SURAU.CO – Dalam lautan hikmah Al Quran, Surah Al-Asr menonjol sebagai salah satu surah terpendek. Hampir seluruh umat Islam pun telah menghafalnya. Meskipun demikian, sudahkah kita benar-benar memahami kedalaman makna kata Al ‘Asr (عصر)? Kata ini menjadi pembuka sekaligus sumpah agung dari Allah SWT. Tentu saja, sumpah ini menunjukkan betapa besar dan pentingnya Al ‘Asr bagi kehidupan manusia.
Pada hakikatnya, makna kata Al Asr jauh lebih luas dari sekadar “waktu sore“. Para ulama tafsir memberikan beberapa penafsiran yang saling melengkapi. Oleh karena itu, memahami makna ini akan membantu kita meresapi pesan inti dari surah tersebut. Pesan tentang bagaimana manusia bisa selamat dari kerugian yang abadi.
Sumpah Allah Atas Nama Waktu
Pertama-tama, makna kata Al Asr yang paling umum adalah “waktu” atau “masa”. Melalui surah ini, Allah SWT bersumpah demi waktu. Mengapa demikian? Sebab, waktu merupakan modal utama bagi kehidupan manusia. Di dalam rentang waktu itulah manusia menjalani hidupnya. Mereka beriman, beramal, dan pada akhirnya menentukan nasibnya di akhirat kelak.
Waktu sendiri terus berjalan tanpa henti dan tidak pernah kembali. Akibatnya, setiap detik yang berlalu menjadi sangat berharga. Dalam konteks ini, sumpah Allah demi waktu menjadi sebuah peringatan keras. Allah seakan berkata, “Perhatikanlah modal utamamu ini, wahai manusia!” Tanpa memanfaatkan waktu dengan baik, kerugian besar sudah pasti menanti.
Makna Spesifik: Waktu Ashar atau Sore Hari
Selanjutnya, sebagian ulama menafsirkan Al ‘Asr secara lebih spesifik. Mereka mengartikannya sebagai waktu Ashar atau sore hari. Penafsiran ini juga memiliki makna simbolis yang sangat dalam. Sebagaimana kita ketahui, waktu Ashar adalah penanda berakhirnya siang hari. Saat itu, matahari mulai condong ke barat, dan malam akan segera tiba.
Kondisi ini melambangkan perjalanan hidup manusia. Masa muda dan produktif ibarat pagi dan siang hari. Sementara itu, waktu Ashar adalah perlambang usia senja. Ini adalah momen krusial untuk melakukan introspeksi diri. Kondisi ini mengingatkan manusia untuk merefleksikan apa saja yang telah ia lakukan. Apakah ia telah mengisinya dengan kebaikan, atau justru menyia-nyiakannya dalam kelalaian?
Tafsir Sejarah: Masa Kenabian Muhammad SAW
Selain itu, ada pula penafsiran lain yang lebih historis. Beberapa mufasir, termasuk Imam Asy-Syafi’i, menyebutkan bahwa Al ‘Asr merujuk pada masa kenabian Rasulullah Muhammad SAW. Para ulama menganggap era ini sebagai “sore hari” dari sejarah peradaban manusia. Setelah masa ini, tidak ada lagi nabi atau rasul yang Allah utus.
Zaman Nabi Muhammad SAW adalah puncak dari turunnya petunjuk ilahi. Pada masa inilah Allah menurunkan Al Quran sebagai penyempurna kitab-kitab sebelumnya. Dengan demikian, bersumpah atas nama masa ini berarti Allah menekankan pentingnya risalah terakhir ini. Siapa pun yang mengabaikan ajaran dari “masa” agung ini, ia pasti akan merugi.
Inti Pesan: Solusi dari Kerugian Abadi
Pada akhirnya, apapun tafsiran yang kita ambil, semua makna kata Al Asr mengerucut pada satu pesan utama. Allah kemudian menjelaskan pesan tersebut dalam ayat-ayat berikutnya.
وَالْعَصْرِۙ – إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِيْ خُسْرٍۙ – إِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ ەۙ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
Artinya: “Demi masa. Sungguh, manusia berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.” (QS. Al-Asr: 1-3).
Setelah bersumpah, Allah langsung menegaskan sebuah fakta universal. “Sungguh, manusia berada dalam kerugian.” Untungnya, Allah Yang Maha Pengasih juga memberikan jalan keluar. Ada empat syarat utama agar manusia terbebas dari kerugian tersebut:
Beriman (اٰمَنُوْا): Iman adalah fondasi utama. Ia menjadi dasar dari segala tindakan.
Beramal Saleh (عَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ): Iman harus kita buktikan dengan perbuatan nyata dan ikhlas.
Saling Menasihati dalam Kebenaran (تَوَاصَوْا بِالْحَقِّ): Seorang mukmin memiliki tanggung jawab untuk mengajak orang lain pada kebenaran.
Saling Menasihati dalam Kesabaran (تَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ): Jalan kebenaran penuh ujian, maka setiap individu perlu saling menguatkan.
Sebagai kesimpulan, makna kata Al Asr sangatlah kaya dan mendalam. Ia adalah waktu, sore hari, sekaligus masa kenabian yang agung. Semua makna tersebut menjadi pengingat bagi kita akan betapa berharganya setiap momen. Sebab, surah ini memberikan peta jalan yang sangat jelas. Mari manfaatkan waktu dengan iman, amal saleh, serta kepedulian sosial. Dengan begitu, kita bisa berharap untuk menjadi golongan yang beruntung, bukan yang merugi.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
