Berita
Beranda » Berita » Puan Maharani : Peran Perempuan Dalam Pembangunan Lebih dari Sekadar Tindakan Afirmatif

Puan Maharani : Peran Perempuan Dalam Pembangunan Lebih dari Sekadar Tindakan Afirmatif

Puan Maharani, Ketua DPR RI ( Foto : IG ketua_dprri)

SURAU.CO – Ketua DPR RI, Puan Maharani, menyampaikan pidato kunci dalam sebuah konferensi internasional di Amerika Serikat. Ia menegaskan bahwa pelibatan perempuan dalam pembangunan bukanlah sekadar kebijakan afirmatif. Kebijakan-kebijakan yang bersifat positif dalam berbagai aspek kehidupan. Mulai dari ekonomi, politik, sosial dan budaya. Menurutnya, hal ini merupakan wujud nyata penghormatan terhadap martabat manusia.

Pesan kuat ini ia sampaikan dalam konferensi internasional bertajuk “Role of Women in Strengthening Global Resilience and Advancing Diplomacy”. Acara tersebut berlangsung di California State University (CSU), Sacramento, Amerika Serikat, pada Selasa (10/6) waktu setempat.

“Kita harus terus mengingatkan bahwa melibatkan perempuan dalam proses pembangunan lebih dari sekedar tindakan afirmatif, melainkan sebagai wujud penghormatan terhadap martabat manusia. Perempuan dan laki-laki harus berjuang bersama, bukan untuk mengesampingkan satu sama lain,” kata Puan dalam keterangannya yang dilansir dari laman ANTARA.

Konferensi ini diselenggarakan oleh para mahasiswa CSU dengan dukungan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Acara digelar di Black Honors College Conference Room, salah satu fasilitas utama di kampus yang dikenal asri dan memiliki area konservasi luas itu.

Kesetaraan Gender sebagai Fondasi Pembangunan

Puan Maharani menggarisbawahi pentingnya kesetaraan gender. Ia menyatakan bahwa perbedaan biologis tidak boleh menjadi alasan untuk membedakan peran dalam berbagai aspek kehidupan. Kesetaraan gender, menurutnya, adalah pengakuan bahwa hak setiap individu adalah sama.

Peduli Sumatera: Saat Saudara Kita Menjerit, Hati Kita Harus Bangkit

“Kesetaraan gender mengakui bahwa hak politik, sosial, ekonomi dan budaya laki-laki dan perempuan adalah sama,” tegasnya.

Ia memaparkan bahwa perempuan adalah separuh dari kekuatan besar Indonesia. Populasi perempuan di Indonesia mencapai hampir setengah dari total 280 juta penduduk. Mereka berperan aktif di berbagai sektor penting. Mulai dari politik, ekonomi, sosial, lingkungan, olahraga, hingga ilmu pengetahuan dan riset.

“Banyak perempuan yang telah berkontribusi terhadap kemajuan signifikan bagi Indonesia,” ujar Puan.

Contoh Nyata dari Panggung Politik Indonesia

Untuk mendukung argumennya, Puan memberikan contoh konkret dari Indonesia. Ia menyoroti keberadaan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum. Aturan ini secara jelas mewajibkan partai politik untuk memenuhi kuota minimal 30 persen keterwakilan perempuan di parlemen.

Kebijakan ini terbukti membawa hasil positif. “Selama periode 2019–2024, proporsi perempuan di parlemen berhasil mengalami peningkatan dari 17,3 persen menjadi 21,39 persen,” ungkapnya.

Asosiasi Ma’had Aly Dorong PenguatanDirektorat Jenderal Pesantren

Lebih dari itu, Puan menyebut perempuan Indonesia telah berhasil menduduki posisi kepemimpinan puncak. Ia mencontohkan Presiden Ke-5 RI Megawati Soekarnoputri. Ia juga menyinggung dirinya sendiri sebagai perempuan pertama yang menjadi Ketua DPR setelah 74 tahun Indonesia merdeka.

Peran Perempuan dalam Diplomasi dan Krisis Global

Selain isu kesetaraan gender, Puan juga membahas tantangan krisis global. Ia menyerukan pentingnya membangun ketangguhan bersama untuk menghadapi berbagai tantangan. Krisis ini meliputi perubahan iklim, penurunan ekonomi, hingga dampak perang.

Puan menekankan pentingnya kerja sama antarnegara untuk membangun tatanan dunia yang lebih baik. Dalam konteks ini, perempuan memiliki peran strategis. Menurutnya, perempuan membawa paradigma berbeda yang memperkaya cara berpikir dan bekerja.

“Peran perempuan dalam ikut membangun tatanan dunia yang lebih baik bagi kehidupan sosial, politik, ekonomi, dan budaya, akan memberikan masa depan yang bermartabat untuk diwariskan kepada generasi berikutnya,” tuturnya.

Ia juga menegaskan urgensi kehadiran perempuan di arena diplomasi. “Partisipasi perempuan dalam proses pengambilan keputusan akan menghasilkan upaya pemulihan dan pembangunan tata dunia yang lebih baik, yang membebaskan tata dunia dari ketidakadilan struktural, diskriminasi gender, stereotip, kesenjangan kelompok masyarakat, dan eksploitasi,” terangnya.

Hikayat yang Menggetarkan: Menyelami Kitab Al-Mawa’idhul Ushfuriyah

Sambutan Hangat dan Dukungan Internasional

Kehadiran delegasi Indonesia mendapat sambutan hangat. President CSU Sacramento, Dr. Luke Wood, mengaku bangga menyambut Puan Maharani. Ia melihat momen ini sebagai jembatan untuk membangun hubungan budaya dan kemanusiaan.

“Rekam jejak Ibu Ketua DPR sebagai perempuan pertama yang menjadi Ketua DPR menunjukkan semangat demokrasi yang kuat dan membuat CSU Sacramento merasa kagum,” kata Luke Wood.

Dalam acara tersebut, Puan didampingi oleh sejumlah anggota DPR RI. Di antaranya Ketua Komisi V Lasarus, serta para wakil ketua komisi dari berbagai bidang. Konferensi ini juga menghadirkan pembicara lain dari Indonesia, seperti Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng Pramestuti dan beberapa akademisi terkemuka. Ha

Puan menegaskan komitmen Indonesia di forum internasional seperti P20. Tujuannya adalah untuk terus menyuarakan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan. “Kemajuan dan kesejahteraan umat manusia terwujud apabila perempuannya juga maju dan sejahtera,” pungkasnya. (Tri)


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement