Nasional
Beranda » Berita » Apa Itu Buzzer Politik dan Bagaimana Mereka Bekerja?

Apa Itu Buzzer Politik dan Bagaimana Mereka Bekerja?

Buzzer Politik
Buzzer Politik

Siapa Itu Buzzer Politik?

Surau.co-Buzzer politik bukan sekadar akun yang ramai di media sosial. Mereka adalah individu atau kelompok yang menyebarkan pesan politik secara terorganisir. Tugas utama mereka adalah membentuk opini publik melalui media digital seperti Twitter, Facebook, dan Instagram.

Biasanya mereka bekerja atas nama tokoh, partai, atau kelompok berkepentingan tertentu. Aktivitas mereka sering kali menyamar sebagai pendapat warga biasa. Namun, sebenarnya mereka memiliki agenda yang jelas dan terstruktur.

Tujuannya bisa untuk mendongkrak citra atau menjatuhkan lawan politik. Mereka memanfaatkan isu-isu viral untuk memancing reaksi publik secara emosional. Dengan cara ini, mereka mampu mengarahkan narasi sesuai kepentingan.

Buzzer bekerja dengan cepat dan responsif terhadap tren. Mereka juga sering menggunakan akun palsu atau anonim agar lebih bebas bergerak. Tak jarang, mereka menyebarkan informasi yang belum tentu benar atau terverifikasi.

Bagaimana Cara Kerja Mereka?

Buzzer politik punya pola kerja yang rapi dan sistematis. Mereka biasanya menerima arahan konten dari pihak pemberi tugas. Setiap buzzer punya peran masing-masing, ada yang bikin narasi, ada yang sebar tagar.

Peduli Sumatera: Saat Saudara Kita Menjerit, Hati Kita Harus Bangkit

Konten yang disiapkan lalu disebar secara serempak agar jadi viral. Strategi ini disebut amplifikasi, yaitu memperbesar jangkauan pesan dalam waktu singkat. Untuk lebih efektif, mereka memakai tools otomatis atau bot yang mempercepat penyebaran.

Tak jarang mereka menggunakan database kata kunci yang sedang tren. Mereka menyesuaikan gaya bahasa sesuai target audiens agar lebih mudah diterima. Misalnya, untuk anak muda, mereka pakai gaya santai dan meme.

Siapa yang Membayar Mereka?

Buzzer politik tidak bekerja secara sukarela, tentu ada imbalannya. Pembayaran bisa datang dari politisi, partai, atau pihak berkepentingan lainnya. Biasanya transaksi dilakukan secara tertutup dan tanpa jejak digital yang jelas.

Buzzer profesional bahkan memiliki tarif sesuai jangkauan dan pengaruh akunnya. Ada yang dibayar per cuitan, per trending tagar, bahkan per durasi kampanye. Pembayaran tidak selalu berbentuk uang tunai.

Ada juga yang dibayar dengan jabatan, fasilitas, atau akses ke kekuasaan. Buzzer elite biasanya bekerja melalui agensi komunikasi politik. Mereka punya jaringan luas dan sistem kerja seperti perusahaan profesional.

Asosiasi Ma’had Aly Dorong PenguatanDirektorat Jenderal Pesantren

Semakin besar proyek politiknya, semakin banyak pula buzzer yang dilibatkan. Transparansi soal ini sangat rendah, sehingga publik sulit melacak. Itulah kenapa banyak yang tidak sadar sedang terpengaruh buzzer. Padahal opini yang terbentuk bisa menentukan arah kebijakan negara.

Secara hukum, menjadi buzzer politik tidak otomatis ilegal. Tapi aktivitas mereka bisa jadi bermasalah jika menyebarkan hoaks atau ujaran kebencian. Indonesia punya UU ITE yang mengatur informasi elektronik dan penyebarannya.

Jika buzzer menyebarkan konten menyesatkan, mereka bisa dikenai sanksi pidana. Namun, karena mereka sering menyamarkan identitas, penindakan menjadi sulit. Selain itu, buzzer sering menggunakan celah hukum agar tidak bisa ditindak.

Misalnya dengan hanya menyebar opini, bukan fakta yang salah. Tapi publik tetap perlu waspada karena opini bisa sangat mempengaruhi persepsi. Legal atau tidak, keberadaan buzzer jelas punya dampak besar.

Bagaimana Kita Menyikapinya?

Buzzer politik akan selalu ada selama ada kepentingan. Kita tidak bisa sepenuhnya menyingkirkan mereka, tapi bisa bersikap bijak. Cara terbaik adalah meningkatkan literasi digital dan mengenali pola kerja mereka.

Cara Orang Hutan Hidup Di Kota

Biasakan untuk memeriksa informasi dari berbagai sumber sebelum mempercayainya. Perhatikan gaya bahasa dan intensitas penyebaran informasi tertentu. Jika sebuah narasi terlalu sering muncul secara seragam, patut dicurigai.

Kita juga bisa melaporkan akun-akun yang menyebar informasi menyesatkan. Gunakan fitur pelaporan di media sosial untuk mencegah penyebaran lebih lanjut. Media massa dan jurnalis juga punya peran penting meluruskan informasi.


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement