Meraih Pahala Haji dan Umrah dengan Shalat Isyraq

Shalat Isyraq adalah salah satu amalan sunnah yang memiliki keutamaan luar biasa dalam Islam. Shalat ini dilakukan setelah terbitnya matahari, sekitar 15 hingga 20 menit setelah waktu syuruq (terbitnya matahari secara sempurna). Meski hanya terdiri dari dua rakaat, pahalanya sangat besar dan dijanjikan setara dengan pahala ibadah haji dan umrah yang sempurna.

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh At-Tirmidzi (no. 586), Rasulullah ﷺ bersabda:
“Barangsiapa yang melaksanakan shalat subuh secara berjamaah, kemudian ia duduk di tempat shalatnya sambil berdzikir kepada Allah hingga matahari terbit, lalu ia melaksanakan shalat dua rakaat, maka ia akan mendapatkan pahala seperti pahala haji dan umrah yang sempurna, sempurna, dan sempurna.”

Bayangkan, hanya dengan menjaga waktu, duduk sejenak berdzikir, dan melaksanakan dua rakaat, seorang hamba bisa memperoleh pahala yang setara dengan ibadah agung yang membutuhkan banyak biaya dan tenaga. Ini menunjukkan betapa kasih sayang Allah sangat luas dan memberikan banyak jalan bagi hamba-Nya untuk meraih keutamaan, bahkan dari amalan yang ringan namun konsisten.

Namun perlu diingat, shalat ini tidak bisa dilakukan sembarangan. Syarat utama adalah melaksanakan shalat Subuh berjamaah, kemudian tetap duduk di tempat sembari berdzikir hingga matahari terbit. Ini mengajarkan kita untuk memulai hari dengan ketenangan, memperbanyak ingat kepada Allah, dan tidak terburu-buru meninggalkan tempat ibadah.

Shalat Isyraq juga mengandung banyak hikmah. Selain pahala besar, ia menjadi waktu refleksi dan pembuka hari yang penuh keberkahan. Hati menjadi lebih tenang, jiwa lebih ikhlas, dan semangat dalam menjalani aktivitas harian meningkat.

Dalam kehidupan yang serba cepat ini, shalat Isyraq menjadi oase spiritual yang mengajarkan kita untuk melambat sejenak, mengisi waktu pagi dengan ibadah, bukan hanya aktivitas dunia. Semoga kita termasuk hamba yang diberi kemudahan untuk menjaga amalan ini, dan meraih pahala haji dan umrah setiap pagi. (Tengku Iskandar)