Sosok
Beranda » Berita » Al-Idrisi : Pencipta Globe Pertama

Al-Idrisi : Pencipta Globe Pertama

Al-Idrisi ( Foto : Pinteres )

Bbe  adalah miniatur bumi yang sering juga disebut ‘bola dunia’. Orang pertama yang menciptakan globe adalah seorang ilmuwan muslim bernama Abu Abdullah Muhammad Ibn Muhammad Ibn Abdullah ibn Idris ash- Sharif,  tapi lebih populer dengan nama al-Idrisi dan orang Barat menyebutnya Dresses.

Ia lahir di Ceuta, Spanyol pada tahun 1100 M. Al-Idrisi menempuh pendidikannya di Cordova. Selebihnya Ia banyak berpetualang untuk mempertajam pengetahuannya terutama di bidang geografi. Berbagai sumber menyebutkan bahwa al-Idrisi memiliki garis darah dengan para penguasa idrisyiah di Maroko yang merupakan keturunan Hasan  bin Ali bin Abi Thalib dan cucu Muhammad Saw.

Sejak usia muda, al-I idrisi sudah senang bertualang ke negara-negara lain untuk memperluas pengetahuannya. Pada usia 16 tahun al-Idrisi sudah melakukan perjalanan mulai Afrika Utara, menyusuri wilayah pesisir, termasuk Aljazair hingga sampai di Spanyol atau Andalusia. Ia menghabiskan beberapa waktu di Cordoba, Andalusia untuk belajar. Ssetelah itu perjalanannya berlanjut ke wilayah Prancis, Hungaria bahkan hingga menyeberang ke Inggris. Al- Idrisi  mempelajari berbagai macam literatur dan menggali informasi dan data selama perjalanan itu dari para pedagang muslim yang kerap ditemuinya. Dari situlah ia memperoleh pengetahuan tentang Afrika, Samudra Hindia dan kawasan Timur yang saat ini dikenal dengan kawasan Asia Tenggara . Kemudian ia mulai menyusun semua yang ia peroleh  untuk mendapatkan gambaran tentang dunia.

Nama al-Idrisi  sebagai geographer  dan kartografer ( pembuat peta) menjadi masyur di abad ke-12 M dan menarik perhatian banyak pihak. Ia dikenal memiliki kemampuan membuat peta yang menakjubkan. Pada waktu itu belum ada ahli geografi dan kartografi Barat yang mumpuni  untuk membuat peta dunia secara akurat karena masih menggunakan pendekatan simbolis dan fantasi. Mereka masih bertumpu pada hal mistis dan tradisional dalam membuat peta.  Berbeda dengan peta karya al-Idrisi yang banyak menyajikan data komprehensif dari berbagai wilayah di dunia. Hal itu membuatnya banyak dilirik dari oleh kalangan navigator laut Eropa serta kalangan Militer.

Raja Roger II, Raja Sicilia turunan Normandia merupakan salah satu yang tertarik ‘dengan kemampuan al-Idrisi. Ia  meminta al-Idrisi membuat peta dunia yang terbaru. Setelah al-Idrisi menyetujui permintaan raja,  proyek besar pun dirancang.Proyek pembuatan peta dunia itu melibatkan 12 sarjana yang mana 10 orang diantaranya adalah ilmuwan muslim.

KH. Abdullah Umar Al-Hafidz: Sosok Ulama Penjaga Al-Qur’an dari Semarang

Pembuatan peta ini dilakukan di kota Palermo. Secara kebetulan para navigator dari berbagai wilayah seperti Mediterania,  Atlantik, dan perairan utara kerap bertemu di kota tersebut. Tak  membuang kesempatan, al-Idrisi mengajak Timnya untuk menggali informasi dari setiap navigator  yang tengah beristirahat di Palermo. Kemudian,  penjelasan dari seorang navigator dikonfrontir kepada navigator lainnya. Al-Idrisi  menyaring fakta-fakta yang berhasil  dikumpulkan bersama timnya selama bertahun-tahun. Peta yang diinginkan Raja Roger II,  itu pun selesai dibuat pada tahun 1154  M.

Sebagai seorang geografer yang meyakini bahwa bumi itu berbentuk bulat, al-Idrisi  membuat bola bumi atau globe  dengan bahan perak seberat  400 kg dengan diameter sekitar 80 Inci.  Di dalamnya, al-Idrisi mencantumkan ke tujuh benua lengkap dengan rute perdagangan,danau dan sungai, kota-kota besar, daratan serta pegunungan. Ia juga memasukkan informasi tentang jarak, panjang dan ketinggian secara tepat. Sebagai panduan, al-Idrisi melengkapi bola dunianya itu dengan Kitab al-Rujari atau yang dikenal dengan The Book of Roger. Sebagai imbalan dalam membuat peta dunia yang begitu akurat, al-Idrisi mendapat hadiah dari Raja Roger berupa ratusan ribu keping perak serta sebuah kapal yang penuh dengan cinderamata.

Al-Idrisi juga memberi sumbangan lain di bidang geografi dalam bentuk sebuah buku yang berjudul Nuzhat al-Mushtaq fi Ikhtiraq al-Afaq (Tamasya Orang-Orang Yang Rindu Untuk Menembus Cakrawala). Buku ini merupakan rangkuman perjalanan dan petualangan al-Idrisi. Buku yang sangat fenomenal saat itu dan menjadi kitab acuan bagi para ilmuwan Eropa sehingga dialihbahasakan ke dalam bahasa Latin- bahasa intelektual Eropa kala itu- dengan  dengan judul Geographia Nubiensis yang memuat peta bumi secara detail dan informasi  lengkap tentang negara-negara Eropa. Setelah menyelesaikan buku tersebut, al-Idrisi membuat kembali sebuah kompilasi ensiklopedia yang lebih komprehensi berjudul Rawd Unnas wa Nuzhat al-Nafs.

Al-Idrisi meninggal dunia pada tahun 1166 M. Beberapa karya al-Idrisi masih terus diterjemahkan ke  dalam bahasa Latin. Buku yang sangat populer di daratan Eropa selama beberapa abad.  Oleh National Aeronautics and Space Administration (NASA), nama al-Idrisi pun diabadikan menjadi salah satu pegunungan di Pluto oleh NASA.

Sayangnya peta bumi bulat karya al-Idrisi  jatuh ke tangan penghancur sehingga pecah menjadi lempengan logam. Pada tahun 1517, mozaik temuan  al-Idrisi  dikumpulkan kembali dan mengalami perkembangan secara terus-menerus, sehingga menjadi globe yang dikenal di bangku bangku sekolah saat ini.

Menggali Peran Pemuda dalam Riyadus Shalihin: Menjadi Agen Perubahan Sejati


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement