Arah Baru Ekonomi dan Regional: Prabowo dan Albanese Sepakati Langkah Strategis
Surau.co – Presiden terpilih Prabowo Subianto dan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese mengadakan pertemuan penting di Istana Merdeka, Jakarta, pada Kamis (15/5/2025). Pertemuan ini memperkuat kemitraan strategis Indonesia dan Australia di berbagai sektor utama.
Kedua pemimpin menunjukkan komitmen kuat untuk meningkatkan kerja sama ekonomi, pertahanan, dan integrasi kawasan Asia-Pasifik secara menyeluruh. Dengan semangat persahabatan, mereka membuka babak baru dalam hubungan bilateral kedua negara.
Evaluasi IA-CEPA: Perluasan Kerja Sama untuk Kepentingan Nasional
Dalam pertemuan tersebut, Prabowo dan Albanese sepakat meninjau ulang implementasi Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia (IA-CEPA) yang telah berlaku sejak 2020. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan bahwa pemerintah Indonesia siap memperluas cakupan perjanjian ini dengan memasukkan sektor-sektor baru yang lebih strategis.
Pemerintah menargetkan sektor mineral kritis sebagai tambahan utama. Langkah ini dinilai penting untuk menjaga keselarasan antara perjanjian dagang dan kepentingan ekonomi jangka panjang Indonesia.
Mineral Kritis: Kunci Ekosistem Kendaraan Listrik Nasional
Pemerintah melihat mineral kritis seperti litium dan nikel sebagai komponen vital untuk mengembangkan ekosistem kendaraan listrik (EV) nasional. Melalui pembaruan CEPA, Indonesia ingin memperkuat perannya dalam rantai pasok industri baterai global.
Airlangga menyebut kerja sama ini sejalan dengan visi Presiden Prabowo yang ingin mempercepat transisi energi bersih dan memperkuat kemandirian industri dalam negeri. “Kami ingin membangun ekosistem EV dari hulu hingga hilir dengan dukungan kemitraan strategis,” jelasnya.
Perdagangan Meningkat Pesat: Peluang Ekonomi Terbuka Lebar
Sejak implementasi CEPA pada 2020, nilai perdagangan Indonesia dan Australia melonjak hampir dua kali lipat. Pemerintah menilai pencapaian ini sebagai sinyal positif bahwa kemitraan ekonomi bilateral memiliki potensi besar untuk terus tumbuh.
Indonesia kini berupaya mendorong peningkatan lebih lanjut, terutama di sektor bernilai tambah yang menopang pertumbuhan industri strategis nasional.
Pasokan Litium Australia Dorong Industri Baterai di Morowali
Sebagai contoh konkret, Indonesia saat ini mengimpor sekitar 80 ribu ton litium dari Australia. Pemerintah mengolah litium tersebut di Kawasan Industri Morowali, Sulawesi Tengah, yang menjadi pusat produksi baterai kendaraan listrik nasional.
Kolaborasi ini menciptakan rantai pasok terintegrasi dari bahan mentah hingga produk akhir, sekaligus memperlihatkan keseriusan Indonesia dalam membangun industri energi bersih secara mandiri.
Australia Dukung Program Prioritas Sosial Prabowo
Australia juga menyatakan dukungan terhadap berbagai program sosial unggulan Presiden Prabowo. Salah satunya adalah program “Makan Bergizi Gratis” yang bertujuan meningkatkan gizi dan kesehatan anak-anak di seluruh Indonesia.
Dukungan ini menunjukkan pendekatan kemitraan yang lebih holistik, di mana kerja sama kedua negara tidak hanya fokus pada ekonomi, tetapi juga menyentuh sektor sosial yang langsung berdampak pada kesejahteraan masyarakat.
Australia Siap Bantu Akses Indonesia ke CPTPP dan OECD
Australia menyatakan kesediaannya untuk membantu proses aksesi Indonesia ke dalam dua organisasi ekonomi besar: CPTPP (Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership) dan OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development).
Sebagai ketua CPTPP saat ini, Australia memiliki posisi strategis untuk mendorong percepatan keanggotaan Indonesia. Langkah ini akan membuka lebih banyak peluang investasi dan meningkatkan reputasi Indonesia dalam forum ekonomi global.
Airlangga menyebutkan bahwa kementerian dan lembaga terkait akan segera menindaklanjuti hasil pertemuan tersebut agar kerja sama konkret dapat segera direalisasikan.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
