Peluang Jokowi Jadi Ketua Umum PSI Dinilai Cukup Besar
Surau.co – Presiden ketujuh Republik Indonesia, Joko Widodo atau yang akrab disapa Jokowi, sedang mempertimbangkan peluangnya untuk maju sebagai Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Ia ingin memastikan jika nantinya mendaftar, peluangnya menang benar-benar besar dan tidak sampai kalah. Lalu, bagaimana sebenarnya peluang Jokowi untuk maju dan berhasil jadi Ketum PSI?
Agung Baskoro, Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis, menilai bahwa secara pribadi, Jokowi membutuhkan wadah politik untuk menjaga eksistensinya. Layaknya Megawati Soekarnoputri yang menakhodai PDI Perjuangan.
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang duduk sebagai Ketua Majelis Tinggi di Partai Demokrat, Jokowi pun membutuhkan ‘perahu’ agar tetap berlayar di samudera politik. Di sisi lain, PSI juga memerlukan sosok yang kuat dan punya pengaruh besar, seperti Jokowi.
Bagi Agung, ini ibarat simbiosis politik: Jokowi mencari kendaraan untuk warisan kekuasaannya, sementara PSI mendambakan sosok kuat yang bisa mendongkrak pamor partai. Oleh karena itu, peluang Jokowi untuk maju sebagai Ketua Umum PSI sebenarnya cukup besar.
“Tapi, beliau juga berhati-hati. Kalau maju, harus yakin tidak akan ada pesaing yang kuat dan bisa mengalahkan. Jangan sampai nanti kalah dan jadi bahan pembicaraan,” ujar Agung.
PSI dan Jokowisme: Keterikatan yang Kuat
Agung menambahkan, PSI sejak awal sudah mengidentifikasi dirinya sebagai partai yang mengikuti mazhab Jokowisme. Jadi, secara otomatis, jika Jokowi maju, kandidat lain pasti akan berpikir ulang untuk ikut bertarung.
Bahkan, kemungkinan mereka menunda pendaftaran atau mengalah dulu agar tidak berhadapan langsung dengan Jokowi. Sebut saja Kaesang Pangarep, anak Jokowi, yang juga sempat muncul sebagai calon kuat dalam internal PSI. Namun, dengan kehadiran Jokowi, persaingan pun akan menjadi sangat ketat.
Alasan Jokowi Butuh PSI sebagai Kendaraan Politik
Selain menjaga citra dan popularitasnya, Jokowi sebenarnya punya beberapa alasan kuat untuk butuh PSI sebagai kendaraan politiknya. Pertama-tama, Jokowi bertekad merawat jejak dua periode kepemimpinannya agar tak lenyap ditelan riuhnya panggung politik.
Kedua, ia ingin pengaruh politiknya tetap terjaga dan tidak memudar, baik di mata elite politik maupun masyarakat umum. Ketiga, PSI bisa menjadi benteng pertahanan Jokowi. Dengan menjadi Ketum PSI.
Jokowi dan keluarganya akan punya perlindungan politik yang kuat dari berbagai serangan politik yang selama ini dialami. Contohnya, isu-isu terkait ijazah dan ancaman pemakzulan yang pernah menghampiri Jokowi dan keluarganya seperti Mas Gibran.
Magnet Figur Jokowi Bisa Dorong Perkembangan PSI
Agung turut menyoroti bahwa sosok Jokowi yang kuat memberi dorongan besar bagi laju cepat PSI ke depan. Figur Jokowi dianggap punya magnet kuat untuk menarik banyak orang masuk dan bergabung dengan PSI.
Namun, semuanya tergantung bagaimana manajemen partai bisa mengemas dan mengorkestrasi figur Jokowi ini secara tepat.Momen sekarang pun dinilai pas bagi Jokowi untuk mengambil peran itu, karena ia masih memiliki pengaruh besar yang bisa dipakai untuk mengembangkan partai.
Jokowi Masih Hitung-Hitung untuk Daftar
Sebelumnya, Jokowi juga sempat berbicara soal peluangnya menjadi Ketua Umum PSI. Ia mengaku masih melakukan kalkulasi dan mempertimbangkan matang-matang supaya jika daftar, dia tidak sampai kalah.
“Iya, masih, masih dalam kalkulasi. Jangan-jangan, begitu saya ikut daftar, malah saya yang tumbang duluan,” celetuk Jokowi sambil tertawa.Namun, sampai saat ini, Jokowi mengaku belum mendaftar karena proses pemilihan Ketua Umum PSI masih cukup panjang. Pendaftaran baru akan berlangsung sekitar Juni atau Juli, jadi masih ada waktu untuk berpikir lebih jauh.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
