Menyentuh Jiwa Ibu untuk Melindungi Anak
Dalam setiap denyut nadi seorang ibu, tersembunyi kekuatan cinta yang tak tertandingi. Ia bukan sekadar kasih sayang, melainkan nyala api yang sanggup menerangi kegelapan dan membakar segala rintangan demi satu hal: melindungi buah hatinya. Cinta seorang ibu adalah bahasa tanpa kata yang menggema dalam pelukan, tatapan, dan doa yang tak pernah putus.
Sejak dalam kandungan, seorang ibu sudah membentuk perisai tak terlihat untuk anaknya. Ia menjaga makan, menjaga tidur, bahkan menahan sakit demi tumbuh kembang janin yang belum pernah ia lihat. Dan ketika sang bayi lahir, detik itulah naluri keibuannya berubah menjadi benteng kasih yang tak bisa ditembus oleh bahaya dunia—baik fisik maupun batin.
Menjadi ibu bukan sekadar tentang merawat. Ini adalah misi suci yang ditanamkan dalam fitrah perempuan: melindungi kehidupan yang telah dipercayakan padanya. Maka tak heran, ketika anak berada dalam bahaya, seorang ibu bisa berubah menjadi sosok paling kuat di dunia—tanpa perlu pedang, cukup dengan keberanian yang berasal dari hati.
Saat anak terluka, sang ibulah yang pertama meneteskan air mata. Saat anak tersesat dalam hidup, ibu jugalah yang pertama menyalakan lentera harapan. Dan saat dunia mengecam, ibu tetap menjadi rumah yang menerima anaknya kembali—dengan tangan terbuka, bukan dengan penghakiman.
Tidak semua ibu sempurna, tapi fitrah untuk melindungi adalah sesuatu yang ditanamkan oleh Tuhan dalam lubuk hati terdalam mereka. Maka, ketika seorang ibu mulai sadar bahwa anaknya sedang berada dalam ancaman—entah karena lingkungan, pergaulan, media sosial, atau bahkan ajaran yang menyimpang—ia akan bangkit dengan segala kelembutannya yang kokoh.
Ibu yang bijak tak hanya melindungi dengan larangan, tetapi dengan pengertian. Ia mendekap bukan untuk mengikat, tapi untuk memeluk. Ia mendidik bukan untuk menguasai, tapi untuk membimbing. Ia menangis dalam doa, berharap anaknya kelak menjadi pribadi yang utuh, kuat, dan bertakwa.
Pesan ini untuk semua ibu:
Anakmu adalah amanah, bukan milikmu. Tapi kamu dipilih oleh Tuhan untuk menjadi penjaganya. Maka jangan ragu untuk menjadi cahaya dalam gelapnya jalan mereka. Jangan lelah menjadi pelindung, meski kadang kau sendiri yang dilukai. Karena cintamu adalah warisan yang tak akan pernah habis.
Jika jiwa seorang ibu tersentuh oleh kesadaran ini, maka dunia akan melihat generasi yang tumbuh dengan cinta, tanggung jawab, dan keberanian. Karena di balik anak yang baik, selalu ada ibu yang tak henti mendoakan, melindungi, dan mencintai dalam diam.
Dari Pengumuman Hasil Seleksi Administrasi PPPK Tahun 2024 untuk formasi Guru Agama Islam di Kabupaten Pesisir Selatan, tercatat:
Nama: Pepi Susanti
Formasi: Guru Ahli Pertama – Guru Agama Islam
Status: Lulus pada tahap administrasi seleksi PPPK
Artinya, Pepi Susanti termasuk dalam peserta yang berhasil lanjut setelah verifikasi berkas awal sebagai guru agama Islam berstatus PPPK (pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja).
📌 Apa peran seorang Guru Agama Islam (Penyuluh)?
Sebagai Guru Agama Islam berstatus PPPK di Pesisir Selatan, perannya mencakup:
Menyampaikan pembelajaran agama Islam di sekolah (madrasah atau umum).
Menjadi pendidik sekaligus penyuluh tentang nilai-nilai keagamaan kepada siswa dan masyarakat.
Berkontribusi dalam kegiatan keagamaan dan sosial di wilayah kerja, misalnya pesantren kilat, pengajian, atau dakwah di sekolah dan tingkat lokal.
Status Guru Ahli Pertama menandakan jenjang karier awal namun masih di bawah jenjang pengawas atau guru utama.
📍 Apakah ini membantu?
Jika Anda ingin tahu lebih lanjut, misalnya:
Profil singkat (pendidikan, pengalaman mengajar)
Lokasi sekolah atau kecamatan tempat ia mengajar
Jadwal pengajian atau kegiatan keagamaan yang diinisiasi
Tolong beri tahu saya detail yang ingin Anda ketahui—saya akan coba cari informasi tambahan atau dokumen publik terkait.
Kesimpulan singkat:
Pepi Susanti adalah seorang guru agama Islam berstatus PPPK di Pesisir Selatan, yang telah lulus seleksi administrasi pada 2024 sebagai Guru Ahli Pertama untuk bidang agama Islam. (Tengku Iskandar)
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
