Sejarah
Beranda » Berita » Iran vs Israel : Menelaah Sejarah Rudal dan Refleksi Global

Iran vs Israel : Menelaah Sejarah Rudal dan Refleksi Global

sejarah rudal

Menelaah Sejarah Rudal Lewat Konflik Iran-Israel

Surau.co “Pada hari ini, setelah perlawanan mati-matian bangsa kita yang luar biasa, kita bertekad penuh untuk membuat sejarah. Kita menyaksikan terjadinya gencatan senjata dan juga mengakhiri perang 12 hari,” ujar Pezeshkian melalui IRNA, dikutip AFP (24/6).

Pernyataan itu menjadi awal refleksi penting untuk menelaah sejarah rudal dalam konflik bersenjata modern. Iran menembakkan rudal hipersonik Fattah-1. Israel mengaktifkan pertahanan Iron Dome, David’s Sling, dan Arrow-3. Menurut pengamat, ini baru bagian kecil dari kekuatan Iran. Dari sini kita belajar: teknologi hanyalah alat, tapi kesiapan dan narasi menentukan arah kemenangan.

baca juga: Sejarah Program Rudal Don Feng (Angin Timur) Milik Cina

Memahami Dinamika Konflik Rudal di Era Hipersonik

Agar memahami dinamika konflik rudal penting untuk menafsirkan strategi militer saat ini. Pada saat itu rudal V-2 Nazi di 1944 menghantam London, menandai babak baru sejarah persenjataan. Dan kini Iran mengangkat Fattah-1 sebagai simbol kemandirian dan tantangan terhadap dominasi teknologi barat.

Meski analis militer memperdebatkan status “hipersonik”-nya, rudal itu mengirim pesan kuat. Sejarah senjata selalu mengandung dua sisi: kekuatan fisik dan kekuatan simbolik. Dalam membaca konflik ini, kita tidak cukup hanya melihat kemampuan tempur, tapi juga narasi yang menyertainya.

Mustafa Kemal Ataturk: Modernisasi dan Perkembangan Islam Modern

Mengkaji Jejak Strategi Rudal Israel: Sistem dan Reaksi

Maka untuk mengkaji jejak strategi rudal Israel membuka mata tentang pentingnya respons terstruktur. Israel tidak hanya bertahan; mereka menyerang balik dengan koordinasi tinggi. Jet tempur, operasi siber, dan penguasaan informasi menjadi bagian tak terpisahkan.

Sistem multilapis yang dimiliki Israel adalah contoh integrasi teknologi dan kecepatan reaksi. Maka legitimasi global mendukung serangan pre-emptive.  Dalam era digital ini, perang terjadi juga di opini publik. Ini mempertegas bahwa memahami konflik rudal berarti juga memahami strategi komunikasi nasional.

Menelusuri Evolusi Rudal dan Dukungan Sosial Iran

Menelusuri evolusi rudal tak bisa lepas dari faktor rakyat. Iran bertahan bukan karena rudal semata, tetapi karena rakyat percaya pada pemimpinnya. Ayatullah dan Garda Revolusi menjadi simbol perlawanan dan pengikat solidaritas.

Sebaliknya, Israel merawat kekuatan lewat diplomasi dan dukungan internasional. Dalam banyak konflik, rakyat sering jadi unsur yang tak disebut. Padahal, pertahanan sejati tumbuh dari bawah. Indonesia bisa belajar: kekuatan teknologi harus ditopang kepercayaan publik dan kepemimpinan bersih.

baca juga: Pengembangan Proyek Nuklir Siap Dibantu Rusia

Peran Pemikiran Al-Farabi; Pencerahan Filsafat Yunani dan Barat

 Menggali Pelajaran dari Perang Rudal Global

Menggali pelajaran dari perang rudal seperti Iran vs Israel 2025 berarti membuka mata terhadap masa depan pertahanan kita. Fattah-1 dan Arrow-3 bukan hanya senjata, tapi pengingat: kecepatan, presisi, dan legitimasi harus berjalan bersama.

Indonesia tidak cukup hanya mengimpor teknologi. Kita butuh arah. Kita perlu strategi pertahanan udara, PTTA, dan doktrin nasional yang terintegrasi. Namun yang tak kalah penting: kepercayaan rakyat. Dalam konflik modern, kebenaran dan kekuatan dimenangkan bukan oleh peluncur, tapi oleh siapa yang paling dipercaya.(Abi Elfausto)


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement