Sedang Ditahan di Den Haag Bisa Menang Pemilu, Itulah Hebatnya Duterter
Surau.co – Rodrigo Duterte kembali mencetak sejarah politik di Filipina. Di usia 80 tahun dan dalam status tahanan Mahkamah Pidana Internasional (ICC), ia berhasil merebut kursi Wali Kota Davao dalam pemilihan sela pada Senin, 12 Mei 2025. Jumlah suara yang diraihnya fantastis—lebih dari 660.000 atau delapan kali lipat dari lawannya.
Meski terbelit dakwaan atas kejahatan kemanusiaan, dukungan masyarakat tidak surut. Bahkan, kemenangannya justru memperkuat cengkeraman politik keluarga Duterte di Filipina, khususnya di wilayah selatan.
Di Balik Jeruji, Suara Rakyat Tetap Mengalir
Duterte saat ini sedang ditahan ICC di Den Haag karena kebijakan “perang terhadap narkoba” saat menjabat presiden. Banyak yang mengira itu akan mengakhiri karier politiknya. Namun hukum di Filipina masih memberi ruang bagi siapa pun yang belum divonis tetap maju sebagai kandidat.
Dengan status hukum yang belum inkrah, Duterte sah mencalonkan diri dan sah pula memenangkan pemilu. Rakyat Davao tampaknya belum kehilangan kepercayaan padanya. Mereka tetap memilihnya, menjadikan kemenangan ini bukan hanya soal angka, tetapi juga simbol kekuatan loyalitas yang luar biasa.
Keluarga Duterte Semakin Mendominasi Politik Lokal
Bukan hanya Rodrigo Duterte yang kembali naik panggung. Putra bungsunya, Sebastian Duterte, berhasil menjadi Wakil Wali Kota Davao. Putra sulungnya, Paolo Duterte, juga kembali melenggang ke kursi DPR. Bahkan dua cucu Duterte ikut menang dalam pemilu lokal lainnya. Tak berhenti di situ, lima kandidat yang didukung keluarga Duterte menempati posisi atas dalam perolehan suara calon senator.
Dinasti Duterte bukan hanya bertahan, tapi berkembang. Mesin politik keluarga ini bekerja sangat solid, menunjukkan bahwa mereka masih sangat relevan dalam peta kekuasaan Filipina.
Sara Duterte Dapat Momentum untuk Selamatkan Karier Politik
Di sisi lain, kemenangan ini memberi angin segar bagi Sara Duterte, yang kini menjabat Wakil Presiden. Sara sedang menghadapi ancaman pemakzulan akibat tuduhan penyalahgunaan dana negara dan dugaan konspirasi terhadap Presiden Ferdinand Marcos Jr. Jika terbukti, ia bisa dicopot dan dilarang berpolitik seumur hidup.
Namun, kemenangan ayah dan keluarganya di berbagai posisi menjadi penopang yang memperkuat posisi politik Sara. Ia bahkan disebut tengah bersiap maju sebagai calon presiden di masa depan. Kemenangan keluarga ini menjadi tameng sekaligus panggung untuk comeback politik Sara Duterte.
Pelantikan Tetap Dipersiapkan, Meski Fisik Duterte Tak Hadir
Meski Duterte tidak bisa hadir secara langsung karena masih ditahan, proses pelantikan sebagai Wali Kota Davao tetap disiapkan. Sara Duterte mengungkapkan bahwa timnya sedang menyusun skenario terbaik agar sang ayah tetap bisa diambil sumpah. Salah satu opsi yang dibahas adalah pelantikan virtual atau melalui perwakilan.
Untuk sementara, kemungkinan besar Sebastian Duterte akan menjalankan tugas sebagai pelaksana harian wali kota. Ini menunjukkan bahwa kemenangan Duterte bukan sekadar simbolis, tapi memiliki konsekuensi administratif dan politik yang nyata di tingkat daerah.
Dinasti Duterte, Masih Jadi Nama Besar di Filipina
Kemenangan Duterte di tengah badai hukum internasional menegaskan satu hal: namanya masih sangat kuat di mata rakyat Filipina, khususnya di Davao. Dinasti politik yang sempat diragukan setelah masa jabatan presidennya habis, kini justru menunjukkan kekuatan penuh. Melalui anak, cucu, hingga sekutu politik, nama Duterte kembali mewarnai semua lini kekuasaan, dari lokal sampai nasional.
Ke depan, bukan tidak mungkin Filipina akan kembali melihat seorang Duterte bertarung di pemilu presiden. Untuk sekarang, satu hal pasti—pengaruh Rodrigo Duterte belum selesai.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
