Sejarah
Beranda » Berita » Pramuka Tahun 1993 Dan Radio sebagai Sarana Dakwah Zaman Now

Pramuka Tahun 1993 Dan Radio sebagai Sarana Dakwah Zaman Now

Pramuka tahun 1993

 

Berikut rangkuman lengkap dan menarik soal kegiatan Pramuka di tahun 1993 di Indonesia, yang dilengkapi dengan penjelasan kontekstual dan citasi resmi:

🌍 1. Kamp Dunia (World Comdeca) 1993 di Malang

Pada tahun 1993, Gerakan Pramuka Indonesia menyelenggarakan 1st World Community Development Camp (World Comdeca) sebagai kelanjutan dari Perkemahan Wirakarya Asia-Pasifik tahun 1978.

Mustafa Kemal Ataturk: Modernisasi dan Perkembangan Islam Modern

Diadakan dari 26 Juli hingga 8 Agustus 1993 di Desa Lebakharjo, Ampelgading, Malang

Acara pendahulunya: Peran Saka Nasional (1–10 Juli 1993), sebagai uji coba dan persiapan acara utama
Kegiatan ini menandai peran aktif Pramuka Indonesia dalam pembangunan komunitas global dan kolaborasi internasional.

2. Kepemimpinan Letjen Mashudi (hingga 1993)

Letnan Jenderal (Purn.) Mashudi menjabat sebagai Ketua (Ketua Kwarnas/Kwartir Nasional) Pramuka sejak tahun 1978 hingga Mei 1993.

Sebelumnya Wakil Ketua, kemudian resmi ketua pada Munas di Bukittinggi 1978

Peran Pemikiran Al-Farabi; Pencerahan Filsafat Yunani dan Barat

Beliau juga menerima penghargaan dunia: Bronze Wolf Award #181 dari WOSM atas dedikasi luar biasa bagi gerakan kepramukaan global

3. Regulasi Pramuka 1993: Petunjuk Penilaian Kecakapan

Tahun 1993 juga menetapkan SK Kwarnas No. 273/1993 tentang cara menilai kecakapan Pramuka yang didominasi oleh Keep-Simple-Upacara:

Dijelaskan tata cara upacara pelantikan, kenaikan tingkat, serta pemberian tanda kecakapan dan Pramuka Garuda

Impor inspirasional: pelantikan bisa dilakukan di rumah, sekolah, atau momen ulang tahun, menjaga nuansa sederhana namun meriah banget

Kitab Taisirul Kholaq: Terobosan Pembelajaran Akhlak Metode Salafiyah

4. Jambore Nasional: Siklus Empat Tahun

Menurut data jurnal dan Tempo, pola Jambore Nasional mulai stabil di era 1973–1996:

Diselenggarakan setiap 4 tahun, dimulai 1973, 1977, 1981, 1986, 1991, 1996
Tahun 1993 tidak menjadi tahun pelaksanaan Jamnas, tetapi lebih fokus pada kegiatan tingkat internasional seperti World Comdeca.

5. Tingkat Perguruan Tinggi: Racana UI

Di tingkat universitas, khususnya UI, periode 1992–1993 menunjukkan aktivitas positif dalam penguatan pembina muda, seperti:

Musyawarah dan pembentukan tim persiapan Lustrum dan simposium ilmiah nasional (LKISNP2T), yang dirancang sejak 1992 dan matang pada 1993

Ajang pelatihan manajemen dan wide game pada Juli 1993 sebagai bagian pembinaan pandega di UI

📝 Ringkasan Konteks Tahun 1993

Aspek Catatan

Internasional 1st World Comdeca: kamp pembangunan komunitas di Malang, 26 Jul–8 Ags
Kepemimpinan Mashudi purna di Mei 1993; memimpin sejak 1978
Regulasi SK Kwarnas No.273/1993: tata upacara dan penilaian kecakapan
Jamnas Tidak ada Jamnas saat itu, tetapi basis periodisasi empat tahunan
PT & UI Racana UI lancarkan pelatihan dan simposium untuk pembina muda

🎯 Makna Penting 1993 untuk Pramuka

Menandai pergeseran fokus dari nasional ke internasional dengan World Comdeca

Mentransformasi budaya upacara, menekankan kesederhanaan dan kekhidmatan sesi penilaian kecakapan

Memperkuat pembinaan di level kampus: pembina perguruan tinggi makin aktif dalam inovasi kepramukaan

Mengakhiri era Mashudi sebagai ketua: transisi kepemimpinan menuju arah baru

 


 

Radio sebagai Sarana Dakwah Zaman Now

Di era digital yang didominasi media sosial, podcast, dan platform streaming, banyak yang mengira radio telah kehilangan pamornya. Namun sesungguhnya, radio tetap hidup—dan bahkan berkembang sebagai sarana dakwah yang relevan di zaman sekarang.

Radio bukan sekadar alat penyampai berita atau hiburan. Ia adalah gelombang suara yang menjangkau ruang-ruang sunyi, kendaraan di jalan, hingga pelosok desa. Dalam senyapnya malam atau di tengah padatnya lalu lintas, suara dari radio sering menjadi teman setia yang menyejukkan jiwa.

Dakwah Melalui Suara: Tradisi yang Tidak Mati

Sejak zaman dahulu, Islam disebarkan melalui lisan dan suara. Rasulullah ﷺ menyampaikan wahyu melalui khutbah, nasihat, dan percakapan. Setelahnya, para ulama dan da’i meneruskan metode ini dalam berbagai bentuk, termasuk ceramah di masjid, majelis taklim, dan kemudian melalui media seperti kaset, CD, hingga radio.

Radio memperluas jangkauan dakwah tanpa batas ruang. Seorang dai bisa menyampaikan ceramah dari studio kecil, namun suaranya bisa terdengar di pelosok yang tak terjangkau jaringan internet. Di sinilah letak keunggulan radio sebagai media dakwah zaman now: stabil, mudah diakses, dan ramah semua kalangan.

Mengapa Radio Masih Relevan?

1. Akses yang mudah
Tidak semua orang memiliki ponsel canggih atau akses internet stabil. Namun, radio bisa dinikmati hanya dengan perangkat sederhana dan sinyal gelombang. Bahkan banyak ponsel yang sudah terintegrasi dengan fitur radio FM.

2. Hemat kuota dan daya
Dibandingkan menonton video dakwah di YouTube, mendengarkan radio tidak memakan kuota besar atau daya baterai tinggi. Hal ini penting terutama di daerah yang terbatas listrik dan internet.

3. Multitasking-friendly
Radio bisa didengar sambil berkendara, memasak, bekerja, atau saat santai. Dakwah melalui radio hadir tidak mengganggu aktivitas, justru menjadi penyemangat harian.

4. Privasi dan kenyamanan
Ada orang yang tidak suka menonton ceramah di keramaian atau enggan membuka video agama di tempat umum. Radio hadir sebagai solusi privat dan nyaman untuk menenangkan hati tanpa perlu terlihat publik.

Bentuk Dakwah di Radio Zaman Now

Dakwah melalui radio kini semakin bervariasi dan kreatif. Beberapa bentuk yang populer antara lain:

Kajian tematik harian
Seperti “Tafsir Al-Qur’an”, “Hadits Pagi”, atau “Sirah Nabawiyah”. Biasanya disiarkan 15–30 menit dengan gaya ringan namun penuh ilmu.

Talkshow Islami
Mengangkat isu-isu kontemporer seperti keluarga, pendidikan anak, ekonomi syariah, hingga pergaulan remaja.

Tanya Jawab Fiqih
Pendengar bisa mengirimkan pertanyaan via SMS, WhatsApp, atau telepon langsung, kemudian dijawab oleh ustaz/ahli syariah secara live.

Murottal dan Doa
Pembacaan Al-Qur’an dan dzikir harian menjadi andalan radio dakwah karena memberikan ketenangan dan keberkahan.

Nasihat dan Motivasi
Beberapa radio menyisipkan kutipan nasihat islami di sela-sela acara umum. Ini memperkuat nilai-nilai dakwah meski singkat.

Contoh Radio Dakwah di Indonesia

Radio Rodja (Jakarta)
Terkenal dengan kajian rutin dari para asatidzah, dengan siaran via frekuensi dan streaming.

Radio Hang FM (Batam)
Menggabungkan dakwah, berita aktual, dan nasihat keluarga.

Radio Muslim Jogja
Fokus pada fiqih keseharian, pemahaman aqidah, dan edukasi akhlak.

Radio Al-Hikmah (Banyumas), MQFM (Bandung), dan lainnya
Masing-masing punya karakteristik khas, namun memiliki kesamaan dalam semangat menyiarkan cahaya Islam.

Kolaborasi Radio dan Media Sosial

Meski berbasis suara, radio tidak tertinggal zaman. Banyak stasiun radio kini terintegrasi dengan platform digital:

Live streaming via YouTube dan Facebook

Podcast ulang siaran di Spotify dan Apple Podcasts

Interaksi dengan pendengar melalui Instagram, WhatsApp, dan Twitter

Ini menjadikan dakwah radio lebih interaktif, luas, dan bisa dinikmati ulang kapan saja. Bahkan, banyak pendengar radio tidak menyadari bahwa mereka mendengarkan “radio” karena formatnya sudah hadir di media digital.

Menjadi Bagian dari Dakwah Radio

Tak harus menjadi penyiar untuk berdakwah melalui radio. Kita bisa:

Menjadi relawan atau donatur radio dakwah

Mempromosikan siaran radio Islam kepada orang sekitar

Mendengarkan dan menyebarkan ulang siaran yang bermanfaat

Mendoakan para da’i, teknisi, dan kru radio agar terus istiqamah

Dengan cara itu, kita pun ikut mendapat pahala jariyah atas penyebaran ilmu.

Penutup: Suara yang Menyentuh Hati

Di tengah hiruk-pikuk media modern, radio tetap menjadi suara yang menyentuh hati. Ia mungkin tidak menampilkan wajah, tapi menembus jiwa. Dakwah melalui radio adalah bukti bahwa Islam bisa disampaikan dengan kesederhanaan, keikhlasan, dan keteguhan zaman.

Mari hidupkan kembali semangat dakwah lewat radio. Karena siapa tahu, di balik suara yang kita dengar, ada hidayah yang mengetuk hati—dan mengubah hidup seseorang. (Iskandar)


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement