Fiqih
Beranda » Berita » Cara Mengendalikan Marah Sesuai Tuntunan Rasulullah SAW

Cara Mengendalikan Marah Sesuai Tuntunan Rasulullah SAW

Ilustrasi Marah

SURAU.CO – Amarah adalah emosi yang sangat manusiawi. Setiap orang pasti pernah merasakannya. Ia bisa muncul karena rasa frustrasi, kecewa, atau ketidakadilan. Namun, dalam ajaran Islam, amarah digambarkan sebagai bara api dari setan. Jika tidak kita kendalikan, api ini bisa membakar akal sehat. Ia juga bisa merusak hubungan baik dengan orang lain.

Banyak orang berpikir bahwa meluapkan amarah adalah tanda kekuatan. Padahal, Islam mengajarkan hal yang sebaliknya. Kekuatan sejati justru terletak pada kemampuan untuk menahan diri. Rasulullah SAW, sebagai teladan terbaik, telah memberikan panduan yang sangat praktis. Panduan ini membantu kita untuk mengelola emosi negatif ini. Dengan mengikuti tuntunan beliau, kita bisa mengubah api amarah menjadi sumber kekuatan.

Definisi Orang Kuat yang Sebenarnya

Islam mengubah definisi tentang kekuatan. Orang yang kuat bukanlah mereka yang memiliki fisik perkasa. Bukan pula mereka yang selalu menang dalam pertarungan. Kekuatan sejati diukur dari kemampuan mengendalikan diri saat marah. Hal ini ditegaskan langsung oleh Rasulullah SAW dalam sebuah hadis yang sangat terkenal.

Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan, Rasulullah SAW bersabda:

“Orang kuat bukanlah yang pandai bergulat, namun orang yang kuat adalah yang mampu menahan dirinya saat marah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Ziarah Makam Hari Jum’at, Apa Hukumnya?

Hadis ini memberikan perspektif baru. Ia mengajarkan bahwa jihad terbesar terkadang adalah melawan hawa nafsu sendiri. Kemampuan untuk tetap tenang saat diprovokasi adalah cerminan dari iman yang kokoh. Ini adalah tingkat kekuatan yang jauh lebih tinggi.

Langkah Praktis Mengendalikan Amarah dari Rasulullah

Rasulullah SAW tidak hanya memberi nasihat. Beliau juga memberikan langkah-langkah praktis yang sangat efektif. Langkah ini bisa kita terapkan langsung dalam kehidupan sehari-hari.

1. Membaca Ta’awudz untuk Memohon Perlindungan
Langkah pertama yang harus kita lakukan adalah memohon perlindungan Allah. Rasulullah mengajarkan bahwa amarah adalah bisikan dari setan. Untuk melawannya, kita harus berlindung kepada Sang Pencipta. Ucapkanlah kalimat ta’awudz dengan tulus:

“A’udzu billahi minasy syaithonir rojiim.”
(Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk).

Dengan mengucapkannya, kita mengakui kelemahan diri. Kita juga memohon kekuatan dari Allah untuk mengalahkan bisikan jahat tersebut.

Tidak Shalat Jum’at Karena Hujan; Apa Hukumnya?

2. Mengubah Posisi Tubuh untuk Meredakan Emosi
Perubahan fisik ternyata dapat memengaruhi kondisi psikologis kita. Rasulullah SAW memberikan tips yang sangat sederhana namun jitu. Beliau bersabda:

“Jika salah seorang dari kalian marah saat berdiri, maka duduklah. Jika amarahnya belum juga reda, maka berbaringlah.” (HR. Abu Dawud)

Logikanya sangat jelas. Posisi berdiri membuat seseorang lebih mudah untuk bergerak agresif. Dengan duduk, potensi untuk melakukan tindakan fisik yang merusak akan berkurang. Jika emosi masih memuncak, posisi berbaring akan semakin menenangkan tubuh. Ini adalah terapi fisik yang sangat efektif.

3. Memilih Diam untuk Menghindari Penyesalan
Saat marah, lidah sering kali lebih tajam dari pedang. Kita bisa mengucapkan kata-kata menyakitkan yang akan kita sesali nanti. Karena itu, diam adalah benteng terbaik saat api amarah berkobar. Rasulullah SAW menasihatkan:

“Jika salah seorang dari kalian marah, diamlah.” (HR. Ahmad)

Bencana Alam Dari Perspektif Islam: Ujian atau Peringatan Allah?

Dengan diam, kita memberi jeda pada diri sendiri. Kita mencegah keluarnya kalimat yang bisa merusak hubungan. Kita juga memberi waktu bagi akal sehat untuk kembali bekerja. Diam pada saat yang tepat adalah sebuah kebijaksanaan.

4. Berwudhu untuk Memadamkan Api Amarah
Rasulullah SAW menjelaskan bahwa setan terbuat dari api. Amarah adalah percikan dari api tersebut. Cara terbaik untuk memadamkan api tentu saja dengan air. Oleh karena itu, berwudhu menjadi solusi spiritual sekaligus fisik.

Air wudhu yang sejuk dapat menenangkan sistem saraf yang tegang. Gerakan wudhu juga mengingatkan kita pada kesucian dan ibadah. Proses ini membantu kita untuk kembali kepada keadaan tenang dan mengingat Allah. Wudhu adalah pendingin yang ampuh untuk hati yang panas.

Keutamaan Besar bagi yang Mampu Menahan Amarah

Islam tidak hanya memberi cara, tetapi juga motivasi. Ada ganjaran yang sangat besar bagi mereka yang berhasil menahan amarah. Allah SWT menjanjikan surga bagi hamba-Nya yang sabar. Dalam sebuah hadis, seorang sahabat meminta nasihat singkat dari Rasulullah. Beliau hanya berkata:

“Janganlah engkau marah.”

Sahabat itu terus mengulangi pertanyaannya. Namun, jawaban Rasulullah tetap sama. Beliau kemudian menambahkan:

“Janganlah engkau marah, maka bagimu surga.” (HR. Thabrani)

Janji surga ini menunjukkan betapa mulianya amalan menahan amarah. Ini adalah investasi terbaik untuk kebahagiaan dunia dan akhirat. Mari kita latih diri kita setiap hari untuk menjadi pribadi yang lebih kuat dan sabar.


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement