SURAU.CO. Dalam khazanah Islam, anjing seringkali mendapat tempat khusus. Banyak orang memandangnya sebagai hewan najis dan haram untuk dipelihara. Namun, terdapat berbagai kisah yang menunjukkan sisi lain dari hewan setia ini. Salah satu yang paling menakjubkan adalah kisah anjing berbicara dengan Rasulullah SAW. Peristiwa ini menunjukkan bahwa bahkan seekor hewan pun bisa memiliki keimanan dan membela kebenaran.
Kisah ini memberikan pelajaran mendalam tentang keadilan dan kebesaran Allah SWT. Ia juga mengingatkan kita agar tidak memandang sesuatu hanya dari satu sisi saja. Mari kita selami lebih dalam cerita luar biasa ini.
Insiden Gigitan yang Mengejutkan
Suatu hari, Nabi Muhammad SAW sedang duduk bersama para sahabatnya. Suasana tenang tiba-tiba pecah. Seorang pria datang menghampiri dengan wajah penuh ketakutan. Kedua lengannya terluka dan mengucurkan darah segar.
Nabi SAW segera bertanya dengan prihatin. ”Ada apa ini. Kenapa kedua lenganmu terluka dan mengeluarkan darah?”
Pria itu menjawab dengan napas terengah. ”Wahai Rasulullah saat saya berjalan dan berjumpa dengan seekor anjing milik orang munafik. Hewan itu kemudian menggigit saya,” katanya.
Rasulullah SAW pun mempersilakan pria itu duduk untuk menenangkan diri. Tak lama berselang, seorang pria lain datang. Kondisinya sama persis, dengan luka gigitan di lengannya. Ia juga mengadu kepada Rasulullah. “Wahai Rasulullah saya digigit anjing milik orang munafik,” katanya.
Perintah untuk Menghukum Sang Anjing
Melihat dua orang sahabatnya terluka parah, Rasulullah SAW merasa perlu bertindak. Beliau tidak ingin anjing tersebut membahayakan orang lain lagi. Rasulullah SAW kemudian bersabda, ”Mari kalian semua ikut aku menghadang anjing itu, lalu kemudian kita bunuh.”
Para sahabat yang hadir segera mengambil pedang mereka. Rombongan yang dipimpin langsung oleh Rasulullah SAW bergegas mencari anjing tersebut. Mereka menyusuri jalan hingga akhirnya menemukan hewan yang dimaksud. Para sahabat serentak mengacungkan pedang, siap melaksanakan perintah Nabi.
Namun, sebuah keajaiban terjadi sebelum pedang terayun. Anjing itu tidak lari ketakutan. Ia justru dengan tenang mendekati Rasulullah SAW. Lalu, dengan izin Allah SWT, anjing itu berbicara dengan lisan yang fasih dan jelas. ”Jangan bunuh saya, saya ini binatang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya,” kata anjing itu.
Semua yang hadir terkejut. Rasulullah SAW kemudian bertanya dengan penuh wibawa. ”Kenapa kau menggigit dua orang laki-laki ini?” Anjing itu pun memberikan penjelasan yang mengejutkan. “Wahai Rasulullah aku diperintah untuk menggigit kedua orang tersebut karena telah memaki Abu Bakar dan Umar,” kata anjing tersebut.
Mendengar pengakuan jujur dari sang anjing, Rasulullah SAW menoleh kepada dua pria yang terluka itu. Beliau bersabda, ”Wahai kalian berdua sudah mendengarkan apa yang dikatakan anjing itu?” Kedua pria itu langsung gemetar ketakutan. Mereka tidak bisa menyangkal kebenaran di balik peristiwa itu. Dengan penuh penyesalan, keduanya mengakui kesalahan mereka. ”Benar wahai Rasulullah. Kini kami bertobat kepada Allah dan Rasul-Nya,” ujar mereka.
Kisah ini, yang disadur dari buku Kitab Usfuriah, mengajarkan bahwa anjing tersebut membela kehormatan dua sahabat utama Nabi, Sayidina Abu Bakar Ash-Shiddiq dan Sayidina Umar bin Khattab. Wallahu A’lam.
Hukum Memelihara Anjing dalam Islam
Peristiwa ini menjadi pengingat bahwa pandangan Islam terhadap anjing lebih kompleks. Ulama Mazhab Syafi’i menjelaskan hukum memelihara anjing. Dalam syarah Muslim, An-Nawawi (10/236), memelihara anjing tanpa hajat tertentu hukumnya haram. Namun, hukumnya menjadi boleh jika untuk tujuan jelas. Contohnya seperti untuk berburu, menjaga tanaman, atau menjaga ternak.
Terdapat perbedaan pendapat ulama untuk kasus menjaga rumah. Sebagian ulama melarangnya karena berpegang pada teks hadis. Sementara ulama lain membolehkannya. Mereka menggunakan metode qiyas atas tiga hajat yang telah disebutkan sebelumnya.
Kisah Inspiratif Lain tentang Anjing dalam Islam
Selain kisah anjing yang berbicara dengan Nabi, ada beberapa cerita lain yang sangat populer. Pertama, Pelacur yang Masuk Surga: Seorang wanita pelacur di masa lalu melihat seekor anjing kehausan di dekat sumur. Ia tergerak oleh rasa iba. Ia lalu melepas sepatunya, mengisinya dengan air, dan memberikannya kepada anjing itu. Allah SWT mengampuni dosanya karena perbuatan tulus tersebut.
Kedua, kedermawanan Abdullah bin Jafar. Sahabat Nabi, Abdullah bin Jafar, pernah melihat seorang penjaga kebun kurma. Penjaga itu membagikan rotinya kepada seekor anjing yang kelaparan. Abdullah terkesan dan akhirnya membeli kebun beserta budak itu, lalu memerdekakannya.
Ketiga, Anjing Ashabul Kahfi. Kisah paling masyhur tercantum dalam Al-Qur’an Surat Al-Kahfi. Tujuh pemuda beriman melarikan diri dari raja yang zalim. Seekor anjing bernama Qitmir setia menemani mereka selama tertidur di gua selama ratusan tahun.
Kisah-kisah ini menunjukkan bahwa Islam menghargai sifat kesetiaan dan belas kasih. Bahkan, perbuatan baik kepada seekor anjing bisa mendatangkan rahmat Allah SWT. Jangan sampai fanatisme buta membuat kita melupakan nilai-nilai luhur dalam agama.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
