
Kudatuli atau kerusuhan dua puluh tujuh Juli adalah peristiwa Politik berdarah dimana Pemerintah waktu itu merasa khawatir terhadap PDI apabila Partai itu terus diperintah oleh Megawati Soekarno Putri. Pemerintah merasa perlu untuk menyingkirkan Mega dari PDI.
Peristiwa Kudatuli dimulai ketika Soeharto dan pembantu militernya merekayasa Kongres PDI di Medan dan ingin menjadikan Soerjadi sebagai Ketua Umum PDI. Rekayasa pemerintahan Orde Baru untuk menggulingkan Megawati yang kala itu menjabat sebagi Ketua Umum PDI. Atas hal ini Mega melakukan perlawanan, dalam rangka melakukan perlawanan, Mega dan pendukungya membuat Mimbar bebas dengan cara duduk-duduk dan berdiskusi berhari-hari di Kantor PDI.
Mimbar bebas yang menghadirkan sejumlah tokoh kritis dan aktivis penentang Orde Baru, telah mampu membangkitkan kesadaran kritis rakyat atas perilaku politik Orde Baru. Sehingga ketika terjadi pengambilalihan secara paksa, perlawanan terjadi. Mereka sudah tidak takut lagi terhadap apapun resikonya. Dalam kata lain, mereka sudah muak dengan cara-cara Orde Baru menggembosi partai.
Kantor PDI kemudian diserbu oleh orang-orang yang mengenakan Kaos merah PDI, tujuan mereka menduduki kantor Partai dan mengusir para pendukung Mega. Dalam aksi ini terjadi tawuran antara kedua kubu, namun anehnya Aparat Kepolisian yang melihat kejadian malah justru membela penyerang. Dalam Tragedi ini 5 orang tewas, 149 orang terluka, 23 orang hilang.
Belakangan berdasarkan investigasi, diketahui jika masa yang menyerbu adalah tentara yang menyamar menjadi Pendukung Soerjadi, Hal ini diungkap oleh sebuah Dokumen dari Laporan Akhir Komisi Nasional Hak Asasi Manusia yang menyebutkan pertemuan tanggal 24 Juli 1996 di Kodam Jaya dipimpin oleh Kasdam Jaya Brigjen Susilo Bambang Yudhoyono. Hadir pada rapat itu adalah Brigjen Zacky Anwar Makarim, Kolonel Haryanto, Kolonel Joko Santoso, dan Alex Widya Siregar. Dalam rapat itu, Susilo Bambang Yudhoyono memutuskan penyerbuan atau pengambilalihan kantor DPP PDI oleh Kodam Jaya. Kelak, karena PDI sudah direbut dan dianggap tercemar, Mega mendirikan PDI-Perjuangan pada 1999. #cikalbakalawalreformasi (Khafi Ahmad)
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
