SURAU.CO. Akan ada layanan pemeriksaan kesehatan gratis (PKG) untuk pesantren dan madrasah. Rencananya pelayanan tersebut akan bergulir mulai bulan Juli 2025 mendatang. Untuk itu Kementerian agama mendorong agar kegiatan berlangsung dalam lokasi satuan pendidikan agar menyentuh peserta didik secara langsung dan menyeluruh.
“Ini program besar, menyasar 200 juta penduduk. Khususnya di sekolah-sekolah keagamaan, kita ingin memulai edukasi dan pemeriksaan kesehatan sejak dini. Targetnya bukan hanya siswa, tapi juga para guru dan tenaga kependidikan,” ujar Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin.
Menurut Menkes, program ini akan menyentuh isu-isu krusial seperti gangguan kesehatan mental remaja, masalah gizi, serta risiko kehamilan dini yang berdampak pada stunting. Selain itu Menkes juga menyebut remaja usia yang berumur 20 tahun ke bawah rentan mengalami kehamilan tidak sehat yang berpotensi menimbulkan komplikasi jangka panjang.
Sementara itu Menteri Agama Nasaruddin Umar menyambut positif inisiatif tersebut. “Ini penting. Kesehatan adalah bagian dari ajaran semua agama. Kami siap mendukung sepenuhnya. Insya Allah Kemenag akan proaktif memfasilitasi program ini,” katanya.
Sebagai bentuk komitmen, Kemenag akan segera melakukan kerjasama resmi untuk mendukung pelaksanaan PKG di madrasah dan pesantren. Menag juga mendorong agar kegiatan dilakukan langsung di lokasi satuan pendidikan agar menyentuh peserta didik secara langsung dan menyeluruh.
Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG) ini telah menyentuh sebanyak 7,8 juta masyarakat. Program yang berjalan sejak 10 Februari 2025 menargetkan 280 juta penerima dari balita hingga lansia. PKG merupakan program Presiden Prabowo Subianto. “Dia (Presiden Prabowo) tanya cek kesehatan gratis. Itu kan programnya beliau. Saya sampaikan per kemarin sudah 7,8 juta rakyat Indonesia yang dapat cek kesehatan gratis,” kata Budi, usai bertemu Prabowo di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (3/6).
Budi menambahkan ada sekitar 200.000 orang yang telah memanfaatkan program gratis ini. Setidaknya, terdapat 5 juta orang per bulan yang mendapatkan cek kesehatan gratis. Jumlah ini akan makin bertambah, mengingat programnya akan menyasar sekolah, madrasah dan pondok pesantren mulai bulan depan.
Alasan pemerintah menyelenggarakan program sebagai salah satu langkah penting dalam pencegahan berbagai penyakit berbahaya. Apalagi rencananya ada pemeriksaan yang mencakup skrining kesehatan jiwa yang menyasar mulai dari tingkat SD.
Jenis Pemeriksaan
Setiap jenjang pendidikan berbeda-beda dalam mendapatkan skrining kesehatannya. Pemeriksaan kesehatan untuk anak-anak Sekolah Dasar (SD) mencakup 11 jenis pemeriksaan. Secara lebih rinci, 11 jenis pemeriksaan untuk siswa SD meliputi pemeriksaan telinga, mata, gigi, kesehatan mental, status gizi. Kemudian ada pemeriksaan terkait hepatitis B, tekanan darah, kadar gula darah, tuberkulosis, kebiasaan merokok (untuk kelas 5-6) hingga tingkat aktivitas fisik (untuk kelas 4-6).
Sementara itu yang bersekolah pada Sekolah Menengah Pertama (SMP) menjalani 13 jenis pemeriksaan. Kemudian untuk siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) akan mendapatkan 12 jenis pemeriksaan. Bagi siswa SMP, jenis pemeriksaan sama seperti siswa SD. Akan tetapi ada tambahan pemeriksaan talasemia (khusus kelas 7) dan anemia pada remaja putri. Sementara itu, pemeriksaan untuk siswa SMA serupa dengan SMP, namun tanpa pemeriksaan talasemia
Harapannya dengan adanya program Pemeriksaan Kesehatan Gratis ini, pelajar dapat memperoleh perawatan medis lebih awal jika ada temuan masalah kesehatan. Selain itu, sekolah dapat memastikan lingkungan belajar yang lebih sehat dan kondusif. Program ini juga membantu meningkatkan kesadaran siswa akan pentingnya pola hidup sehat sejak dini.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
