Gadang, Legenda dan Pesona Alamnya

Masjid Utama Pincuran Gadang, Legenda dan Pesona Alamnya

Masjid Utama Pincuran Gadang
Masjid Utama Pincuran Gadang. Kabupaten Agam. Doc pri.

SURAU.CO. Sumatera Barat sebagai provinsi yang mayoritas penduduknya Muslim memiliki banyak masjid tua yang tersebar di seluruh daerahnya. Salah satunya adalah Masjid Utama Pincuran Gadang yang sudah terdaftar sebagai salah satu situs Cagar Budaya dan memiliki legenda sejarahnya. Pemerintah telah melakukan beberapa kali pemugaran untuk mempertahankan keutuhan dan kebermanfaatan masjid, tanpa mengurangi estetika dan ciri khasnya.

Pincuran Gadang sendiri merupakan sumber mata air jernih yang terletak di kawasan situs Cagar Budaya Masjid Utama Pincuran Gadang di Nagari (Desa) Matua Hilia Kecamatan Matur Kabupaten Agam. Gadang dalam bahasa Minang berarti besar. Jadi Pincuran gadang adalah pincuran yang memiliki mata air yang besar.

Masjid ini konon menjadi saksi awal sejarah Matur, yang kemudian melahirkan nama kecamatan di mana masjid ini berdiri. Di Masjid inilah musyawarah pertama terjadi di Matur. Berdasarkan kisah para tetua, Tuanku Alam Putih mendirikan masjid ini pada abad ke-19, tepatnya sekitar tahun 1827 atau 1885, meski tanggal pastinya masih simpang siur. Dan uanku Alam Putiah dikenal sebagai ulama yang ikut memasyarakatkan agama Islam di kecamatan Matur dan Kabupaten Agam secara umum.

Arsitektur Masjid yang Penuh Estetika

Masjid dengan arsitektur perpaduan gaya tradisional Minangkabau dengan arsitektur kolonial, memberikan pesona estetika tak ternilai. Arsitek masjid merancang bangunan induk  berbentuk empat persegi panjang dan atap gonjong tunggal menjulang tinggi, seperti penangkal petir. Kemudian memiliki mihrab dengan kubah segi empat.

Pada bagian tengah ruang utama terdapat 9 tiang dari bahan kayu yang posisinya secara persegi konsentris terhadap sebuah tiang utama yang berada di tengah ruangan. Tiang utama masjid menampilkan ukiran bunga dan kaligrafi Arab yang indah. Khas Masjid Tua tergambar pada arsitekturnya.

Hidup Lambat (Slow Living) ala Rasulullah: Menemukan Ketenangan di Kitab Nawawi

Masjid Utama Pincuran Gadang ini memiliki menara yang berada di pintu masuk gerbang masjid. Menara berupa bangunan dari bata berspesi tanpa atap, berbentuk persegi delapan dengan tinggi 3,5 m dan keliling lingkaran 4 m. Kemudian pada bagian atas pintu menara terdapat tulisan Arab dalam bidang setengah lingkaran dan angka tahun dengan huruf Latin ANNO 1931. Berdasarkan langgamnya bangunan menara ini berarsitektur Belanda.

Legenda Tiang Masjid

Menurut cerita para tetua, tiang utama masjid ini terbuat dari satu batang kayu utuh dengan jikang atau cabang di bagian atasnya. Tiang utama (tunggak tuo) ini masih ada sampai sekarang. Bisa kita saksikan bahwa tidak ada sambungan pada tiang utama tersebut.

Konon kayu besar untuk tiang utama tersebut pada zaman dahulu diangkat oleh 1 orang. Orang tersebut berasal dari Paambekan, Kecamatan IV koto, dan namanya tidak diketahui. Menurut kisah para tetua, orang banyak menarik kayu besar itu dengan tali hingga posisinya tepat di bahu sang pria paambekan, kemudian pria Paambekan mengangkatnya sendiri.

Cerita ini mengisyaratkan bahwa orang Matur berasal dari IV Koto. Meski cerita dari mana asal orang Matur terdapat beberapa versi yang ada di tengah masyarakat. Banyak bukti sejarah yang belum tergali untuk dikisahkan.

Pesona Alam disekitar Masjid

Keistimewaan Masjid Utama Pincuran Gadang adalah memiliki sumber daya alam dan potensi wisata yang menawan hati.  Kemudian mata air yang jernih dan besar dengan debit 40m3/detik mengelilingi objek wisata cagar budaya Masjid Utama Pincuran Gadang. Secara jelas memang mata airnya tidak tampak. Karena mata airnya ada di sela sela batu besar yang banyak disana. Sehingga banyak orang menyebut air muncul dari sela-sela batu besar tersebut.

Riyadus Shalihin dan Fenomena FOMO: Mengapa Kita Takut Tertinggal?

Kondisi alam yang berjenjang, dikelilingi bukit, dan dijaga oleh Gunung Merapi dan Singgalang, menambah keindahan Masjid Utama Pincuran Gadang. Sungai dengan air yang deras mengalir di sampingnya semakin memperindah lanskap sekitar. Secara keseluruhan, kondisi alam di sekitar masjid ini memberikan nilai estetika dan keindahan yang luar biasa.

Jalan berliku yang menghubungkan kawasan ini dengan ibukota kecamatan Matur, menyuguhkan panorama yang indah dengan hamparan sawah berjenjang, memberikan nilai tambah. Sehingga layak untuk dikunjugi. Objek wisata cagar budaya Masjid Utama Pincuran Gadang terletak pada ketinggian 1.050 mdpl. Iklim tropis ciri khas daerah khatulistiwa, menyuguhkan udara yang sejuk.

Luas kawasan ini sekitar 2.440m2, namun yang terdaftar sebagai situs cagar budaya hanya 958m2 yaitu luas Masjid dan halaman Masjid yang ada dalam pagar. Sisanya merupakan sembat, kolam dan lahan kosong.

Bangunan tua Masjid Utama Pincuran Gadang dengan arsitektur memukau dan semua kondisi alam yang menyiratkan kedamaian dan ketenangan. Suasana bertambah syahdu dengan hembusan semilir angin gunung, dan udara yang sejuk. Terdapat sembat (kolam pemandian) berisi aneka ikan kecil dengan air bening  serta dihiasi bebatuan pegunungan, seolah menyambut kedatangan pengunjung dengan suka cita. Maka nikmat Tuhan manalagi yang engkau dustakan.

Lingkungan Masjid memiliki mata air jernih dan sejuk yang tidak pernah kering, serta menyediakan fasilitas pemandian yang terpisah untuk laki-laki dan perempuan. Sehingga siapapun pengunjung akan merasa nyaman mandi bermain air berlama lama di lokasi ini.

Urgensi Riyadhus Shalihin sebagai Pondasi Utama Pendidikan Karakter Bangsa

Masjid yang Terus Berbenah Menjadi Tujuan Wisata

Belakangan pemerintah Nagari (Desa) Matua Hilia mulai melakukan beberapa perbaikan dan pengembangan kawasan ini. Membuatkan taman dan area bermain air bagi anak-anak. Area parkir nan luas dan nyaman. Masjid Utama Pincuran Gadang terus bersolek tanpa menghilangkan nilai historinya. Memberikan nilai tambah kekinian, sehingga makin layak untuk dikunjungi.

Warga sekitar banyak membangun warung di sekitar lokasi ini. Menawarkan minuman untuk menghangatkan badan setelah puas bermain air. Warung-warung di sini menyajikan “karupuak kuah” atau “karupuak leak”, makanan khas yang lezat dan penuh kenangan bagi anak-anak dan orang dewasa. Kerupuk yang lumayan besar, dengan sedikit mie dan kuah yang menyerupai kuah sate, menjadi ciri khas makanan ini. NikmatnyaNikmatnya.

Objek wisata cagar budaya Masjid Utama Pincuran Gadang biasanya ramai pada hari hari libur atau akhir pekan. Apalagi pada musim liburan panjang dan lebaran. Perantau ramai mengunjungi lokasi ini sekedar untuk mandi, main air dan bercengkrama bersama sanak famili. Mereka seolah ingin meluapkan rindu terhadap kampung halaman dan mengakhiri kenangan masa kecil di sini. (om)


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement