Opinion
Beranda » Berita » Tafsir Budaya dalam A Useful Ghost

Tafsir Budaya dalam A Useful Ghost

a useful ghost

Surau.co Pada 2025, film A Useful Ghost karya Ratchapoom Boonbunchachoke mengguncang jagat perfilman internasional. Film ini menangkan Critics’ Week Grand Prix di Cannes—sebuah prestasi yang tak bisa dianggap remeh. Menggabungkan elemen horor, satire, dan isu politik, film ini menyodorkan premis tak lazim: roh istri yang meninggal, kembali dalam bentuk vacuum cleaner berhantu, menyapu debu yang bukan sekadar fisik, tetapi juga metaforis.
Menyuguhkan tawa pahit , tersembunyi kritik sosial yang membakar. Sautradara meramu dalam balutan komedi gelap khas Asia Tenggara polusi, represi sejarah, serta ketimpangan gender dan kelas.

Simbolisme Debu: Memori dan Kekuasaan yang Dikaburkan

Dalam dunia A Useful Ghost, debu bukan hanya polusi, tetapi lambang kekuasaan yang mengaburkan sejarah. Debu berasal dari reruntuhan monumen yang dihancurkan dan limbah industri. Ia melambangkan suara orang kecil yang tak terdengar, korban pembangunan yang dilupakan.

Lebih dari sekadar residu fisik, debu menjadi metafora bagi represi sistemik. Rezim,ekonomi, masyarakat sendiri sengaja mengubur  tumpukan sejarah itu

Vacuum Cleaner: Medium Roh dan Kritik Struktural

Vacuum cleaner dalam film ini bukan sekadar alat kebersihan. Ia menjelma jadi tubuh baru bagi roh Nat, sang istri protagonis. Kehadirannya bukan untuk menakut-nakuti, tetapi untuk “membersihkan” luka-luka sosial dan sejarah.

Dengan perangkat itu, Ratchapoom mengirim pesan kuat: kita tak bisa menyedot masalah tanpa mengubah struktur yang menciptakannya. Sebuah kritik cerdas terhadap masyarakat yang lebih sibuk menyamarkan gejala daripada menyembuhkan sumber penyakitnya.

Bahaya Sinkretisme dan Pluralisme Agama

baca:https://www.surau.co/2025/06/17159/ambarawa-konsep-otomatis/

Roh Istri: Hantu Perempuan sebagai Agen Perlawanan

Dalam tradisi horor Thailand, sosok hantu perempuan sering hadir sebagai tokoh yang menuntut keadilan. Dari Mae Nak hingga phi krasue, roh-roh ini bukan sekadar menakutkan, melainkan simbol perempuan yang melawan penindasan.

Dalam film ini, roh Nat tidak hanya hadir sebagai kenangan, tapi juga suara moral. Ia merepresentasikan perempuan kelas pekerja yang bangkit dari kematian untuk menuntut keadilan. Gaya ini memperluas makna feminisme dalam konteks spiritual Asia Tenggara.

Interpretasi Lintas Media: Dari Film ke Novel Grafis dan Kampanye

Simbolisme film ini tidak berhenti di layar bioskop. Dalam novel grafis kontemporer, mereka menggambarkan vacuum cleaner berhantu  menyedot poster propaganda tua. Penulis menggambarkan debu  sebagai lapisan abu yang menutupi arsip dan kenangan. Lebih dari itu sering penulis menghiasi merah menyala, gaya visualnya monokrom, —mewakili utopia yang retak dan sejarah yang berdarah.

Dalam iklan dan kampanye sosial, beberapa merek alat kebersihan mengadopsi metafora “membersihkan debu sejarah.” Sementara aktivis menggunakan figur vacuum berhantu sebagai visual dalam video viral bertema “hapus jejak pelanggaran”.

Jeritan Korban Malapetaka Banjir Aceh

Politik, Gender, dan Lingkungan dalam Narasi Simbolik

A Useful Ghost membuka percakapan penting tentang otoritarianisme, krisis ekologi, dan ketimpangan sosial. Debu menjadi simbol “polusi ideologis” sementara vacuum cleaner menjadi simbol harapan yang menyapu tuntas lapisan penindasan.

Roh perempuan menjadi corong kelas pekerja. Ia membawa suara-suara yang selama ini tertelan debu pabrik dan kekuasaan. Lewat simbol lokal dan spiritual, film ini merumuskan ulang cara kita memandang sejarah dan memori kolektif.

Budaya Lokal yang Mendunia

Ratchapoom tidak meninggalkan akar budayanya. Justru kekuatan A Useful Ghost terletak pada caranya membumikan folklore Thailand dalam format global. Ia menggabungkan humor dan horor dengan kecerdasan simbolik, memperlihatkan bahwa roh lokal bisa menjadi agen global untuk perlawanan dan harapan.

Karya ini, bersama adaptasi lintas medianya, menunjukkan bahwa simbol sederhana seperti debu dan vacuum cleaner dapat memuat beban sejarah dan kritik struktural yang mendalam. Tanpa menggurui, film ini menyentuh lapisan sosial paling halus—dengan cara paling hantu.

Points Rektor UGM dan Kisah Politik Ijazah Jokowi

Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement