Surau.co. Kubah menjadi elemen khas dalam arsitektur masjid di seluruh dunia. Bentuknya yang melengkung menambah keindahan dan spiritualitas bangunan.
Kubah berbentuk setengah bola atau bawang besar. Tinggi kubah memberi kesan agung dan sakral pada ruang utama. Permukaannya memperindah tampilan luar dan memperkuat cahaya dalam ruangan. Secara akustik, kubah memperkuat suara imam atau muazin.
Pengaruh Timur Tengah masuk sejak abad ke-19 melalui pedagang dan ulama. Masjid-masjid di Jawa dan Sumatra mulai memakai kubah logam. Masjid Al-Azhar Jakarta (1953) dan Masjid Istiqlal (1978) menunjukkan transisi dari tradisional ke modern.
Asal Kubah Masjid
Kubah pertama dalam masjid tercatat pada Masjid Qubbat As-Sakhrah di Yerusalem yang dibangun pada tahun 691 M.
Awalmya, pengaruh kubah datang dari arsitektur Bizantium dan Persia. terlihat pada, bangunan Hagia Sophia yang dibangun pada 537 M menginspirasi penggunaan kubah besar. Bangunan ini menjadi ikon awal arsitektur Islam yang monumental.
Pada masa Dinasti Abbasiyah pada 750–1258 M, kubah dibuat lebih pipih dan luas. Misalnya, Masjid Agung Samarra di Irak pada 851 M, memakai bentuk kubah pipih di atas menara spiral. Begitu pula, pada masa Dinasti Fatimiyah di Mesir pada 909–1171 M yang membangun Masjid Al-Azhar dengan kubah kecil melengkung.
Setelah itu, pada Kekhalifahan Mughal di India (1526–1857 M) menggunakan kubah bawang seperti Taj Mahal (1632–1653 M) dengan kubah besar bergaya Persia-India.
Begitu pula, Dinasti Fatimiyah di Mesir (909–1171 M) membangun Masjid Al-Azhar (972 M) dengan kubah kecil melengkung. Gaya ini berpadu dengan mihrab geometris khas Mesir.
Sementara itu, Dinasti Seljuk di Iran memperkenalkan kubah runcing dua lapis pada abad ke-11. Salah satunya terlihat pada Masjid Jameh Isfahan (dibangun 1086 M).
Selanjutnya, Kekhalifahan Mughal di India (1526–1857 M) menggunakan kubah bawang. Contohnya Taj Mahal (1632–1653 M) dengan kubah besar bergaya Persia-India.
Kemudian, Kesultanan Turki Utsmani (1299–1924 M) menampilkan kubah raksasa bertingkat, contohnya Masjid Süleymaniye (1557 M) dan Masjid Biru (1609 M) di Istanbul. Mimar Sinan adalah arsitek utama era ini.
Model-Model Kubah
Adapun model-model kubah masjid yang berkembang selama ini adalah sebagai berikut:
1. Kubah Bawang (Onion Dome). Memiliki ciri Bulat dan runcing di ujung. Seperti terdapat di Taj Mahal, India (1632–1653) dan Masjid Sultan Ahmed, Istanbul (1609 M).
2. Kubah Setengah Bola (Hemisphere Dome). Memiliki ciri Bentuk setengah lingkaran sempurna seperti terdapat di Dome of the Rock, Yerusalem (691 M) dan Hagia Sophia, Istanbul (537 M).
3. Kubah Bertingkat (Tiered Dome). Memilki ciri terdiri dari satu kubah utama dan beberapa kubah kecil. Seperti terdapat di Masjid Süleymaniye, Istanbul (1557 M) dan Masjid Nabawi (renovasi modern), Madinah.
4. Kubah Runcing Persia-Seljuk. Memilki ciri tinggi, runcing, berlapis dua. Seperti terdapat di Masjid Jameh Isfahan, Iran (1086 M) dan Masjid Sheikh Lotfollah, Isfahan (1603 M).
5. Kubah Modern Minimalis. Memilki ciri: Bentuk geometris atau datar dengan bahan logam dan kaca. Seperti terdapat di Masjid Raya Sumatera Barat, Indonesia (dibangun 2014) dan Masjid Nasional Malaysia (1965).
6. Kubah Klasik Indonesia. Memiliki ciri adaptasi dari atap limas bertingkat, bukan setengah bola. Seperti terdapat di Masjid Agung Demak, Jawa Tengah (1479 M).
Gaya Kubah Masjid di Indonesia
Arsitektur masjid di Indonesia kini sangat beragam, mulai dari bentuk klasik hingga futuristik, mencerminkan keberagaman ekspresi keislaman di Nusantara.
Kubah mulai populer sejak abad ke-19 dengan pengaruh Timur Tengah. Kini, masjid besar di Indonesia hampir semuanya berkubah. Gaya kubah masjid di Indonesia mencerminkan perpaduan antara budaya lokal dan pengaruh Islam global. Pada awal penyebaran Islam, masjid di Indonesia tidak memiliki kubah.
Seiring masuknya pengaruh Timur Tengah pada abad ke-19, gaya kubah setengah bola dan kubah bawang mulai digunakan, seperti terlihat pada Masjid Istiqlal di Jakarta.
Dalam perkembangan arsitektur modern, muncul masjid dengan desain kubah inovatif, seperti Masjid Raya Sumatera Barat yang mengadopsi atap gonjong khas Minangkabau tanpa kubah tradisional. Begitu pula Masjid Raya Bandung dan Masjid Al-Akbar Surabaya dengan ciri khas daerah masing-masing.
Kubah Masjid di Indonesia awalnya tidak mengenal bentuk kubah. Kala itu memiliki arsitektur lokal menggunakan atap tumpang atau limasan bertingkat pada masjid.
Saat ini, Kubah masjid berbentuk Hemisphere Dome penggunaannya sudah merata di Indonesia. Bentuk kubah yang melengkung mengarahkan pandangan kita lebih luas dan memiliki ruang udara yang cukup. selain itu, kubah juga berfungsi untuk pencahayaan alami yang natural.
Secara visual, kubah menjadi pusat perhatian banyak orang yang melihat. Bentuknya memudahkan identifikasi sebuah masjid berdiri kokoh dari kejauhan. Kini, kubah tetap menjadi elemen sakral yang mewakili keagungan Islam yang terpola dalam bangunan masjid sebagai tempat ibadah umat Islam. *TeddyN
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
