Ibadah
Beranda » Berita » Puasa Wishol dan Peribahasa “Telunjuk Lurus, Kelingking Berkait”

Puasa Wishol dan Peribahasa “Telunjuk Lurus, Kelingking Berkait”

Puasa Wishol

Puasa Wishol

Dalam Keterangan tersebut dibahas tentang larangan puasa wishol yakni puasa disertai niat untuk tidak berbuka sama sekali hingga terus-menerus, tanpa jeda sehari pun. Video menjelaskan hadis Nabi ﷺ yang menegaskan bahwa melakukan puasa wishal adalah tidak dianjurkan karena bisa mengakibatkan kerusakan fisik dan menempatkan diri dalam keadaan tidak wajar.

Alasannya menurut syariat dan kesehatan

1. Nabi ﷺ melarang puasa wishal
Di dalam berbagai riwayat, Nabi ﷺ menyarankan agar tidak melakukan puasa terus-menerus tanpa jeda, karena bisa membahayakan tubuh dan bukan termasuk ibadah yang diinginkan oleh Allah.

2. Menjaga keseimbangan raga dan jiwa
Puasa adalah ibadah yang dianjurkan, tetapi tetap harus memperhatikan kondisi tubuh. Puasa wishal tanpa buka bisa merusak kondisi fisik, menimpa lemah hingga penyakit.

3. Pentingnya sunnah dan moderasi
Sunnah Nabi ﷺ menekankan pola ibadah yang seimbang: tidak berlebihan. Rasul ﷺ bersabda bahwa perbuatan yang ekstrem dalam ibadah justru bisa membuat seseorang murung dan akhirnya meninggalkannya.

Burnout dan Kelelahan Jiwa: Saatnya Pulang dan Beristirahat di Bab Ibadah

🧭 Implikasi dalam kehidupan sehari‑hari

Konsistensi lebih utama daripada ekstrem
Daripada keinginan untuk ibadah ekstrim, lebih baik memperbanyak puasa sunnah (misalnya Senin–Kamis, Ayyamul Bidh) secara rutin, dengan kesehatan dan niat tercukupi.

Dakwah dengan pengetahuan
Pahami dasar hadis dan sunnah secara mendalam sebelum menyampaikan kepada orang lain. Beritahu teman atau keluarga bahwa ekstremisme dalam ibadah bisa merusak, tidak hanya mendekatkan.

Menjaga kondisi tubuh
Apabila ingin memperbanyak puasa, pastikan tubuh dalam kondisi fit dan memberi jeda istirahat. Konsultasikan dengan dokter bagi yang memiliki kondisi medis khusus.

🎯 Kesimpulan

Puasa wishal (tidak berbuka sama sekali) adalah bentuk ibadah yang dilarang karena membahayakan tubuh dan tidak mencerminkan sunnah Nabi ﷺ. Lebih bijaksana memilih puasa sunnah yang teratur dan seimbang—karena kualitas dan keberlanjutan ibadah lebih penting daripada intensitas ekstrem.

 

Seni Mengkritik Tanpa Melukai: Memahami Adab Memberi Nasihat yang Elegan


“telunjuk lurus, kelingking berkait”

📖 Arti Peribahasa

Secara harfiah, artinya telunjuk (jari telunjuk) lurus menunjuk, sementara kelingking (jari kelingking) tersembunyi atau berputar di belakang. Maknanya: seseorang terlihat baik, jujur atau lurus di depan, tetapi sebenarnya menyimpan niat jahat atau tersembunyi. Dalam bahasa Melayu, ini mewakili orang yang tidak tulus—lain yang diucapkan, lain yang ada di hati. Dikemas ulang dalam bahasa Minang: “tunjuak luruih kalingkiang bakaik”, berarti fasadnya baik, batinnya busuk .
👏 KBBI juga mendukung makna bahwa yang tampak baik sering tersembunyi maksud jahat.

🎯 Konteks Penggunaan

Pakai untuk menyindir orang yang tampak ramah, tetapi memiliki agenda tersembunyi.

Sinonim populer: “pepat di luar, rancung di dalam” dan ekspresi Melayu seperti “musang berbulu ayam”—kalau dilihat seperti baik, tapi sebenarnya jahat.

🧠 Perspektif Kognitif-Metaforis

Dalam kajian linguistik Melayu, proverb ini dipandang sebagai metafora visual:

Mengubah Insecure Menjadi Bersyukur: Panduan Terapi Jiwa Ala Imam Nawawi

Telunjuk = kejujuran terbuka
Kelingking yang berkait/pintar = tipu daya yang tersembunyi

Simbol dualitas antara tampilan luar yang lurus dan itikad dalam yang bengkok. Ini menggabungkan wacana moral (bahaya munafik) dan cara memetakan khalayak agar lebih waspada terhadap kepura-puraan.

📝 Ringkasannya

Aspek    Rincian

Makna Utama    Lahirnya tampak baik, batinnya jahat.
Sinonim    “Papat di luar, rancung di dalam”, “musang berbulu ayam”.
Latar Belakang    Dari pepatah Minang, masuk KBBI 1978.
Makna kognitif    Metafora moral: kejujuran vs ketersembunyian.

💡 Contoh Kalimat

1. “Hati-hati sama dia, telunjuknya kan lurus, kelingkingnya berkait.”
2. “Itu politikus klasik: telunjuk lurus, kelingking berkait—katanya pro rakyat, tapi rapornya korupsi.” (Dr. Adinata/Tengku Iskandar, M.Pd)


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement