Pendidikan
Beranda » Berita » Wisuda: Penting Ngak Penting

Wisuda: Penting Ngak Penting

Wisuda, penting ngak penting.
Anak-anak sekolah merayakan wisuda. Sumber: Meta.AI

SURAU.CO. Pada akhir tahun ajaran, banyak orang tua mengeluhkan besarnya biaya yang harus mereka keluarkan termasuk biaya wisuda, sementara penghasilan mereka makin berkurang. Di sekolah negeri, meskipun pendidikan 9 tahun gratis, orang tua tetap harus membayar iuran yang ditagih oleh pihak sekolah. Orang tua mengeluhkan banyaknya acara seremonial di sekolah yang memungut biaya.

Sekarang, berbagai jenjang pendidikan mulai dari TK, SD, SMP, SMA, hingga perguruan tinggi melakukan wisuda, tidak hanya untuk memperoleh gelar akademik di perguruan tinggi saja. Meski menjadi polemik di tengah masyarakat. Layaknya di perguruan tinggi, mereka juga menggunakan kebaya, jas dan toga. Orang tua dan sanak famili hadir dalam acara yang digelar dengan meriah, mirip dengan upacara wisuda sarjana. Kadang kala tidak hanya siswa yang menggunakan seragam, tapi wali murid juga menggunakan seragam.

Bahagia? Tentu. Bangga? Bisa jadi.

Tapi semua itu tentu membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Orang tua harus mengeluarkan biaya untuk membuat atau menyewa pakaian, menyewa toga, membayar iuran acara, dan biaya makan untuk sanak famili yang hadir. Dan ini memberatkan bagi sebagian orang tua, terutama orang tua dengan ekonomi menengah ke bawah.

Katanya semua atas kesepakatan sekolah dan wali murid, tapi kesepakatan yang sudah dirancang dari awal. Tidak dipaksakan, tapi tidak mungkin tidak ikut. Untuk ikut ekonomi keluarga sedang sulit. Belum lagi dampak psikologis anak yang belum bisa memilah antara butuh dan ingin. Kira-kira begitulah argumen mereka yang kontra.

Tetapi bagi  mereka yang pro dan menginginkan tentu berpendapat berbeda. Ini bentuk apresiasi bagi capaian dan perkembangan anak. Membangun rasa bangga atas pencapaian. Dengan ini akan memotivasi anak untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Burnout dan Kelelahan Jiwa: Saatnya Pulang dan Beristirahat di Bab Ibadah

Wisuda menjadi momen penting dalam perjalanan pendidikan siswa. Acara ini tidak hanya menandai akhir dari satu tahap pendidikan, tapi juga menjadi simbol transisi menuju tahap berikutnya dan mempersiapkan siswa untuk masa depan.

Seremonial di sekolah yang penuh hiruk pikuk, ditambah dengan banyak sekolah yang menjadikannya ajang kemewahan, telah membuat wisuda di semua tingkatan sekolah kehilangan kesakralannya dan menjadi acara yang kurang bermakna. Komersialisasi dan kurangnya makna wisuda telah menyebabkan acara ini menjadi kurang fokus pada pencapaian siswa.

Himbauan

Sebenarnya tahun 2023 sudah ada himbauan menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) agar sekolah tidak menjadikan kegiatan wisuda sebagai kegiatan yang wajib, terutama untuk jenjang PAUD, SD, SMP, dan SMA/SMK. https://www.kompas.com/edu/read/2023/06/25/161700971/kemendikbud-resmi-keluarkan-aturan-wisuda-paud-sma-bukan-acara-wajib  Himbauan ini juga menekankan agar pelaksanaannya tidak membebani orang tua/wali murid. Tahun 2025 beberapa kepala daerah juga mengeluarkan himbauan yang senada. Namun banyak sekolah yang tidak mengindahkan himbauan ini.

Sekolah harus melibatkan komite sekolah dan orang tua dalam musyawarah jika ingin menyelenggarakan acara kelulusan. Sekolah menjadikan frasa ini sebagai dasar untuk tetap melaksanakan wisuda dan perpisahan.

Sebenarnya apa arti kata Wisuda?

Kata “wisuda” sendiri berasal dari bahasa Jawa kuno dengan ejaan “wisudha” yang berarti pelantikan atau peresmian bagi seseorang yang telah menyelesaikan pendidikan. Orang menyebutnya dengan istilah graduation dalam bahasa Inggris.

Seni Mengkritik Tanpa Melukai: Memahami Adab Memberi Nasihat yang Elegan

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memberikan definisi bahwa wisuda merupakan peresmian atau pelantikan yang dilaksanakan melalui upacara khidmat. Sedangkan menurut Wikipedia, wisuda adalah upacara peneguhan gelar atau pelantikan bagi seseorang yang telah selesai menempuh pendidikan. Wisuda bukan hanya tentang kelulusan, tetapi juga tentang pertumbuhan pribadi, pencapaian, dan persiapan untuk menghadapi tantangan baru di masa depan.

Pelaksanaan wisuda di semua jenjang pendidikan dapat mengakibatkan devaluasi makna wisuda itu sendiri dan mengurangi nilai kesakralannya sebagai penanda peneguhan gelar dan pencapaian akademis tingkat tinggi.

Jadi Wisuda untuk semua jenjang pendidikan, haruskah?

Keras! NU Bekasi Tolak Kebijakan Dedi Mulyadi, Sebut Zalim dan Tidak Partisipatif

Mengubah Insecure Menjadi Bersyukur: Panduan Terapi Jiwa Ala Imam Nawawi

Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement