Internasional
Beranda » Berita » Amerika Ketar Ketir; Serukan gencatan Senjata Pada Iran

Amerika Ketar Ketir; Serukan gencatan Senjata Pada Iran

SURAU.CO – Ketegangan antara Amerika Serikat dan Iran kembali memanas. Serangan balasan yang dilakukan Iran terhadap kepentingan militer AS di Timur Tengah membuat posisi Gedung Putih semakin sulit. Dalam beberapa pekan terakhir, tekanan dari dalam negeri dan komunitas internasional mendorong Washington mengambil langkah mundur. Alih-alih melanjutkan serangan, Amerika justru menyerukan gencatan senjata secara terbuka kepada Iran. Banyak pihak menilai ini sebagai sinyal ketakutan sekaligus kelemahan strategis.

Iran Balas Serangan, AS Terkejut

Ketegangan meningkat saat Iran membalas serangan udara Israel dengan meluncurkan rudal balistik dan drone presisi tinggi ke basis militer AS di Irak dan Qatar. Serangan itu bukan hanya simbolik, tetapi juga efektif—sejumlah infrastruktur militer penting rusak, dan korban dari pihak AS dilaporkan jatuh.

Pentagon pun terpaksa mengevaluasi ulang strategi. Keyakinan bahwa Iran tidak mampu menyerang langsung kepentingan militer Amerika terbantahkan. Rudal dan drone buatan Iran ternyata mampu menembus sistem pertahanan modern seperti Patriot dan Iron Dome.

Tekanan Berat di Dalam Negeri AS

Krisis ini memicu kemarahan masyarakat sipil Amerika. Ribuan warga turun ke jalan, menuntut pemerintah menghentikan konflik dan menarik pasukan dari Timur Tengah. Rakyat mulai jenuh dengan kebijakan luar negeri yang cenderung militeristik.

Festival Budaya Islam-Melayu, Perkuat Identitas dan Promosikan Keragaman

Di Kongres, sejumlah politisi dari Partai Demokrat, bahkan beberapa dari Partai Republik, menyuarakan kritik. Mereka menilai pemerintahan Joe Biden terlalu reaktif dan tidak mampu membaca dinamika kawasan secara matang. Biaya perang yang tinggi, ancaman eskalasi, dan tekanan ekonomi domestik membuat konflik ini menjadi beban politik yang serius.

Iran Makin Percaya Diri

Sementara itu, Iran justru tampil percaya diri. Pemerintah di Tehran menegaskan siap mempertahankan wilayah dan kepentingan nasional. Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, menegaskan dalam pidatonya bahwa “rakyat Iran tidak akan gentar terhadap ancaman. Setiap serangan akan dibalas dengan kekuatan penuh.”

IRGC (Garda Revolusi Islam) menyatakan bahwa rudal-rudal strategis telah ditempatkan di lokasi sensitif dan siap diluncurkan kapan saja. Para analis menyimpulkan bahwa Iran kini memiliki posisi tawar yang kuat, baik secara militer maupun diplomatik.

Washington Menyerukan Gencatan Senjata

Situasi yang semakin rumit membuat Departemen Luar Negeri AS menyerukan gencatan senjata. Juru bicara Gedung Putih menegaskan bahwa Amerika tidak ingin perang besar dan siap berdialog jika Iran menunjukkan niat baik.

Sebagian pengamat menyebut langkah ini sebagai bentuk “kemunduran strategis” akibat risiko eskalasi yang terlalu besar.

Gaza Rumah Terbesar Penyandang Disabilitas

Respon Dunia Internasional Terbelah

Beberapa negara seperti China, Rusia, Turki, dan Uni Eropa menyambut baik seruan gencatan senjata. Mereka mengingatkan bahwa konflik berkepanjangan hanya akan merugikan rakyat sipil dan kestabilan regional. PBB pun menyerukan agar kedua pihak kembali ke jalur diplomasi.

Namun, sekutu AS di kawasan seperti Israel dan Arab Saudi justru menunjukkan kekhawatiran. Mereka menilai gencatan senjata memberi Iran kesempatan memperkuat milisi dan program rudalnya. Sejumlah pejabat Israel bahkan menyebut kebijakan AS kali ini terlalu lunak.

Strategi atau Kelemahan AS?

Kini muncul pertanyaan besar: apakah seruan gencatan senjata ini merupakan strategi cerdas jangka panjang, atau justru sinyal kelemahan?

Sebagian analis melihatnya sebagai taktik politik untuk mencegah konflik meluas menjelang pemilu presiden tahun depan. Namun, sebagian lainnya menilai dominasi militer AS di Timur Tengah mulai memudar.

Iran telah membuktikan bahwa meski bukan kekuatan sekelas NATO, mereka mampu menimbulkan kerusakan strategis yang nyata. Rudal, drone, dan jaringan proksi yang dimiliki menjadikan Iran sebagai kekuatan regional yang tak mudah ditaklukkan.

Zohran Mamdani Menang, Menteri Israel Desak Orang Yahudi Meninggalkan New York

Seruan gencatan senjata dari AS menandai babak baru dalam hubungan kedua negara. Serangan balasan Iran berhasil mengguncang kepercayaan diri Washington, sementara posisi Tehran semakin kokoh. Dalam dunia geopolitik, langkah mundur seringkali lebih bermakna daripada ribuan pernyataan resmi. Dunia kini menyaksikan: Iran bukan lagi lawan yang bisa diremehkan, bahkan oleh kekuatan sebesar Amerika Serikat.



Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement