Kesehatan
Beranda » Berita » Ibu Bahagia: Kunci Anak Berkembang Optimal

Ibu Bahagia: Kunci Anak Berkembang Optimal

Ibu bahagi, kunci anak berkembang optimal
Ilustrasi Ibu dan Anak Bahagia. Sumber: Meta AI

SURAU.CO. Kebahagiaan seorang ibu memiliki dampak signifikan terhadap kesejahteraan keluarga dan perkembangan anak. Ketika seorang ibu bahagia, suasana rumah tangga menjadi lebih harmonis, dan anak-anak cenderung tumbuh lebih seimbang dan bahagia.

World Health Organization (WHO) melaporkan bahwa hampir 1 dari 5 wanita akan mengalami gangguan kesehatan mental selama kehamilan atau setahun setelah melahirkan. Di antara wanita dengan gangguan kesehatan mental pada masa kehamilan, 20% akan mengalami pikiran untuk bunuh diri atau melakukan tindakan menyakiti diri sendiri maupun bayinya (WHO, 2022). Sementara itu, menurut Kemenkes RI pada tahun 2020, terjadi sebanyak 43,3% wanita hamil dengan gangguan kesehatan mental diantaranya kecemasan, dan meningkat menjadi 48,7% saat persalinan.

Mengabaikan kesehatan mental wanita tidak hanya membahayakan kesehatan dan kesejahteraan wanita secara keseluruhan, tetapi juga berdampak pada perkembangan fisik dan emosional anak. Oleh karena itu, perhatian khusus terhadap kesehatan mental ibu sangatlah penting untuk mencapai status kesehatan yang holistic. Ibu bahagia, maka anak dan seluruh anggota keluarga akan bahagia.

Dampak Kebahagiaan Ibu terhadap Anak

Penelitian menunjukkan bahwa kebahagiaan ibu berpengaruh langsung terhadap kesehatan mental dan emosi anak. Menurut Dr. Daniel Siegel, seorang ahli psikiatri klinis dan penulis buku “Parenting from the Inside Out“, “Keseimbangan emosi ibu sangat penting dalam membentuk keamanan emosi anak.” (Siegel & Hartzell, 2003). Ketika ibu bahagia dan stabil secara emosi, anak-anak lebih cenderung merasa aman dan percaya diri.

Belakangan banyak pemberitaan viral yang mengabarkan ibu tega menganiaya anak bahkan sampai meninggal, hanya karena menangis atau meminta jajan. Anak menjadi korban karena tidak dapat mengontrol emosinya akibat kurang bahagia. Anak yang seharusnya mendapatkan kasih sayang, justru menjadi pelampiasan emosi. Dapat kita bayangkan, bagaimana tumbuh kembang anak yang di besarkan dalam pengasuhan yang penuh dengan emosi.

Menggali Peran Pemuda dalam Riyadus Shalihin: Menjadi Agen Perubahan Sejati

Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Marriage and Family menemukan bahwa kebahagiaan ibu berkorelasi positif dengan kebahagiaan anak. Penelitian ini menunjukkan bahwa anak-anak dari ibu yang bahagia cenderung memiliki tingkat stres yang lebih rendah dan kepuasan hidup yang lebih tinggi (Kotchick et al., 2007). Maka penting bagi seorang ibu untuk merasa bahagia. Dukungan suami dan keluarga terdekat menjadi alasan utama seorang Ibu merasa bahagia.

Ibu sebagai madrastah pertama bagi anak, sekaligus sebagai role model dalam memberikan contoh. Mampu mengendalikan emosi dengan baik adalah modal pertama untuk melahirkan generasi yang baik dan berakhlak mulia. Rasulullah SAW bersabda, “Tiada pemberian orangtua terhadap anaknya yang lebih baik dari adab yang baik.”(HR. At-Tirmidzi).

Menjadi seorang ibu adalah pengorbanan dan perjuangan yang tiada habis. Menjadi ibu adalah anugerah sekaligus amanah yang perlu dipertanggungjawabkan.  Perjuangan seorang ibu tidak hanya sampai anak berhenti menyusu. Ibu berperan penting memberikan kasih sayang dan perhatian buat tumbuh kembang anak. Perhatian dan interaksi yang baik antara ibu dengan anak menjadi stimulas penting untuk perkembangan otak, bahasa dan keterampilan sosial.

Faktor yang Mempengaruhi Kebahagiaan

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kebahagiaan ibu meliputi dukungan sosial, keseimbangan antara pekerjaan dan keluarga, serta kesehatan mental. Menurut Dr. Brené Brown, seorang peneliti dan penulis tentang keberanian dan kerentanan, “Dukungan sosial adalah kunci untuk kebahagiaan dan kesejahteraan ibu.” (Brown, 2010). Ibu yang memiliki jaringan dukungan yang kuat cenderung merasa lebih bahagia dan mampu menghadapi tantangan parenting dengan lebih baik.

Faktor internal dari dalam diri dan faktor eksternal seperti lingkungan sekitar dapat memengaruhi kebahagiaan ibu. Faktor internal dapat berupa kesehatan mental dan fisik, kemampuan mengelola emosi, spritulitas dan rasa percaya diri. Rasa sakit secara fisik, stress, depresi dan masalah kesehatan lainnya dapat mengganggu kebahagiaan. Kemampuan mengelola emosi, tidak hanya berdampak pada kebahagiaan ibu tetapi juga menciptakan lingkungan yang positif bagi anak dan seluruh anggota keluarga. Ibu yang memiliki rasa percaya diri yang baik, cenderung lebih bahagia dan mampu menghadapi tantangan hidup.

Pendidikan Adab Sebelum Ilmu: Menggali Pesan Tersirat Imam Nawawi

Dengan menjalankan ibadah dengan baik dan memiliki keyakinan yang kuat, ibu dapat merasakan ketenangan, kedamaian, dan rasa syukur yang membawa kebahagiaan. Sediakan waktu untuk diri sendiri, entah untuk beribadah atau melakukan hal-hal yang disukai, demi menjaga keseimbangan hidup dan meraih kebahagiaan.

Disamping itu faktor eksternal juga penting diperhatikan yang dapat mempengaruhi mood untuk merasa bahagia. Dukungan keluarga, terutama suami menjadi faktor utama yang mempengaruhi kebahagiaan ibu. Dukungan ini bisa berupa bantuan dalam pengasuhan anak, pekerjaan rumah tangga, atau dukungan emosional. Kualitas hubungan suami istri juga penting bagi kebahagiaan. Stabilitas ekonomi keluarga mempengaruhi rasa aman dan stres, pada akhirnya mempengaruhi kebahagiaan.

Diluar dari keluarga, lingkungan tempat tinggal yang nyaman juga dapat berkontribusi pada kebahagiaan. Keterlibatan dalam kegiatan sosial dapat menjadi alternatif stimulus bahagia. Bagi yang bekerja, keseimbangan antara pekerjaan dan keluarga sangat penting. Konflik antara peran ganda (work-family conflict) dapat mengurangi kebahagiaan.

Tips untuk Menjadi Bahagia

Menjadi bahagia bukan hanya tentang memenuhi kebutuhan anak, tetapi juga tentang merawat diri sendiri dan menciptakan lingkungan keluarga yang positif. Dengan memahami pentingnya kebahagiaan dan menerapkan tips yang tepat, kita dapat menciptakan keluarga yang harmonis dan anak-anak yang berkembang optimal.

  1. Hargai diri sendiri. Tanamkan dalam diri bahwa setiap kita adalah istimewa dan ber hak bahagia. Ciptakan bahagia dari dalam pikiran. Berpikir positif atas apapun yang terjadi sebagai takdir Allah yang terbaik.
  2. Bangun interaksi dan komunikasi yang baik dengan pasangan dan anggota keluarga. Pasangan adalah sosok utama yang harus memberikan dukungan dan perhatian untuk menekan tingkat stres. Bangun komunikasi yang terbuka dan jujur dengan anak. Libatkan anggota keluarga dalam pengasuhan anak dan pekerjaan rumah tangga untuk mengurangi beban ibu.
  3. Prioritaskan Diri Sendiri. Lakukan aktivitas yang membuat bahagia dan rileks, atau yang sering disebut “me time”, untuk mengisi waktu luang. Bagi seorang muslim, me time terbaik adalah shalat dan berbincang dengan sang pencipta. “Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu.”(QS. Al-Baqarah:45).
  4. Self reward atas pencapaian diri. Berikan penghargaan atas sekecil apapun yang berhasil di lalui. Bangun afirmasi positif buat merasa dihargai.
  5. Ikut aktif dalam lingkungan sosial yang membangun. Bergabung dalam suatu kelompok sosial yang dapat meluaskan pandangan, menambah wawasan dan menggali inspirasi dari banyak orang yang membuat kita tidak merasa sendiri.

Referensi:

Birrul Walidain: Membangun Peradaban dari Meja Makan untuk Generasi Mulia

Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement