Belanja online kini bukan sekadar memilih produk dan menekan tombol checkout. Berkat perkembangan teknologi, konsumen kini bisa menonton siaran langsung dari penjual yang memamerkan produk secara real-time, menjawab pertanyaan, hingga memberi diskon dadakan. Fenomena ini dikenal sebagai live streaming e-commerce dan telah menjadi magnet bagi perilaku impulse buying atau pembelian/belanja impulsif.
Live streaming e-commerce menciptakan pengalaman belanja yang lebih hidup dan interaktif. Bukan hanya soal membeli produk, tetapi juga soal terhubung dengan penjual, sesama penonton, dan sensasi langsung dari promosi yang muncul spontan.
Kenapa Live Streaming Bisa Picu Belanja Impulsif?
Platform live streaming menawarkan lebih dari sekadar tampilan produk. Konsumen bisa langsung bertanya kepada host, meminta demo produk, hingga mengikuti permainan interaktif dengan iming-iming hadiah atau potongan harga. Semua ini membentuk suasana mendesak dan emosional yang mendorong konsumen membeli secara spontan.
Interaksi yang terjadi dalam live streaming menyerupai suasana toko fisik. Saat host ramah dan meyakinkan, penonton merasa lebih dekat dan percaya. Ketika stok disebut terbatas, konsumen merasakan tekanan untuk segera membeli. Unsur-unsur ini—emosi, keterlibatan sosial, dan urgensi—adalah bahan bakar utama belanja impulsif.
Faktor Psikologis di Balik Perilaku Ini
Penelitian menunjukkan bahwa kesenangan, rasa senang, hingga keterikatan emosional terhadap produk atau host bisa memicu pembelian dadakan. Bahkan, desain antarmuka yang menarik, suara musik yang ceria, atau visual yang menggoda, semuanya turut memperkuat hasrat untuk membeli meski tak direncanakan sebelumnya.
Tingkat keterlibatan penonton juga berpengaruh. Mereka yang merasa terhibur atau tergabung dalam komunitas live stream cenderung lebih mudah tergoda untuk membeli. Apalagi jika host live stream punya keahlian, penampilan menarik, atau karisma tinggi—hal ini memperkuat kepercayaan dan rasa suka, dua kunci penting dalam keputusan impulsif.
Dampak Positif dan Risiko Tersembunyi
Di satu sisi, live streaming e-commerce memberi kemudahan, hiburan, dan pengalaman belanja menyenangkan. Namun, di sisi lain, belanja impulsif bisa berdampak negatif. Konsumen bisa mengeluarkan uang tanpa perencanaan, membeli barang yang tidak mereka butuhkan, bahkan mengalami penyesalan setelahnya.
Tak jarang pula, konsumen merasa tergoda oleh harga promo yang hanya berlaku dalam hitungan menit, membuat keputusan tanpa berpikir panjang. Dalam jangka panjang, jika tidak dikendalikan, perilaku ini bisa merusak kesehatan finansial dan memicu stres.
Tren yang Kian Mengglobal
China menjadi pelopor utama dalam tren ini, dengan ratusan juta pengguna aktif live stream untuk belanja. Tapi gelombangnya kini menjalar ke berbagai negara, termasuk Amerika Serikat dan Eropa. Platform seperti TikTok dan Instagram mulai mengintegrasikan fitur belanja langsung, menggabungkan hiburan dan transaksi dalam satu layar.
Pasar live streaming e-commerce global bahkan diprediksi terus tumbuh pesat hingga mencapai puluhan miliar dolar beberapa tahun ke depan. Dengan daya tariknya yang kuat, banyak pelaku bisnis mulai berlomba memanfaatkan format ini untuk menjangkau konsumen lebih dekat.
Haruskah Kita Waspada?
Belanja impulsif di live streaming bukan sesuatu yang sepenuhnya buruk. Namun, konsumen perlu sadar bahwa banyak fitur dalam platform ini yang memiliki rancangan untuk memancing emosi dan tindakan cepat. Mengatur anggaran, mengenali pola konsumsi pribadi, serta melatih kesadaran sebelum membeli bisa menjadi langkah penting agar tak terjebak dalam jebakan diskon sesaat.
Kesimpulan
Live streaming e-commerce membuka cara baru dalam berbelanja, tapi juga membuka celah bagi perilaku impulsif yang bisa merugikan. Bagi konsumen digital, penting untuk tetap bijak dan sadar dalam menghadapi tawaran menarik yang muncul dalam hitungan detik.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
