SURAU.CO-Konflik antara Iran dan Israel kembali memanas. Iran meluncurkan serangan langsung ke fasilitas minyak strategis milik Israel pada Senin dini hari. Serangan ini menciptakan ledakan hebat dan memicu kebakaran besar di area industri Ashdod dan Haifa.
Serangan ini menandai peningkatan signifikan dalam eskalasi militer. Iran tak lagi hanya mengincar target militer, tetapi mulai menyasar infrastruktur vital yang menopang ekonomi Israel.
Fasilitas Minyak Jadi Sasaran Utama
Menurut laporan militer Israel, lebih dari 30 rudal dan drone tempur Iran menghantam kompleks penyimpanan minyak di pelabuhan Haifa dan terminal bahan bakar di selatan Tel Aviv. Ledakan pertama terjadi pukul 02.45 waktu setempat, memicu kebakaran hebat yang sulit dikendalikan.
Petugas pemadam kebakaran bekerja sepanjang malam untuk memadamkan api yang melahap tangki penyimpanan. Kepulan asap hitam membubung tinggi dan terlihat hingga radius puluhan kilometer. Pemerintah Israel mengevakuasi ribuan warga dari kawasan industri dan mengalihkan aliran listrik dari jalur utama.
Iran Klaim Serangan sebagai Tindakan Balasan
Pemerintah Iran langsung mengonfirmasi serangan ini. Dalam pernyataan resmi, juru bicara Garda Revolusi Islam Iran menyebut bahwa serangan tersebut merupakan pembalasan atas agresi udara Israel di Suriah dan pembunuhan pejabat militer Iran pekan lalu.
“Iran tidak tinggal diam saat kedaulatan dan darah warganya diinjak-injak. Kami menyerang fasilitas ekonomi Israel sebagai peringatan keras,” ujar pernyataan tersebut.
Presiden Iran menegaskan bahwa negaranya tidak menginginkan perang, tetapi tidak akan ragu untuk menyerang balik jika Israel terus memprovokasi.
Dampak Ekonomi Langsung Terasa
Setelah serangan tersebut, pasar energi langsung bereaksi. Harga minyak global naik hampir 7% dalam waktu 24 jam. Investor khawatir konflik ini akan meluas dan mengganggu pasokan minyak dari kawasan Teluk.
Israel mengumumkan pengurangan produksi minyak dan distribusi bahan bakar selama satu minggu ke depan. Bandara Ben Gurion juga menghentikan beberapa rute penerbangan karena jalur bahan bakar terkena dampak.
Ekonom lokal memperkirakan bahwa kerugian akibat serangan ini mencapai miliaran dolar, terutama jika serangan susulan kembali terjadi.
Respon Dunia Internasional
PBB dan Uni Eropa segera menggelar pertemuan darurat. Mereka menyerukan agar kedua negara menahan diri dan menghentikan aksi saling serang. Namun, hingga kini, tidak ada tanda-tanda deeskalasi dari kedua belah pihak.
Amerika Serikat menyatakan dukungan penuh terhadap Israel, sementara Rusia dan Tiongkok mendesak Iran dan Israel untuk membuka jalur dialog.
Di sisi lain, kelompok pro-Iran seperti Hizbullah menyatakan siap mendukung langkah militer Iran jika Israel melanjutkan serangan balasan.
Dukungan Publik terhadap Iran Menguat
Di dalam negeri, rakyat Iran menyambut serangan tersebut sebagai bentuk pembelaan yang sah. Ribuan warga menggelar aksi dukungan di Teheran dan Tabriz. Mereka membawa spanduk bertuliskan “Minyak Bukan Milik Zionis” dan “Hantam Ekonomi Penjajah”.
Media lokal Iran menyebut serangan ini sebagai kemenangan strategi. Mereka menilai bahwa dengan menyasar sektor energi, Iran berhasil memukul jantung ekonomi Israel tanpa harus memasuki wilayah darat secara langsung.
Militer Israel Janjikan Pembalasan
Sebagai respon, Israel bersumpah akan membalas serangan tersebut dengan “skala lebih luas”. Perdana Menteri Israel menyampaikan bahwa negaranya tidak akan diam jika infrastruktur vital diserang. Ia memerintahkan militer meningkatkan kesiagaan penuh di seluruh wilayah perbatasan.
Jet-jet tempur Israel dilaporkan sudah terbang di atas wilayah Lebanon dan siap meluncurkan serangan ke target-target strategis di Suriah dan Irak yang diduga menjadi titik logistik Iran.
Menuju Krisis Kawasan?
Eskalasi serangan terhadap fasilitas minyak Israel memperbesar kemungkinan konflik terbuka yang melibatkan banyak negara di Timur Tengah. Negara-negara tetangga seperti Yordania dan Turki kini meningkatkan status siaga. Bahkan Arab Saudi menyatakan keprihatinan atas potensi meluasnya konflik lintas perbatasan.
Jika ketegangan tidak segera diredam, dunia menghadapi risiko krisis energi global dan konflik bersenjata skala besar di kawasan paling strategis di dunia.
Serangan Iran terhadap fasilitas minyak Israel mencerminkan babak baru dalam perang terbuka antara kedua negara. Iran mengirimkan pesan jelas: mereka tidak segan menghantam jantung ekonomi musuh. Sementara itu, Israel menunjukkan bahwa mereka tidak akan mundur dari provokasi.
Konflik ini belum menunjukkan tanda-tanda mereda. Justru, segala indikator mengarah pada potensi perang yang lebih luas. Dunia pun menahan napas, menanti langkah kedua negara selanjutnya.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
